Pages

KETIKA MENYEBERANGI SUNGAI



Oleh Anton Sucipto

Berdomisili di Banjarnegara, Jawa Tengah

 

“Hentikan!” teriak Ketua kambing yang memiliki jenggot panjang.

Ketua kambing tampak marah melihat beberapa kambing jantan berkelahi. Kambing-kambing jantan saling berebut rumput dan mereka berkelahi sampai terjatuh. Di tempat itu pohon-pohon hampir mati semua. Rumput-rumput sangat sulit dicari, karena sudah mulai habis. Para kambing merasa khawatir jika mereka nantinya akan kelaparan.

“Kalian tenanglah dulu, tak perlu berkelahi. Itu hanya akan menambah beban kita saja. Marilah kita berfikir untuk mencari jalan keluarnya” ujar Ketua kambing serius. 

Semua kambing lalu terlihat diam. Mereka masih belum juga menemukan cara supaya tidak kekurangan rumput sebagai makanan pokok.

Tiba-tiba muncullah kancil di tempat itu.

“Ada apa nih? Kok semua nampaknya sedang bingung begitu?” tanya Kancil heran.

“Hei Kancil, tolonglah kami, semuanya resah karena persediaan rumput telah menipis” keluh kambing jantan yang badannya kurus.

“Ya..betul, di sini rumput-rumput sangat sulit dicari, bahkan sepertinya sudah habis” sahut kambing jantan lainnya.

“Kancil, saya rasa sebaiknya kamu punya sebuah ide untuk mengatasi masalah ini. Saya percaya kamu adalah hewan yang sangat cerdas dan berbudi luhur” ujar Ketua kambing seraya menghampiri Kancil.

Kancil tampak menoleh kepada ketua kambing. Dia terdiam sejenak sembari berfikir.

“Oh, saya baru menyadari kalau di daerah seberang sungai itu banyak tumbuh rumput hijau. Tapi untuk pergi menuju ke sana, kita harus melewati kelompok buaya yang setiap saat bisa memangsa kalian semua” kata Kancil mengagetkan para kambing.

“Kelompok buaya di sungai itu memang banyak jumlahnya. Kita mungkin sulit menyebrangi sungai itu. Apakah Kancil tidak mempunyai cara yang aman supaya kita bisa selamat menyeberangi sungai itu?” tanya Ketua kambing.

Kancil tampak berfikir beberapa saat. Kemudian dia menemukan sebuah cara agar bisa menyebrangi sungai itu.

“Begini saja, kita harus membagi semua kambing menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, berada di pinggir sungai sebelah hulu sungai, dan kelompok kedua berada di bagian hilir sungai” kata Kancil.

“Lalu langkah selanjutnya bagaimana?” celutuk kambing yang berbadan besar.

“Strategi yang dilakukan yaitu ketika kelompok kambing yang berada di bagian hulu akan menyeberang sungai, pastilah buaya-buaya itu akan mengejar kambing ke bagian hulu sungai itu. Dan saat itu juga, pada waktu yang bersamaan, kambing-kambing di bagian hilir sungai bisa berjalan menyeebrangi sungai di bagian hilir itu dengan aman dan selamat” sahut Kancil.

Semua kambing yang mendengar ide dari Kancil setuju dengan usulnya itu. Maka mereka bersiap-siap melaksanakan rencana yang telah disuruh oleh Kancil.

“Mari kita berdoa, sebelum menyebrangi sungai" perintah Ketua kambing.

Mereka lalu berdoa agar rencana yang akan dilakukan berjalan mulus dan tidak terjadi kesalahan. Setelah selesai berdoa, maka kelompok kambing di bagian hulu sungai yang berjumlah 4 kambing, terlihat akan segera menyeberangi sungai. Tiba-tiba muncullah beberapa ekor buaya mengejar mereka ke bagian hulu sungai itu. Pada saat yang bersamaan, kelompok kambing yang berada di bagian hilir sungai yang berjumlah 4 ekor, dengan cepat menyeberangi sungai. Mereka tiba di sebrang sungai dengan aman dan selamat. Buaya-buaya yang mengejar kambing di bagian hulu sungai, merasa tertipu. Lalu gerombolan buaya itu mengejar ke arah hilir sungai. Ketika semua buaya sedang mengejar kambing di bagian hilir, maka kelompok kambing yang berada di bagian hulu sungai segera menyebrangi sungai. Para kambing dengan aman bisa sampai ke sebrang sungai. Kegiatan mengecoh buaya agar mengejar para kambing dilakukan secara bergantian. Semua kambing melakukan rencana itu dengan baik dan tidak mengalami kesalahan. Beberapa lama kemudian, seluruh kambing telah berada di seberang sungai dengan selamat.

“Huh! Mereka telah menipu kita!” teriak salah satu buaya tampak marah.

“Kasihan deh kalian buaya-buaya!” terdengar teriakan dari kambing jantan berbadan besar.

Kancil merasa senang. Dia mengawasi kambing-kambing itu dari balik pepohonan. Mereka kini bisa mencari rumput yang banyak terdapat di hutan di bagian seberang sungai itu. Mereka tampak tertawa dan bersuka ria. Tidak ada lagi buaya yang bisa menghalangi kehidupan mereka. Semua kambing itu tidak akan kelaparan lagi.

 

Penulis : Anton Sucipto, SP. Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)Purwokerto, Fakultas Pertanian. Suka menulis cerpen dan puisi. Puisi “Kekasih” pernah dimuat di Radar Malang edisi 12 Februari 2020,  Cernak  “Kisah Singa yang Terperangkap” pernah dimuat di Koran Solopos edisi 17 Februari 2019.

 

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar