SEKOLAH KAMI TERGENANG AIR




Oleh Delia Rawanita


Hujan turun terus menerus. Jalan di depan  rumah mulai tergenang air akibat selokan tersumbat sampah. Apa boleh buat,  karena bu  guru akan  mengadakan ujian , terpaksa Arif tetap juga  ke sekolah. 

" Jangan lupa jas hujan, Yah  " Ibu mengingatkan. 

Di tengah hujan rintik Arif dan Ayah berangkat, sementara di beberapa ruas jalan air mulai tergenang. Syukurlah, hujan semakin deras tepat ketika Arif sampai di sekolah. Beberapa siswa  berlarian masuk ke dalam kelas.

 Karena halaman sekolah lebih rendah dari jalan aspal maka air hujan yang  menggenangi jalan mulai mengalir turun ke sekitar sekolah, masuk halaman dan   dalam sekejap   merambat ke dalam kelas. 

" Lihat, air sangat deras di jalan " kata Arif  melihat dari jendela kelas

" Banjir,  kita naik ke atas meja" teriak yang lain. Siswa perempuan mulai naik ke atas meja, takut sepatu sekolahnya basah sedang beberapa diantara mereka menghubungi orang tua.

" Tidak ada sinyal" kata Rara mencoba tenang lalu  berjinjit keluar kelas sambil melihat keadaan. 

Aha,  ternyata  para siswa ramai  berkumpul di depan kelas  menonton  kawannya bermain hujan. Air yang tingginya selutut menjadikan lapangan tempat upacara seperti kolam. Untunglah lapangan upacara yang sudah di semen. Hal ini membuat  genangan air terlihat jernih dan tidak berlumpur.  Entah siapa yang memulai, satu persatu turun ke lapangan  ikut main hujan bersama. Ada saja akalnya supaya bisa bergabung. Ada juga siswa dengan  sengaja menyiramkan air ke bajunya. Guru hanya mengawasi  sambil geleng kepala. 

" Baju kami basah, bu" alasan mereka menghindari masuk kelas .

" Kelas kami masuk air ,bu " kata yang lainnya. 

Syukurlah beberapa saat kemudian hujan mulai reda walaupun air belum begitu surut.  Matahari mulai muncul secara perlahan.

" Nah, sekarang  para siswa semua kembali kelas "  terdengar perintah ibu guru melalui pengeras suara. Karena air di dalam kelas sudah surut, mereka dengan gembira ikut bergotong royong  membersihkan kelas. 

" Alhamdulillah, nggak jadi ujian" kata Arif  disambut dengan gelak tawa.


Banda Aceh, 0912 25

0/Post a Comment/Comments

Iklan