Pages

Penumbuk Padi Nenek Salsabila




Oleh: Keisha Elsria Mulya

 

Pada suatu hari ada seorang anak bernama Salsabila dan Cut NyakSalsabila dan Cut Nyak adalah sahabat sejati mereka selalu bermain bersama-sama.

“Hai Salsabila, liburan kamu hendak pergi kemana?tanya Cut Nyak sama teman sekolahnya.

Ooo...! Saya mau menjenguk nenek di Geudong Pasai, Aceh Utara,” jawab Salsabila.

“Saya dan ayah mau berwisata ke Museum Rumah Aceh di Banda Aceh,” kata Cut Nyak lagi. Lalu ia pergi begitu saja.


Kemudian pagi itu ketika Salsabila sedang asyik bermain boneka. Tiba-tiba Ayahnya memanggil

Salsabila.

Salsabila....salsabila....panggil Ayah.

Iya...Ayah ada apa?

Salsabila menjawab sambil menghampiri si Ayah. Ayo berkemas kita akan pergi ke rumah nenek.

Waaah....ke rumah nenek, asyiiiik.....

Salsabila lalu berkemas-kemas.

Ibu ayo kita berangkat, Salsabila tidak sabar ingin ke rumah nenek,” ajak Salsabila.

Di rumah nenek banyak makanan rasanya enak dan lezatsekali,” ucap Salsabila.

“Baik anakku, ayo kita berangkat. Hati-hati nak, jaga diri baik-baik, semoga kita selamat sampai tujuan,” kata Ibu.

“Perjalanan masih jauh ya BuBerapa jam lagi kita sampai di rumah nenek?” tanya Salsabila.


Sekitar 15 menit lagi kita sampai di rumah nenek. Ini kita sudah tiba di depan Museum Islam Samudra Pasai, di desa Beuringen, Kec. Samudra Geudong, Aceh Utara,” jawab Ibunya.

“Oh ya Ibu, waktu pulang kita masuk ke museum ya?, untuk melihat koleksi benda bersejarah peninggalan masa pemerintahan Sultan Malikussaleh,” ajak Salsabila.

“Boleh, tapi kita kerumah nenek dulu. Karena nenek sudah lama menunggu kedatangan kita,” jawab Ibu.


Sesampainya di rumah nenek.

Horee....!, kita sudah tiba di rumah nenek.

Nenek....nenek...Salsabila berlari sambil memeluk nenek.

Salsabila cucuku nenek rindu sekali, jawab nenek.

Salsabila bercerita kepada nenek kalau sekarang Salsabila sudah bisa naik sepeda

Mendengar cerita Salsabila nenek pun ikut tersenyum dan bahagia.

Alhamdulillah... Salsabila anak yang pintar.

Salsabila sayang sama nenek.


Euum....Suasana sejuk, angin berhembus dari celah lobang angin rumah Aceh. Saya suka rumah khas tradisional Aceh, memiliki 7 anak tangga,” seru Keisha kakak sulung Salsabila.

Assalamualaikum..., Nenek maafkan kami, baru sempat kerumah, ini baru libur sekolah,” jelas Keisha.

Waalaikumsalam..., iya cucuku, setelah lebaran haji, ini baru mengunjungi rumah nenek lagi. Silakan makan kuetimphan dan keukarah,” Nenek menghidangkan makanan khas Aceh.


Horee...Alhamdulillah...Salsabila suka makanan buatan nenek, pasti enak.

Salsabila punya rahasia.

Nenek mau tahu enggak?

Salsabila sayang nenek karena nenek selalu bersih dan wangi bisik Salsabila.

Nenek tersenyum dan berkata Alhamdulillah...Allah menyuruh kita untuk menjaga kebersihan.


Keisha yang kebingungan kemudian bertanya kepada nenek.

“Kue timphannya dibuat dari tepung nasi ketan ya nek?”

“Iya..., tepungnya nenek tumbuk sendiri dengan jeungki, dibantu oleh si Rizki sepupumu yang tinggal bersama nenek,” jelas Nenek lagi.

Asal usul jeungki dalam masyarakat Aceh bagaimana ceritanya nenek?” tanya Salsabila penasaran ingin tahu.

