Assalamualaikum sahabat Popon dan Nyanyak yang kritis, cerdas dan rajin belajar. Apa kabar hari ini? Semoga semua dalam keadaan sehat wal afiat, serta selalu dalam lindungan Allah Yang Maha Melindungi. Popon dan Nyanyak hari ini punya cerita baru yang sebelumnya tidak pernah tahu. Apakah sahabat-sahabat tersayang mau menyimak cerita atau informasi ini?
Ceritanya begini lo, sahabat semua. Kemarin sore, Popon dan Nyanyak diajak ayah mencari mainan untuk adik yang baru berumur 4 tahun. Ayah mau membeli mainan edukasi untuk adik, karena Setiap hari ia merengek dan bahkan menangis minta diberikan HP. Padahal, ia masih balıta, tapi sudah selalu minta HP. Ayah merasa kewalahan dan selalu menolak permintaan adik. Ayah takut kalau adik semakin kecanduan menggunakan HP. Apalagi adik sekarang semakin suka nonton YouTube, Tik Tok dan video lainnya, membuat ayah galau. Sebentar-bentar minta diberikan HP. Kalau tidak ya adik marah-marah. Yang susahnya lagi, kalau sudah diberikan HP, matanya tak lepas-kelas dari layar HP. Parahnya lagi, kalau menonton, jarak dengan mata sangat dekat. Bayangkan saja kalau matanya terus menatap layar gadgets, sangat membahayakan matanya, bukan?
Ya, jelas lah sangat membahayakan mata adik. Kata ayah yang baru saja membaca artikel atau tulisan mengenai anak-anak yang terpapar gadgets di Kompas.com. Sahabat semua sering membaca Kompas, ya kan? Pasti sering lah ya? Namanya saja anak-anak cerdas. Pasti sangat suka membaca.
Nah, usai belanja di POTRET Gallery, Ayah menunjukqn kepada Popon dan Nynyak data yang sikeluarkan oleh BPS. Sahabat semua tahu apa BPS itu? BPS adalah singkatan dari Badan Pusat Statistik.Ya, memurut data BPS 33,44% anak usia dini di Indonesia menggunakan gadgets, dengan rincian 25,5% pengguna berusia 0-4 tahun dan 52.76 % berusia 5-6 tahun.
Wah, ternyata semakin banyak anak usia dini yang menggunakan gadgets ya? Jumlah itu semakin banyak lagi kalau ditambah dengan anak seusia Popon dan Nyanyak yang masih masih bersekolah di SD dan SMP, benar bukan?
Ya, pasti lah jumlahnya semakin banya. Banyaknya anak usia dini dan usia sekolah yang Setiap saat menatap layar gadgets, akan menambah jumlah anak-anak yang bermasalah dengan kesehatan. Jelas ayah lagi.
Kecanduan gadget pada anak semakin mengkhawatirkan di era digital ini. Anak-anak yang terlalu lama bermain gadget mengalami masalah seperti gangguan tidur, penurunan prestasi akademik, hingga masalah sosial dan emosional, lanjut ayah.
Secara kesehatan, kata ayah bahwa kecanduan bisa berasal dari stimulasi dopamin di otak akibat penggunaan gadget yang menawarkan hiburan instan. Begitu ceritanya sahabat semua. Mengerikan sekali, bukan?
Ya. Ternyata, akhir-akhir ini kasus anak-anak yang bermata minus di negeri kita ini. Kecil-kecil sudah berkacamata. Padahal, pakai Kacamata tidak enak,risih dan kalau kacamata pecah atau hilang? Kacau bukan?
Aduh, menakutkan sekali kalau pada akhirnya menyebabkan kebutaan. Coba bayangkan apa yang terjadi pada kita, bila mata kita buta? Pasti kita akan kehilangan penglihatan dan kita tidak bisa melihat dunia lagi. Ya, sangat tidak kita inginkan itu terjadi. Makanya ya, sahabat semua, mari kita bijak menggunakan gadgets.
Sahabat semua pasti ingat bahwa anak-anak yang kritis dan cerdas, akan selalu bijak menggunakan gadgets. Orang bijak menggunakan gadgets, sadar dan mau mengatur diri dalam menggunakan gadgets. Tidak menggunakan gadgets secara terus menerus,dan menggunakannya secara bijak, sehingga bisa menjadi sumber belajar yang sesuai dengan perkembangan anak-anak. Semua bisa dilakukan dengan bijak, asal kita mau. ( Tabrani Yunis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar