Pages

Berternak Ayam

Oleh Anton Sucipto, SP 


 Bagian 7.


Kemudian kakek Kutokuto itu tampak memberikan bungkusan plastik putih, yang berisikan beberapa telur ayam, kepada mereka.


"Ini ada bungkusan untuk kalian, ada beberapa telur ayam, yang bisa digoreng atau dimasak. Telur ini tentunya baik untuk bisa menjaga kesehatan kita," ucap kakek Kutokuto.


"Tak perlu repot-repot, Kakek. Aku sudah makan ayam goreng di rumah kakek, juga sudah cukup kenyang dan senang," sahut Bobi malu-malu.


"Iya betul sekali, saya juga sudah senang bisa makan ayam goreng di sini, jadi lebih baik telur ayam ini dijual ke pasar saja, Kakek?" kata Bimo sambil tersenyum.


"Kalian memang anak yang baik dan cerdas. Tetapi Kakek memang sengaja untuk memberikan telur itu kepada kalian. Kalian jangan kecewa, karena di kandang ayam, disana masih banyak telur ayam yang bisa diambil besok. Jadi Kakek tentunya tak akan mengalami kerugian. Kakek akan tenang dan senang, jika kalian mau menerima bungkusan ini," Kakek Kutokuto tersenyum juga.


"Terimakasih banyak, Kakek," jawab mereka tampaknya senang.


Bimo dan Bobi tampaknya menerima bungkusan itu, yang berisikan telur ayam. Mereka juga akan ke tempat rumahnya Kakek Kutokuto, pada besok hari.


Mereka berjalan melewati aliran sungai kecil, dan sepertinya akan menuju ke tempat lapangan yang berada di dekat sekolahan.


Memang jarak lapangan dengan rumah kakek Kutokuto itu letaknya tak begitu jauh. Perjalanan melewati jalan setapak yang berdebu, dan terdapat pepohonan di kiri kanan, yang tampaknya mulai mengering pada beberapa bagian dedaunan, karena musim kemarau.


Mereka tampaknya sudah berada di lapangan itu.  Mereka duduk di atas rerumputan di sana. Bungkusan plastik berisi telur ayam itu, diletakkannya di dekat rerumputan itu.


Mereka memang hobi bermain sepakbola. Tetapi sejak kekalahan tim sepakbola mereka pada kejuaraan antarklub sekolahan, yaitu Tim sepakbola yang bernama tim Champion  Eleven, mereka jadi malas untuk belajar sepakbola lagi.


"Jadi kita takkan ikut kejuaraan sepakbola untuk bulan depan, ya! Atau mungkin kamu sudah berubah pikiran untuk ikutan lomba itu?" tanya Bobi.


"Aku juga masih bingung, kita juga harus membayar untuk mendapatkan kaos bola yang baru. Agar bisa seragam Tim sepakbola sekolahan kita. Orang tuaku kan belum mampu, untuk membeli kaos, yang harganya cukup mahal itu," Bimo tampaknya ragu untuk ikut kejuaraan itu.


"Tenang saja, nanti aku yang bayar untuk membeli kaosnya," usul Bobi.


"Iya nanti aku pikirkan masalah ini. Terimakasih jika kamu mau membantuku, tapi aku juga ada uang, hanya kurang sedikit saja," sahut Bimo.


"Iya, malahan baik jika uang itu ditabung dahulu. Kamu kan belum beli buku tulis dan buku gambar, untuk tugas di sekolah," ucap Bobi.


"Eh, betul juga. Hampir saja lupa, bulan depan juga ada tugas yang harus dikerjakan, dan tentunya akan meningkatkan nilai-nilai raport di sekolah," sahut Bimo.


(Bersambung).



Penulis :

Anton Sucipto, SP

Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto.

Subscribe : 

https://youtube.com/@ValentinoAnton-fi1ne?sub_confirmation=1

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar