Pages

Asal Mula Burung Hantu



Oleh Tomi, S.Pd

Suatu ketika di Negeri Bakulapura Kalimantan terdapat seorang Putri bernama Putri Intan Bulan. Putri Intan Bulan telah bertunangan dengan Pangeran Arya Kemase. Telah menjadi adat di Bakulapura bahwa seorang Pangeran jika hendak menikah maka ia harus pergi berperang dan menaklukkan Negeri lain.

Pada waktu itu Negeri Chola meminta bantuan Bakulapura untuk guna menaklukkan Negeri Sangkra. Maka dikirimlah prajurit Bakulapura yang dipimpin oleh Pangeran Arya Kemase.

Sebelum kepergiannya, Pangeran Arya Kemase menemui Putri Intan Bulan. Mereka berdua mengikat janji untuk setia. Sebagai pengobat rindu, Putri Intan Bulan menyampaikan agar Pangeran Arya Kemase melihat Bulan. Mereka juga sepakat untuk saling memberi kabar lewat surat yang dikirim melalui burung Keluntan atau burung Elang.

Setelah mengikat janji, berangkatlah Pangeran Arya Kemase ke Negeri Sangkra. Setelah sekian lama berperang, pasukannya berhasil menaklukkan Negeri Sangkra. Selama di Negeri Sangkra, Burung Keluntan sering datang membawa surat dari Putri Intan Bulan.

Alkisah, Penguasa Negeri Sangkra, Pangeran Sulong Damak Bintang memiliki seorang bibi yang cantik jelita bernama Ratu Tunjung Bunga. Bibinya ini belum lagi bersuami. Pangeran Arya Kemase jatuh cinta padanya. Ia pun meminta Ratu Tunjung Bunga untuk menjadi istrinya. Pangeran Sulong Damak Bintang tidak bisa menolak, namun ia memberikan syarat yaitu Pangeran Arya Kemase harus mengorbankan burung Keluntan dan  menetap di Negeri Sangkra. Tanpa berfikir panjang, Pangeran Arya Kemase menyanggupinya.  Ia pun menikah dengan Ratu Tunjung Bunga setelah mengorbankan burung Keluntan.

Waktu berlalu. Pangeran Arya Kemase tidak juga kembali ke Bakulapura. Putri Intan Bulan menanggung rindu tiada tara, ia pun  sakit.

Sekian lama menderita sakit, Putri Intan Bulan memutuskan pergi ke Negeri Sangkra. Ketika di Negeri Sangkra ia mendapat berita bahwa Pangeran Arya Kemase telah menikah. Dalam kondisi kepayahan, ia pun menemui Pangeran Arya Kemase.

Melihat kedatangan Putri Intan Bulan, Pangeran Arya Kemase segera mengusirnya. Begitu sakit bathin Putri Intan Bulan, ditambah lagi diketahuinya bahwa Pangeran Arya Kemase telah mengorbankan burung Keluntan demi menikahi Ratu Tunjung Bunga. Dalam kepedihan hati, Putri Intan Bulan bermunajat kepada Tuhan agar Pangeran Arya Kemase dijatuhkan tullah atau kutukan karena perbuatannya itu.

Setelah kepergian Putri Intan Bulan, Pangeran Arya Kemase mendapat tullah. Tubuhnya ditumbuhi bulu-bulu burung. Semakin hari bulu-bulu burung ini semakin banyak, sehingga Ratu Tunjung Bunga enggan bercumbu dengannya, bahkan ia pun dikucilkan dari Istana.

Akibat malu, Pangeran Arya Kemase pergi dari Negeri Sangkra. Ia pulang ke Negeri Bakulapura. Ia melakukan perjalanan di malam hari. Sepanjang perjalanan pulang, ia selalu melihat bulan bersinar di langit, ia pun teringat akan sumpah setianya pada Putri Intan Bulan. Ia sangat menyesali perbuatannya.

Sesampainya di Bakulapura, tubuhnya telah berubah menjadi seekor burung. Karena bentuknya yang aneh, sehingga rakyat Bakulapura mengira bahwa ia adalah makhluk jadi-jadian. Rakyat Bakulapura mengusirnya. Ia kemudian bersembunyi dan hanya berani keluar dimalam hari. Sepanjang malam ia selalu meratapi nasib dan memanggil-manggil nama Putri Intan Bulan sambil menatap bulan.

Semenjak itu di Bakulapura selalu muncul seekor burung aneh pada malam hari. Burung ini selalu berbunyi jika terang bulan. Burung tersebut kemudian disebut Burung Hantu.

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar