Pages

Kerja Bakti di MIM Panolan



Oleh Zahier Haiekal Al Jabbar

(Siswa Kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Panolan) 

Hari Sabtu pagi, mentari bersinar cerah di atas langit Desa Panolan. Angin bertiup lembut, menggoyangkan daun-daun mangga di halaman Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Panolan. Hari itu bukan hari belajar seperti biasa. Para siswa datang dengan pakaian santai, membawa sapu, ember, kain pel, dan cangkul kecil.

“Assalamu’alaikum!” sapa Zahier sambil mengayuh sepedanya masuk ke halaman madrasah. Ia mengenakan kaos berwarna biru dan celana panjang. Di sepedanya tergantung sapu ijuk dan karung bekas.

“Wa’alaikumussalam, Zahier!” balas teman-temannya yang sudah datang lebih dulu. Mereka semua semangat menyambut kegiatan hari itu: kerja bakti membersihkan lingkungan madrasah.

Pak Guru Rifa’i, yang bertugas sebagai koordinator kerja bakti, berdiri di depan masjid kecil di sisi madrasah. Ia tersenyum lebar sambil membawa kertas daftar tugas.

“Anak-anak, hari ini kita akan bergotong royong membersihkan lingkungan MIM Panolan. Kegiatan ini untuk menyambut datangnya Bulan Muharram dan menjaga kebersihan sekolah kita tercinta,” kata beliau dengan suara berwibawa.

Anak-anak bersorak riang. Zahier dan beberapa temannya seperti Raka, Faizah, dan Lintang langsung mendapat tugas membersihkan taman. Mereka mencabuti rumput liar, mengangkat sampah plastik, dan menyapu daun-daun kering.

“Awas, ada ulat bulu!” teriak Raka saat melihat makhluk kecil merayap di balik rumput. Anak-anak tertawa geli, tapi tetap hati-hati.

Sementara itu, kelompok lain membersihkan ruang kelas. Mereka mengepel lantai, membersihkan jendela, dan merapikan meja serta bangku. Bahkan sebagian anak yang lebih besar membantu mengecat pagar dengan warna hijau muda yang baru.

“Wah, pagar sekolah kita jadi kelihatan segar ya,” kata Faizah sambil menunjuk pagar yang mulai terlihat mengilap.

Zahier yang dikenal suka membuat mainan dari barang bekas tiba-tiba punya ide. Ia mengumpulkan botol plastik yang sudah tidak terpakai lalu dibersihkannya. “Nanti, botol ini bisa kita jadikan pot gantung untuk bunga!” katanya penuh semangat.

Guru-guru yang melihat inisiatif itu langsung memberi pujian. “Bagus sekali, Zahier. Kamu bisa ajak teman-temanmu membuat pot kreatif minggu depan,” ujar Bu Rohmah, guru kelas 5.

Menjelang pukul sebelas siang, kerja bakti pun hampir selesai. Halaman madrasah kini tampak bersih dan rapi. Taman terlihat indah, ruang kelas wangi, dan tempat sampah baru dari ember bekas telah terpasang di beberapa sudut.

Pak Rifa’i kemudian membagikan es krim dan air mineral untuk menyegarkan anak-anak yang lelah tapi senang. Mereka duduk bersama di bawah pohon rindang, tertawa sambil menikmati bekal masing-masing.

“Kerja bakti hari ini seru banget, ya!” kata Lintang.

“Iya, meski capek, tapi aku senang lihat sekolah kita jadi bersih dan cantik,” tambah Zahier.

Sebelum pulang, seluruh siswa berdoa bersama. Mereka mengucapkan syukur dan harapan agar madrasah mereka selalu diberkahi dan menjadi tempat belajar yang nyaman.

Hari itu, bukan hanya madrasah yang menjadi bersih, tapi juga hati mereka yang dipenuhi rasa kebersamaan dan cinta terhadap sekolah. Kerja bakti di MIM Panolan menjadi cerita indah yang akan mereka kenang selamanya.

_______

Catatan:

Cerpen anak di atas dibuat berbantuan Artificial Intelligence (AI)

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar