Pages

Perjuangan Pak Usman



 

Oleh M. Kevin Fahrezi

Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 11 Banda Aceh

 

Pak Usman adalah seorang guru horoner yang mencoba peruntungannya di Bali. Dia berasal dari Aceh, lulusan sebuah perguruan tinggi agama dan menjadi guru sekolah di sebuah desa kecil di Bali. Walau pun guru horoner, dia berusaha sebaik mungkin  dalam mengajarkan murid-muridnya ilmu agama. Suatu hari, ketika pulang mengajar di sekolah, karena lelah dan lapar, Pak Usman masuk ke sebuah warung makan yang ramai dekat dengan sekolahnya. “Astagfirullahhaladzim” ucap Pak Usman terkejut dengan daftar menu yang dibacanya. Berbagai macam olahan daging babi tersedia. Seraya menahan rasa mual dia bergegas  keluar warung tersebut, lalu pergi ke pasar untuk membeli tempe dan beras untuk dimasak di rumah sewanya yang agak jauh dari sekolah. “Sepertinya Saya harus bekerja keras mendidik anak-anak dalam menentukan makanan yang halal dan haram di masyarakat yang seperti ini” ujar Pak Usman. 

Keesokan harinya, Pak Usman membawa seekor ayam dan sebilah pisau untuk mengajarkan cara menyembelih hewan. “Kalian tahu kan makanan halal dan haram?” Tanya Pak Usman kepada murid-muridnya. “Tahu Pak”, Jawab murid-muridnya serentak. “Coba sebutkan contoh hewan yang haram di makan?” Tanya Pak Usman lagi.

“Babi Pak”, Jawab murid-muridnya.

“Adakah diantara kalian disini yang memakannya?” Tanyanya lagi.

Muridnya-muridnya terdiam. “Baiklah anak-anak, sekarang akan Bapak jelaskan bahayanya memakan daging babi. Pada daging babi terdapat banyak cacing pita, yang apabila dimakan dapat menyebabkan kematian. Agama Islam juga mengajarkan daging babi tidak halal dimakan. Apakah anak-anak masih mau makan makanan yang seperti itu?” Tanya Pak Usman.

Murid-muridnya pun menjawab, “Tidak Pak”. 

“Nah, sekarang kita akan belajar tentang cara menyembelih ayam yang pastinya akan lebih enak dari daging Babi”. Pak Usman kemudian mengajarkan murid-muridnya cara menyembelih ayam. Semua muridnya memperhatikannya dengan penuh semangat.

Pada hari Minggu, Pak Usman mengayuh sepedanya ke selolah. Dia sudah berjanji dengan murid-muridnya untuk mengajarkan ilmu agama dan mengaji. Pada umumnya masyarakat di desa itu beragama Islam, namun mereka kurang memahami ilmu agama. Tak heran banyak diantara mereka ada yang memelihara babi.  Pak Usman berharap ke depan,  murid-muridnya akan lebih memahami ilmu agama.

Selesai belajar agama, Pak Usman mengajak murid-muridnya bergotong royong membersihkan semak-semak di bagian belakang sekolahnya. Mereka menanam berbagai sayuran dan buah-buahan. Bibitnya dia beli di dengan uang gajinya sendiri.

Pak Usman juga menabung gajinya. Dia membeli 10 ekor ayam dan sepasang kambing. Dia bersama dengan murid-muridnya membuat kandang di salah satu rumah muridnya yang bernama Andi. Orang tuanya menyambut gembira hal ini. Mereka membuat jadwal untuk memberi makan dan merawat hewan-hewan tersebut.

Murid-muridnya sangat senang. Mereka belajar bekerja sama dalam mengurus kebun dan memelihara hewan ternak tersebut. Dalam 3 bulan, mereka sudah dapat menikmati hasilnya dan sisanya untuk dijual. Pak Usman berharap dengan kegiatan mereka bersama ini, dapat menggerakkan hati orang tua murid-muridnya untuk tidak[L1] memelihara babi lagi. 

            Sudah 2 tahun berlalu.  Pada hari senin selesai jam sekolah, murid-murid kelas VI dan orang tua mereka berkumpul dihalaman sekolah, Pak Usman yang hendak mengajar mengaji bergegas menuju kerumunan karena khawatir ada sesuatu yang tidak beres dengan muridnya.  Salah seorang wali murid berkata”Pak, anak-anak ingin memberikan sesuatu kepada bapak”. Andi pun berkata “ Kami sangat senang belajar bersama bapak, terima kasih atas semua pengorbanan bapak”. Kemudian masuklah sebuah sepeda motor yang dikendarai oleh ayah Andi, “Ini idenya anak-anak didapat dari hasil penjualan ternak yang sudah layak dijual selama 2 tahun ini dan banyak wali murid juga yang ikut menyumbang”.  Dengan tangis terharu Pak Usman menerima kunci sepeda motor tersebut. Ia tak menyangka dengan latar belakang dan budaya yang berbeda dari mereka, ia diterima dan inilah bukti kasih sayang mereka.

 

PROFIL PENULIS

 

M. Kevin Fahrezi. Lahir di Banda Aceh pada tanggal 15 Juli 2009. Sehari-hari dipanggil Kevin. Kevin adalah anak kedua dari 5 bersaudara dan sekarang duduk di kelas VI MIN 11 Banda Aceh. Mempunyai hobi bersepeda. Cita-cita Kevin ingin menjadi pilot. 

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar