Oleh: Teuku Azzam Fehriansyah
Siswa MIN 11 Banda Aceh
Ada seekor kura-kura yang sangat sombong. Ia selalu merasa bahwa ia lebih pantas untuk terbang bebas di langit dari pada harus berenang di perairan. Kura-kura itu sering merasa jengkel dan terbebani karena tempurung kerasnya membuat tubuhnya terasa begitu berat.
Setiap hari, kekesalannya semakin bertambah saat melihat teman-temannya asyik berenang dengan lincah.
Pemandangan burung-burung yang terbang bebas di angkasa juga selalu memicu rasa irinya. Ia berkhayal bagaimana rasanya melayang tinggi, merasakan kebebasan yang tidak bisa ia dapatkan.
Suatu hari, karena tidak tahan dengan keinginan Nya, ia memaksa seekor angsa untuk membantunya terbang.
Tanpa banyak bicara, angsa itu pun mengiyakan permintaan si kura-kura. Angsa mengusulkan agar kura-kura menggigit sebatang kayu, dan mereka berdua akan terbang bersama dengan angsa memegang ujung kayu lainnya.
Akhirnya, kura-kura berhasil terbang! Ia merasa sangat gembira dan bangga. Melihat teman-temannya berenang di bawah, ia pun menyombongkan diri.
"Lihat aku! Aku bisa terbang seperti burung!"
Namun, dalam euforia kesombongannya, ia lupa bahwa mulutnya harus tetap menggigit erat kayu yang dipegang angsa. Genggamannya terlepas, dan ia pun akhirnya terjatuh dengan keras ke tanah.
Beruntung, ia selamat dari benturan keras berkat tempurung yang selama ini ia benci. Pelajaran pahit itu menyadarkannya bahwa apa yang ia miliki, meskipun kadang terasa membebani, ternyata adalah perlindungan terbaik baginya.
TAMAT
Bionarasi : Penulis Cilik bernama Teuku Azzam Fehriansyah, saat ini duduk di kelas 6-A MIN 11 Banda Aceh, hobby membaca buku, bola kaki, Anak dari Teuku Zulfikar dan Raziah. Cita citanya, Dosen, polisi, Ustad

Tidak ada komentar:
Posting Komentar