Berdomisili di Jakarta
Zaid
bin Tsabit berasal dari Khazraj. Ia anak yang cerdas. Zaid bin Tsabit dapat
menulis dalam dua bahasa sekaligus, yaitu bahasa Arab dan bahasa Ibrani. Saat
usianya 11 tahun, ia bertemu dengan nabi Muhammad SAW di kota Madinah.
Ketika
itu Zaid bin Tsabit diizinkan ikut serta dalam perang Khandaq. Ia membantu
mengangkut dan memindahkan tanah galian bersama kaum muslimin lainnya.
Suatu
kali, Zaid mengantuk dan tertidur. Tak lama datanglah Umarah bin Hazm mengambil
pedangnya tanpa disadari Zaid. Rasulullah SAW bersabda,
“Hai tukang tidur!
Engkau tidur sampai pedangmu hilang!” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “ Siapa
yang mengetahui tentang pedangnya?”
Umarah
bin Hazm menjawab, “Aku wahai Rasulullah. Aku yang mengambilnya.” Dia pun
mengembalikannya. Maka Rasulullah SAW melarang seseorang untuk menakut-nakuti
atau mengambil barangnya dengan maksud bermain-main.
Nah,
adik-adik. Berarti kita tidak boleh menjahili teman, biarpun dengan maksud
bermain-main. Misalnya menyembunyikan sepatunya, menempelkan permen karet di
bangku, atau mengejutkan teman dengan tiba-tiba. Mungkin kita merasa lucu melihat
tingkah laku teman yang dijahili, namun sadarkah teman-teman? Perbuatan-perbuatan
itu membuat teman kita sedih, terkejut dan cemas.
Bayangkan
jika kita yang dijahili, misalkan sepatu kita disembunyikan oleh teman. Tentu
kita menjadi bingung dan cemas karena memikirkan sepatu yang hilang, mencari ke
sekeliling sekolah tanpa alas kaki. Bagaimana jika tiba-tiba, kaki kita terluka
karena menginjak benda tajam? Bayangkan jika peristiwa itu menimpa teman yang
dijahili, tentu kita merasa kasihan. Perbuatan jahil yang kita lakukan
mencelakai mereka.
Kalau
perbuatan menjahili teman tidak kita hentikan, bisa saja teman-teman pergi menjauh,
mereka tidak merasa nyaman, terganggu, dan takut dijahili. Akibatnya tidak ada
yang mau berteman dengan kita. Nah, kita tidak mau kan dijauhi teman karena
perilaku kita yang buruk?. Tidak enak bermain sendirian.
Rasulullah
SAW bersabda, “Tidak boleh ada gangguan (akibat yang merugikan dan menyedihkan)
dan tidak boleh ada paksaan.” (HR. Malik).
Jadi
perbuatan menjahili teman atau orang lain dilarang oleh agama kita karena
menimbulkan gangguan yang merugikan orang yang dijahili. Sebaik-baik manusia
yang paling banyak memberi manfaat dan orang-orang di sekitarnya merasa aman.
Dia tidak suka mengganggu baik dengan perbuatan ataupun ucapannya.
Jadi
kawan, yuk kita berusaha menjadi anak yang shaleh dan shalehah! Perbuatan
menjahili orang lain tidak ada manfaatnya. Lebih baik kita melakukan kegiatan
lain yang bermanfaat dan menyenangkan. Ada banyak kegiatan yang lebih seru dan
menarik daripada menjahili orang lain, misalnya bersepeda, membaca buku, olah
raga atau bermain bersama teman-teman.
Tanpa
menjahili orang lain hidup kita akan lebih tenang, karena tidak ada orang yang
marah, dendam, dan ingin membalas perbuatan menjahili yang kita lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar