![]() |
Ilustrasi dibuat dengan menggunakan AI |
Oleh Muhammad Aziz Maulana Putra
Pelajar SMK Ma'arif Tunjungan Blora, Jateng
Di sebuah desa kecil yang sunyi, hiduplah seorang anak yatim piatu bernama Fadhil. Sejak kecil, ia sudah terbiasa dengan kesederhanaan dan kesulitan. Fadhil tinggal di gubuk reyot peninggalan orang tuanya yang telah lama tiada. Setiap hari, ia bekerja keras membantu warga desa demi mendapatkan sekeping roti atau sedikit nasi untuk mengisi perutnya yang keroncongan.
Walau hidup dalam kesengsaraan, Fadhil tidak pernah mengeluh. Ia anak yang rajin dan selalu tersenyum. Setiap pagi, ia menyapu halaman rumah Pak Hasan, membantu Bu Siti memetik sayuran, dan mengantarkan barang untuk para pedagang di pasar. Semua pekerjaan itu ia lakukan dengan sepenuh hati.
Suatu hari, ketika sedang membersihkan halaman rumah Pak Hasan, Fadhil menemukan sebuah kantong kecil berdebu di bawah pohon mangga tua. Saat dibuka, ternyata di dalamnya terdapat beberapa koin emas yang berkilauan. Mata Fadhil membelalak tak percaya. Ia segera berlari menemui Pak Hasan dan menyerahkan kantong tersebut.
"Pak, saya menemukan ini di halaman rumah Bapak," kata Fadhil jujur.
Pak Hasan tersenyum penuh kagum. “Fadhil, kamu memang anak yang jujur dan baik hati. Tidak banyak orang yang mau mengembalikan harta yang ditemukannya.”
Sebagai penghargaan atas kejujurannya, Pak Hasan memberikan sebagian koin emas itu kepada Fadhil. Dengan uang itu, Fadhil mulai berdagang kecil-kecilan di pasar. Ia menjual makanan ringan dan minuman sederhana. Berkat ketekunan dan kejujurannya, dagangannya laris manis.
Tahun demi tahun berlalu, usaha Fadhil semakin berkembang. Ia membuka toko yang lebih besar dan menjadi pedagang sukses di desa itu. Dari hasil jerih payah dan kejujurannya, Fadhil kini hidup berkecukupan. Ia bahkan mampu membantu anak-anak yatim piatu lainnya agar tidak merasakan kesedihan yang dulu pernah ia alami.
Fadhil tidak pernah melupakan masa kecilnya yang penuh kesulitan. Ia tahu bahwa kejujuran dan kerja keras adalah kunci dari semua keberuntungan yang ia peroleh.
Dan kini, setiap kali ada yang bertanya bagaimana ia bisa sukses, Fadhil selalu tersenyum dan menjawab, “Keberuntungan datang kepada mereka yang tidak pernah menyerah dan selalu berbuat baik.”
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar