Tangan Tangan Kecil, Dengan Hati Besar

 




Oleh Tabrani Yunis


Di sebuah rumah sederhana di Banda Aceh, kota yang pernah dihempas bencana tsunami Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 lalu,  ada tiga sahabat kecil—Arisya, Aqila, dan Nayla—tampak sibuk sejak pagi. Mereka bukan sedang bermain boneka atau menggambar seperti biasanya. Juga buka sedang sibuk main gadgets atau HP. Hari itu, mereka  sibuk membantu ayah dan ibu mengemas bantuan untuk korban bencana ekologis yang melanda 18 kabupaten di Aceh.


“Ibu, ini baju bayi yang sudah dilipat rapi,” kata Arisya sambil menyerahkan tumpukan pakaian mungil.


“Terima kasih, Nak,” jawab ibu sambil tersenyum. “Pakaian ini akan sangat berguna untuk bayi-bayi di pengungsian.” Mereka kedinginan, karena hidup di bawah tenda, banyak nyamuk dan juga lembab. Jadi sangat berbahaya bagi bayi dan anak-anak, kata ibu lagi.


Di sudut lain, Aqila dan Nayla sedang memilah pakaian anak-anak dan perempuan. Mereka memisahkan baju hangat, jilbab, dan selimut tipis agar mudah dibagikan nanti.


Banyak sekali korban bencana banjir yang kehilangan pakaian, bahkan yang lebih menyedihkan, mereka tidak punya persediaan pakaian dalam yang sangat dibutuhkan. 


“ Ya, Aku tidak menyangka, ternyata banyak anak-anak yang kehilangan rumahnya,” ujar Nayla pelan.


“Iya,” sahut Aqila. “Makanya kita harus bantu semampu kita.”


Ayah mereka sedang menyiapkan kardus besar bertuliskan “Bantuan untuk Korban Bencana”. Di dalamnya, selain pakaian, ada juga makanan bayi, pembalut, dan perlengkapan mandi. Juga ada popok. Kelambu dan kasur bayi.


Meski masih kecil, Arisya, Aqila, dan Nayla tahu bahwa membantu sesama adalah tugas semua orang, bukan hanya orang dewasa. Mereka belajar bahwa kebaikan bisa dimulai dari rumah, dari tangan-tangan kecil yang penuh kasih.


---


🌱 Pesan Moral:


Membantu adalah tugas kemanusiaan. Siapa pun bisa melakukannya, kapan saja dan di mana saja.


0/Post a Comment/Comments

Iklan