Oleh: Athaya Izzatunnisa
Siswa MIN 11 Banda Aceh
Di sebuah Desa yang kecil, hiduplah sekarang anak laki-laki yang baik dan ramah. Dia bernama Edan. Edan memiliki seekor kucing yang sangat ia sayangi, kucing tersebut bernama Neki. Neki adalah kucing yang dikenal nakal.
Di suatu pagi yang cerah, "Grrr ...", Neki sedang menerkam seekor burung. "Neki! Jangan kau makan burung itu!"
Teriak Edan kepada kucingnya. Mendengar teriakan Edan, Neki-pun menghampiri Edan. "Uuhh ... kau ini nakal sekali", Ucap Edan sambil mengelus kucingnya itu.
Edan lalu menghampiri Ibunya yang sedang memasak, "Bu, Ibu sedang memasak apa?", tanya Edan kepada Ibu.
"Oh, ini Ibu sedang memasak ikan kesukaanmu Edan", Sahut Ibu. "Wah... benarkah! Terima kasih Ibu!", ucap Edan sambil kegirangan.
"Oh ya, nanti tolong bawakan bekal untuk Ayah ya Edan," Kata Ibu sambil menunjukkan bekal yang sudah ia siapkan. "Baiklah!", Jawab Edan.
Lalu setelah itu, Ibu memberikan sepiring nasi untuk Edan makan. Setelah memberikannya, Ibu keluar untuk menyiram tanaman, akan tetapi Ibu lupa menaruh bekal yang ia siapkan untuk Ayah.
Neki yang mencium bau yang sangat lezat langsung melompat ke atas meja. Ketika melihat bahwa yang ada di atas meja itu adalah sebuah bekal, ia langsung melahapnya.
Edan yang hendak mencuci tangannya terkejut melihat Neki sedang melahap bekal yang sudah disiapkan untuk Ayah. "Neki!! Jangan makan itu! Itu bekal untuk Ayah!", Teriak Edan terhadap kucingnya.
Neki sangat kaget ketika mendengar teriakan Edan, ia langsung melompat ke lantai dan berlari keluar.
Edan lalu menghampiri Ibu dan menceritakan apa yang terjadi. Setelah Edan menceritakan semuanya kepada Ibu, Ibu tak merasa panik sedikitpun.
Melihat ekspresi Ibu yang tenang, Edan langsung bertanya.
"Bu, kenapa Ibu tidak panik sama sekali?", Tanya Edan kepada Ibunya.
Lalu Ibu menjawab, "Karena itu hanyalah masalah sepele, tak apa lagi pula kita hanya perlu membuat bekal lagi untuk Ayah, ini juga salah Ibu yang terlalu ceroboh." Jawab Ibu santai.
Edan hanya terdiam saat mendengar jawaban Ibu, Ibu yang melihatnya-pun berkata, "Sudahlah, sekarang cobalah kamu tenangkan Neki dahulu Edan." Ucap Ibu.
Edan lalu menuruti Ibu dan berjalan ke arah rumah untuk menunggu kepulangan kucingnya Neki. Namun sudah 3 jam lamanya Edan menunggu, akan tetapi Neki tak kunjung kembali. Ia lalu keluar untuk menghampiri Ibu, "akan tetapi..." "Neki?!!" teriak Edan sambil berlari ke arah Ibu dengan kegirangan,
"Neki ... maaf ya, aku tadi sudah membentakmu ...", Edan meminta maaf kepada Neki sambil perlahan mendekatinya. Neki yang mendengarnya kini memberanikan diri untuk mendekati Edan.
Tak lama kemudian, mereka menjadi akur kembali. Dan akhirnya Neki sudah tidak seperti yang dulu lagi, ia ingin berubah menjadi kucing yang patuh dan disayangi oleh semua orang.
Bionarasi:
Penulis Cilik bernama Athaya Izzatunnisa, saat ini duduk di kelas 6-a MIN 11 Banda Aceh, hobby membaca buku dan menggambar. Anak dari Munandar dan Sherry Alvina.
Cita-cita ingin menjadi seorang Guru

Tidak ada komentar:
Posting Komentar