Jeungki itu alat penumbuk padi dan tepung tradisional. Digunakan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Untuk menumbuk tepung bahan membuat kue khas Aceh,” Nenek menceritakan agak panjang.

Begitu rupanya... saya sudah paham Nek,

 Salsabila mengangguk, mengerti.

“Nenek tahu cara membuat jeungki itu? lagi-lagi Salsabila bertanya penuh keheran-heranan.

"Kakek yang lebih paham cara membuat jeungki, kalian tunggu di sebelah barat rumah. Di situ ada jeungki buatan Kakek. Beliau akan mengajarinya,” Nenek mengarahkan anak-cucunya.

Jeungki ini dibuat dari kayu pilihan. Kayu yang tahan air dan tidak dimakan rayap. Kayu yang digunakan harus keras,” Kakek menjelaskan cara membuat jeungki.


“Kalau dari pohon bambu atau dari batang kapuk boleh Kek?” tanya Salsabila.

“Tidak boleh, karena mudah patah. Bahan jeungki harus kayu yang berat agar mampu menumbuk padi dan beras,” kakek menyanggah.

“Setelah kayu yang kuat disiapkan, kayu dihaluskan agar bersih dan rapi,” Kakek melanjutkan pembicaraannya.

Jeungki dibuat dari kayu bagus dilengkapi dengan dua batang kayu penyangga di sisi kiri dan kananDibagian depan terdapat lesung, dan kayu bulat sebagai penumbuk biji-bijian atau padi dalam lesung itu,” jelas Kakek lagi.

Di bagian belakang dilengkapi sebuah lubang, sehingga setiap bagian belakang alat ini diinjak ramai-ramai.Kemudian dijatuhkan langsung menumbuk padi atau beras di dalam lesung,” 


Kakek semangat memberi penjelasan.

Cara kerja jeungki ini bagaimana Kek? Saya ingin tahu,” ucap Salsabila.

Caranya diinjak dan ditekan pengungkit jeungki pada ujung paling belakang. Kemudian alu di bagian jeungki naik-turun menghantam menumbuk tepung yang ada di dalam lesung yang dibuat dari kayu dilubangi,” jelas Kakek secara detil.

Jeungki ini digunakan dengan cara digerakkan dengan kaki pada titik tumpang lebih ke ujung pengungkit sehingga memberikan pukulan yang lebih keras pada alu,”sambung kakek.

Diujung pengungkit dipasang suatu kerangka terdiri atas 2 bagian tegak lurus. Yang dihubungkan oleh kayu as (penggerak) secara menyamping ke kiri-kanan. Jeungki akan naik-turun diujung sisi lain tempat dipasangkan alu untuk menumbuk lesung,” kakek mengajari cucunya membuat jeungki sampai selesai.

“Alat penumbuk padi tradisional ini hampir tinggal nama,kalaupun ada yang masih merawat hanya beberapa orang saja,” sebut Ibu.


“Iya Bu..., jeungki hanya tinggal sisa 1 lagi di geudong Pase, punya nenek,” Keisha mengiyakan ucapan ibu.

“Anak-anak sekarang sudah tidak mengenal jeungkipenumbuk padi tradisional warisan nenek moyang,” terang Ibu lagi.

Cucu-cucu nenek! Ayoo... kita menumbuk tepung dengan jeungki. Kalian semua ikut membantu ya!,” ajak Nenek.

“Iya... Nek. Seruuu... saya suka menumbuk tepung dengan jeungki. Seperti permainan tradisoanal,” kata Rizki sepupu Salsabila yang ikut hadir.

“Seruuu...tapi saya capek Nek. Namun menyenangkan,” Salsabila bersorak riang.

“Tapi... menumbuk tepung bersama, mengandung nilai kebersamaan. Juga sebagai arena olahraga,” Nenek memberi nasehat.


Nenek terimakasih ya?

Salsabila dan Keisha sangat bahagia sekali di rumah nenek.

Iya cucuku, nenek juga senang kedatangan kamu, besok sering-sering datang kerumah nenek ya. Mereka sudah selesai melepaskan kangen bersama Nenek. Mereka juga dapat ilmu teknologi pembuatan jeungki


Sambil pulang mereka berkunjung ke Museum Islam Samudra Pasai, di Geudong Pase (Pasai). Setelah semua selesai mereka pulangmasuk sekolah lagi.




Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar