Pages

Beternak Ayam

 


Bagian 17.

 Oleh Anton Sucipto SP

 

 

Tim juri yang menilai lomba itu, tampaknya mulai menulis pada buku catatan dan melakukan penilaian, untuk menentukan dan mencari ayam Kate yang punya suara indah dan merdu.

 

Kakek Kutokuto tampaknya juga berharap agar menang perlombaan itu. Namun sepertinya dia kurang yakin akan menang, karena di sana memang banyak ayam Kate yang terbaik dan bersuara merdu sekali.

 

"Aku mungkin takkan bisa menjadi pemenang lomba untuk kali ini," gumam kakek Kutokuto itu.

 

 

Kemudian setelah dua jam lomba itu berlangsung, maka tim juri itu telah menentukan, siapa yang menjadi pemenang tahun ini. Ternyata memang benar adanya, kakek Kutokuto itu tidak berhasil untuk menjadi pemenang lomba itu. 

 

Kakek Kutokuto itu hanya bisa meraih peringkat 10 besar. Kakek Kutokuto tampaknya cukup senang, meskipun tak bisa menang pada perlombaan itu.

 

 

"Kakek Kutokuto, kenapa bisa kalah? bukankah ayam Kate punya kakek suaranya merdu dan indah?" tanya Bobi.

 

"iya, kita harus menerima kekalahan ini dengan sabar dan jangan mudah menyerah. kita boleh kecewa, tetapi kita harus berjuang lagi,agar suatu saat nanti, jika ada lomba lagi,kita pasti akan menang. Perlombaan hari ini mungkin banyak pesertanya yang berkualitas tinggi, mempunyai ayam Kate yang terbaik, suaranya merdu dan indah. jadi Kakek hari ini belum bisa menang," jawab kakek Kutokuto itu sambil tersenyum.

 

"Kita pasti bisa menang lain waktu, jika ada lomba ayam Kate itu!" sahut Bobi.

 

 

"Betul sekali, ayam Kate punya kakek Kutokuto kan yang terbaik dan suaranya merdu,jadi tentunya akan bisa menang jika ada lomba lagi!" Bimo ikut memberi semangat dan yakin suatu saat nanti, kakek Kutokuto akan menjadi pemenang.

 

Tiba-tiba muncullah pengemis yang aneh disana. Pengemis itu memang tampaknya sedang kecewa, karena ayam ketawa, belum juga ditemukannya.

 

"Aku harap kakek Kutokuto bisa membantu saya, untuk mencari ayam itu," ucap pengemis misterius itu.

 

"Baiklah, aku pasti akan membantumu. Tetapi saat ini, kita makan dahulu, bukankah kamu juga lapar dan belum makan?" kata kakek Kutokuto itu mengajak makan mie ayam, di warung dekat tempat lomba itu.

 

"Maaf, tapi aku malu. Bajuku rusak dan kotor. Nanti orang-orang di tempat ini, akan menghinaku,dan terganggu dengan kemunculannya aku," jawab pengemis itu.

 

"Iya, baiklah. kamu tunggu saja , di dekat tempat lapangan ini, di ujung sebelah barat itu. Disana ada pohon beringin yang tinggi, nanti aku akan kesana," sahut kakek Kutokuto sambil tersenyum.

 

 

 

Penulis :

Anton Sucipto, SP

Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto.

Subscribe dan like, https://youtube.com/@vale.antonsuciptosp?sub_confirmation=1

 

 

 


Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar