Pages

Rani dan Kupu-Kupu Emas



Oleh Andini Maharani

Siswa Kelas VIII SMPN 4 Jepon Satu Atap, Blora Jateng 

Rani duduk termenung di bawah pohon jati di halaman rumahnya. Pagi itu, udara sejuk membelai wajahnya yang cerah. Di tangan kanannya, ia memegang buku cerita yang baru saja ia baca, namun pikirannya jauh melayang. Sejak beberapa hari terakhir, Rani merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Ia tak bisa menjelaskan apa yang dirasakannya, namun kegelisahan itu terus membayangi.

Tiba-tiba, dari balik semak-semak di dekat taman, seekor kupu-kupu berwarna emas terbang mendekatinya. Rani terperangah, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kupu-kupu itu berkilauan, seolah-olah memancarkan cahaya dari dalam tubuhnya. Ia belum pernah melihat kupu-kupu seindah itu sebelumnya.

Dengan hati-hati, Rani mengulurkan tangannya. Kupu-kupu emas itu terbang lebih dekat, lalu hinggap di telapak tangannya. Betapa lembutnya sayap-sayapnya yang terbuat dari debu keemasan. Rani tak bisa menahan rasa takjub yang mengalir di dadanya. Ia merasa seolah-olah berhubungan dengan sesuatu yang luar biasa.

"Kau datang untuk apa, kupu-kupu?" gumam Rani pelan.

Namun, kupu-kupu itu hanya diam, menari-nari di tangan Rani tanpa memberikan jawaban. Rani tersenyum kecil, merasa seolah-olah makhluk kecil itu mengerti perasaannya. Tiba-tiba, kupu-kupu itu terbang ke udara dan menuju ke taman yang lebih jauh. Rani memutuskan untuk mengikutinya.

Langkah demi langkah, ia mengikuti kupu-kupu yang terbang dengan anggun. Rani melewati jalan setapak yang dikelilingi bunga-bunga yang belum pernah ia perhatikan sebelumnya. Seolah-olah, dunia di sekelilingnya tiba-tiba berubah menjadi lebih hidup dan penuh warna. Setiap bunga yang dilewatinya tampak lebih cerah, dan daun-daun pohon bersinar dalam sinar matahari pagi.

Akhirnya, kupu-kupu emas itu berhenti di sebuah pohon besar yang tumbuh di tengah taman. Rani mendekat dan melihat sebuah gua kecil di bawah akar pohon. Di dalam gua tersebut, tampak sebuah cahaya lembut yang memancar. Tanpa ragu, Rani melangkah masuk, penasaran dengan apa yang ada di dalam.

Begitu memasuki gua, ia terkejut melihat sebuah ruangan yang dipenuhi dengan cahaya keemasan. Di tengah ruangan, terdapat sebuah kolam kecil yang airnya jernih sekali. Di dasar kolam, Rani melihat sebuah batu yang berkilau, memancarkan cahaya yang sama dengan kupu-kupu emas yang menuntunnya.

Rani merasa seperti berada di dunia lain, dunia yang penuh keajaiban dan misteri. Ia mendekati kolam dan memandang batu berkilau itu. Sejenak, ia merasa sebuah dorongan kuat untuk meraihnya, seolah batu itu menyimpan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam hatinya.

Namun, saat ia hendak meraihnya, suara lembut terdengar dari belakangnya.

“Batu itu bukan untuk diambil, Rani,” kata suara itu. Rani berbalik dan melihat seorang wanita tua yang tampak bijaksana berdiri di pintu gua.

“Siapa Anda?” tanya Rani, terkejut sekaligus penasaran.

“Aku penjaga tempat ini,” jawab wanita itu. “Batu ini adalah simbol dari harapan dan impianmu. Tapi, ia tidak bisa kau ambil. Kekuatan sejati dari batu ini adalah saat kau percaya pada dirimu sendiri dan mengikuti jalan yang benar.”

Rani terdiam, merenungkan kata-kata itu. Ia menyadari bahwa selama ini ia merasa kebingungan, tidak yakin dengan langkah hidupnya. Kupu-kupu emas, dengan keindahannya yang memikat, telah membawanya ke tempat ini, bukan untuk memberikan jawaban instan, tetapi untuk mengajarkan sebuah pelajaran berharga.

Wanita itu melanjutkan, “Kupu-kupu emas ini akan selalu ada untuk mengingatkanmu, Rani. Jangan mencari kebahagiaan atau tujuan hidup di luar dirimu. Semua jawaban ada dalam hatimu.”

Rani mengangguk pelan. Ia merasa sedikit lebih tenang sekarang. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, wanita itu menghilang, dan gua kembali sunyi. Kupu-kupu emas kembali terbang ke udara, seolah memanggil Rani untuk kembali ke dunia nyata.

Dengan langkah pasti, Rani meninggalkan gua dan kembali ke halaman rumahnya. Ia tak lagi merasa kebingungan. Dalam hati, ia tahu bahwa perjalanan ini baru saja dimulai. Ia harus terus mencari dan percaya pada dirinya sendiri.

Kupu-kupu emas itu terbang tinggi di langit biru, dan Rani tersenyum, merasa ringan.

Tamat

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar