Oleh: Isra Sofia
Siswa MIN 11 Banda Aceh
Hiduplah seorang nenek tua sebatang kara, bernama Rohana. (Cek Na) sapaan beliau sehari-hari. Cek Na tinggal di gampong Ie Masen Kayee Adang, Jln.Tanjung Utama tidak jauh dari rumah saya (Isra).
Beliau tidak memiliki tempat tinggal, tetapi beliau tinggal di bawah pohon asam yang besar di komplek kuburan keluarga orang tua saya. Beliau mempunyai seorang adik kandung yang rumahnya lumayan besar, tetapi beliau tidak dibolehkan tinggal di rumah adiknya tersebut.
Cek Na memelihara beberapa ekor kambing, kambing tersebut tinggal di dalam kandang yang dibuat seadanya oleh beliau. Karna Cek Na tidak memiliki rumah, maka setengah dari kandang kambing tersebut dijadikan tempat tidur untuk dirinya.
Beliau juga memelihara bebek angsa dan beberapa ekor ayam. Kebutuhan hidupnya sehari-hari dari ternak yang dia miliki dan dari bantuan yang disalurkan oleh perangkat gampong Ie Masen Kayee Adang.
Keseharian beliau adalah mencari makan untuk ternaknya, dengan cara memotong dedaunan yang segar dan bersih agar hewan ternaknya sehat dan tumbuh dengan besar.
Beliau sangat telaten dalam memberi makan ternak-ternaknya. Suatu ketika seekor kambing Cek Na menjerit sangat kencang, karena dibawa kabur oleh seorang yang tak dikenal.
Selang satu atau dua hari akhirnya Cek Na dan warga gampong tahu siapa sebenarnya pelaku yang mencuri kambing milik Cek Na.
Akhirnya kambing tersebut dikembalikan kepada Cek Na, dan Cek Na sangat bahagia serta terharu, kambing yang sangat dia sayangi bisa kembali kepadanya.
Cerita unik lainnya tentang Cek Na adalah sifatnya sangat pelit untuk dirinya sendiri, beliau mempunyai uang, tetapi uang tersebut tidak dimanfaatkan untuk kebutuhannya sehari-hari, melainkan uangnya itu disimpan di dalam goni dan dikubur di dalam tanah.
Setelah beberapa bulan lamanya, saat ia hendak mengambil uang tersebut, ternyata uang itu sudah dimakan oleh ratusan rayap. Beliau sangat sedih dan kecewa di saat melihat uangnya tidak bisa digunakan lagi untuk kebutuhan hidupnya.
Singkat cerita saat Cek Na sedang mencari umpan untuk ternaknya, tiba-tiba beliau jatuh di depan warung kopi di sekitaran gampong Ie Masen Kayee Adang, kemudian beliau dibawa ke rumahsakit dr. Zainal Abidin (ZA) oleh ponakannya menggunakan ambulance milik tetangga saya, dan beliau harus diopname selama seminggu di rumahsakit ZA.
Beliau divonis oleh dokter mengalami penyakit pembengkakan jantung. Semasa hidupnya beliau tidak pernah sakit, itu adalah penyakit pertama yang diderita selama hidupnya.
Kondisi beliau setelah pulang dari rumah sakit semakin memprihatinkan. Beliau tinggal di rumah keponakannya. Istri dari keponakannya itulah yang mengurus beliau. Sementara adik kandungnya hanya datang untuk melihat sekadarnya saja. Karena kondisi beliau yang semakin parah, maka semua ternaknya dijual dan uangnya dipergunakan untuk pengobatan beliau.
Pada hari Rabu tanggal 15 Oktober 2025 beliau mengatakan kepada ponakannya agar membawanya kembali ke rumah sakit ZA. Karena beliau merasa tubuhnya tidak bisa digerakkan lagi, kemudian keponakannya langsung membawanya ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit pukul 11.00. Pihak rumah sakit langsung memeriksa beliau, tetapi Allah berkehendak lain. Pukul 13.00 Cek Na menghembuskan nafas terakhirnya di usia beliau ke 75 tahun.
Setelah semuanya selesai, jenazah beliau langsung dibawa pulang, Kemudian dimakamkan di TPU (Tempat Pemakaman Umum) gampong Ie Masen Kayee Adang.
Dari kisah cerita Cek Na tadi, dapat kita ambil beberapa pesan moral. Antara lain:
1. Saling sayang menyayangi antar keluarga, apalagi keluarga kandung. Jika terjadi apa-apa, keluargalah orang pertama yang akanmembantu kita.
2. Jangan pelit kepada siapapun, terutama kepada diri kita sendiri. Jika kita memiliki uang, maka gunakan uang tersebut untuk kebutuhan diri kita sendiri.
3. Tempat tinggal adalah kebutuhan pokok yang harus ada pada kita, agar kita bisa berteduh dari panas dan hujan.
4. Cintai dan sayangi hewan peliharaan kita.
Bionarasi : Penulis Cilik bernama ISRA SOFIA BILQIS, saat ini duduk di kelas 6-a MIN 11 Banda Aceh, hobby bernyanyi buku dan menggambar. Anak dari Alfazriadi dan Sofiana. Cita-cita ingin menjadi seorang Polwan. Karya yang sudah ia miliki yaitu Buku antologi puisi Bumantara Insani kolaborasi dengan Duta Baca Indonesia, Pak Gol A gong.
 

 
 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar