Pages

Ikan Cupang Pinpang

 Oleh Anton Sucipto, SP


 

Pinpang tampak sedang duduk di kursi, yang terbuat dari bambu, di depan halaman sekolah. Tiba-tiba, Jali datang menghampiri.

 

"Kamu jadi membeli ikan cupang!" ujar Jali.

 

"Ya, dong. Kegemaranku itu memelihara ikan cupang," sahut  Pinpang.

 

Mereka lalu membeli ikan cupang, di toko yang terletak tak jauh, dari gedung sekolah.

 

Pada esok harinya, Pinpang dan Jali pergi ke rumah kakek Dudung, seorang kakek yang sudah puluhan tahun, memelihara ikan cupang. Kebetulan hari itu adalah hari minggu. Mereka akan belajar untuk merawat ikan cupang dengan benar.

 

"Kalian ini memang sudah mantap untuk memelihara ikan cupang?" tanya Kakek itu.

"Tentu saja!" jawab mereka kompak.

 

"Kakek terlebih dahulu ingin menjelaskan tentang manfaat memelihara ikan cupang," tutur Kakek itu.

 

Kemudian kakek Dudung memulai cerita, menerangkan mengenai manfaat memelihara ikan cupang. Manfaat dari memelihara ikan cupang yang utama, adalah memberikan rasa tenang dan menyenangkan. Efek suara aliran air, gelembung, gelombang laut yang ditaruh di akuarium dapat menambah rasa tenang. Manfaat lainnya yaitu menstabilkan tekanan darah. Jika kita melihat ikan cupang berwarna-warni dan berenang pada akuarium, di kamar tidur, dapat meningkatkan kualitas tidur.  Ikan cupang akan memberi energi positif. Siripnya yang menjuntai indah dan berwarna-warni, termasuk hewan yang bergerak aktif. Ikan cupang efektif memakan jentik nyamuk, dan membantu mengelola penyakit diabetes. Sehingga kita akan selalu sehat.

 

"Bagaimana cara merawat ikan cupang?" tanya Pinpang.

"Merawatnya cukup mudah, dengan rajin membersihkan wadah cupang, sedikitnya satu kali dalam seminggu. Jangan lupa untuk menjemur ikan cupang, agar ikan lebih segar terbebas dari bakteri dan jamur. Kita tak perlu memasang aerator, di akuarium karena ikan cupang mampu menarik udara sendiri dari permukaan air," sahut Kakek itu menjelaskan.

 

"Aerator itu apa?" Pinpang penasaran.

 

"Aerator adalah sebuah alat penghasil gelembung udara, yang menghasilkan tambahan oksigen pada akuarium. Oksigen tersebut sangat dibutuhkan bagi ikan hias air tawar, supaya bisa hidup di dalam akuarium," jawab Kakek itu.

Biasanya ikan ditempatkan dalam akuarium dengan ukuran minimal 18 liter, akuarium, sebaiknya menggunakan wadah yang berukuran 20x15x15 cm. Ikan cupang yang kecil tidak perlu menggunakan wadah yang besar. Sehingga lebih baik menggunakan akuarium atau toples yang sesuai dengan ukurannya.

Kemudian Kakek Dudung mengajak mereka untuk memancing ikan di sungai, yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Setelah sampai di sana, Lintang tampak serius memasang umpan di kail pancingan. 

 

"Jali, kau tak mau ikut memancing?" tanya Pinpang, sambil melemparkan kail ke dalam sungai.

"Nanti saja," sahut Jali singkat.

 

"Jika kalian ribut dan berisik sendiri, nanti ikan-ikannya tak bisa di pancing!" ucap Kakek itu.

Kedua anak itu mengangguk bersamaan. Hampir beberapa menit berlalu, tapi mereka belum mendapat seekor ikan. Tiba-tiba Pinpang terkaget-kaget melihat pancinganya bergerak-gerak.

 

"Hore! aku dapat ikan!" seru Pinpang.

 

Lalu ikannya di masukkan ke dalam ember yang sudah di bawa dari rumah.

"Itu bukan ikan cupang. Ini namanya ikan mujahir," kata kakek itu, sambil memegang ikan di dalam ember itu.

 

Mereka terlihat senang sekali mendapatkan banyak ikan di sana. Dua ember telah penuh dengan ikan. 

 

"Ayo kita berjalan ke arah selatan!" ujar Kakek itu sambil berbelok ke arah selatan.

 

"Kenapa kita ke arah selatan, Kek?" tanya Jali heran.

"Nanti kamu juga tahu!" sahut Kakek itu, sembari terus mempercepat langkahnya.

Beberapa saat kemudian, mereka tiba di suatu tempat yang rindang. Di sekitar tempat itu banyak ditumbuhi pohon jambu. Tetapi di tengahnya tampaklah sebuah genangan air yang tidak terlalu luas.

"Di sana ada beberapa gelembung air, yang berwarna putih! Beberapa bulan yang lalu, Kakek pernah memelihara ikan cupang di sungai kecil ini!" kata Kakek itu, sambil menunjuk ke tempat yang penuh genangan air.

 

Tempat itu lebih mirip sebuah sungai namun tidak luas. Kakek itu sedang memegang sebuah jaring kecil, penangkap ikan. Lalu dengan alat itu, mulai mengambil sesuatu dari dalam balik gelembung air, yang berwarna putih, di atas genangan air di tempat itu.

 

"Pasti ada ikan cupang!" kata kakek tua itu, sambil mengambil seekor ikan kecil, dari dalam alat itu.

Setelah mendapatkan beberapa ekor ikan cupang, mereka bergegas menuju rumahnya.

 

"Kalian ambil ikan mujahir di dalam ember," perintah kakek itu.

 

"Ikan mujahirnya untuk apa?" tanya Jali.

 

"Nanti digoreng ikannya!" sahut Kakek itu.

 

"Ikan cupangnya jangan digoreng ya?" Pinpang cemas.

 

"Mana mungkin ikan cupang digoreng. Kakek hanya menggoreng ikan mujahir saja," jawab Kakek itu, sambil tersenyum.

 

Sore itu mereka makan ikan bersama-sama. 

"Ingat, jangan suka bermain adu ikan cupang! Lebih baik ikannya dipelihara saja," tutur Kakek itu.

"Baik, Kakek," sahut mereka bersamaan.

Pinpang berjanji akan memelihara ikan cupang dengan baik dan benar.

 

Penulis :

Anton Sucipto, SP.

Ketika kecil suka membaca buku petualangan yang ditulis oleh penulis terkenal Enyd Blyton. Suka makan bakso juga.

 

 

 

 

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar