Pages

Puasa Pertamaku



      



Oleh Riska Anggraini 


Jarum jam menunjukkan pukul tiga.Suara kentongan sudah terdengar di mana-mana. Setiap saat mereka selalu berteriak”Sahur.... Sahur....!!!“Sambil terus memukul kentongan di tangan mereka.


Tubuh Ilham serasa bergetar. Ketika ia membuka kedua matanya,ternyata tangan lembut ibunya yang menggoyang-goyangkan tubuhnya. Sang ibu tersenyum padanya.Sementara ia masih merasa sangat mengantuk. 


“Ayo bangun! Mari kita sahur bersama! Ilham kan sudah tujuh tahun. Mulai sekarang Ilham harus belajar berpuasa ya.“Ucap sang ibu.

 Ilham yang masih terbaring di tempat tidur pun berkata,“Tapi kan Ilham tidak luat bu.”


 “Setengah hari dulu puasanya. Pasti kuat kok. Kakak dulu juga begitu saat masih seusia Ilham. Ayo bangun!  Sudah ditunggu ayah dan kakak tuh.“Lanjut sang ibu.


Ibu membantu Ilham bangun dari tempat tidurnya. Lalu ibu pergi ke meja makan. Ilham mengikutinya dari belakang. Ia pergi ke kamar mandi terlebih dahulu untuk buang air kecil dan mencuci muka.


 Di sekolah, saat jam istirahat, perut Ilham sudah berbunyi. Cacing-cacing di perutnya mulai meminta makan. Ilham ingin sekali jajan, tapi ia tak membawa uang saku dan kantin pun tak menjual makanan selama bulan Ramadhan.


Ilham harus menahan rasa laparnya. Sebenarnya ia sudah tidak sabar untuk makan. Tenggorokannya juga sudah kering. Saat bermain di lapangan,ia ingin membeli jajan,  tapi ia sendiri tak membawa uang.


 “Pak,Ilham utang dulunya. Ilham mau beli jajan, tapi tidak membawa uang.“Ucap Ilham pada penjual nasi.


“Iya boleh. Memangnya Ilham mau beli apa?“Tanya penjual.

“Ilham mau beli nasi dengan ayam. Minumnya es teh.“Jawab Ilham.

 “Ok siap!Tunggu sebentar ya. “

 “Lo ham,katanya kamu puasa?Kalau puasa kan dilarang makan dan minum.“Kata Dion.

“Tapi kan Ilham lapar. Kalau kamu mau makan juga,ayo sini duduk di dekatku.Kita makan bersama.” 


“Tidak ah.Aku tidak mau membatalkan puasaku.Aku mau dapat pahala seperti ibu dan ayahku. “ 

 “Alah kamu pengecut! Kamu tidak usah bilang sama ayah dan ibumu.Nanti kalau dhuhur kamu makan lagi di rumah. Orang tuamu pasti tidak akan tahu. “

 “Tidak ah.Tidak boleh berbohong. “

 “Alah! Pengecut kamu! “

 “Oh,ternyata kamu puasa Ham? Kenapa kamu tidak bilang? Kalau begitu bapak tidak jadi menyiapkan makan untuk Ilham.Bapak akan laporkan perbuatanmu Ilham pada ibu dan ayah Ilham. “Ucap penjual yang tak sengaja mendengarkan percakapan Ilham dan Dion.


 “Lo? Tidak bisa begitu dong pak.“Protes Ilham.

“Syukurin tuh!Tidak dapat makan! Makanya jangan berbohong!“Kata Dion sambil menjulurkan lidahnya pada Ilham.  

 “Ini semua gara-gara kamu!Pergi kamu! “


 Saat dhuhur akan tiba,Ilham mengayuh sepedanya untuk pulang.Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki seusianya yang berpakaian lusuh sedang mengorek-orek tempat sampah. Ketika menemukan sebuah bungkusan,raut wajahnya beseri-seri.Ia pun mengambil bungkusan itu dan duduk di sebelah tong sampah Ia membuka bungkusan itu kemudian memakan dengan lahapnya.


 Ilham merasa jijik melihat anak tersebut.Ia tak mengerti sama sekali mengapa anak itu memakan makanan dari tong sampah. Ilham pun menghampiri anak tersebut dan bertanya padanya.


 “Hei teman,kenapa kamu memakan makanan yang kotor itu?Itu jorok tahu.Banyak kumannya. “Tanya Ilham.

 “Tapi mau bagaimana lagi?Aku sudah sangat lapar.Aku tidak tahu harus makan apa.“Jawab anak tersebut.

 “Memangnya orang tuamu tidak memasak?“Tanya Ilham lagi.

  Anak itu tertunduk sedih mendengar pertanyaan dari Ilham.Anak itu pun menjawab dengan lirih, “Aku sudah tidak mempunyai orang tua.Aku adalah anak gelandangan. “


 “Oh maaf ya,aku telah membuatmu sedih.Kalau begitu,ke rumahku yuk! Sebentar lagi dhuhur. Kamu temani aku berbuka. Karena ayah,ibu,dan kakakku berpuasa penuh. “

 “Tapi kan aku...”

 Ilham menggandeng tangan teman barunysa itu lalu berkata,“Sudah ayo tidak apa-apa.“


   Ilham menyuruh teman barunya itu untuk memboncengnya.Setelah anak itu membonceng,Ilham segera mengayuh sepedanya.Selama perjalanan pulang,Ilham kembali berbincang dengan teman barunya itu.Hingga tak terasa ia sudah tiba di rumah.


Anak gelandangan itu merasa takjub dengan rumah Ilham yang besar dan indah.Matanya melihat ke sana, ke mari.Seketika itu ibu Ilham datang dan melihat anak gelandangan itu.Ibu Ilham merasa heran dengan anak yang dibawa Ilham itu.


 “Eh siapa ini?Kok bajunya kotor sekali.“Tanya Ibu Ilham.

“Ini teman baruku bu.Dia anak gelandangan.Kasihan dia bu tidak bisa .Boleh ya aku ajak makan bersama di sini.Agar aku ada teman untuk berbuka puasa.“Jawab Ilham.  

 Ibu Ilham tersenyum lalu menjawab,“Boleh.Tapi suruh temanmu itu untuk mandi dan ganti bajunya.Bajunya sudah kotor semua. “

 “Iya bu. Bu,sekarang aku mengerti kenapa kita disuruh berpuasa.Karena kita harus bisa merasakan nasib mereka yang kelaparan seperti temanku ini kan bu. ”

 “Pintar sekali anak ibu.Sekarang masuk ya.“


   Ibu Ilham melihat wajah anak gelandangan di samping Ilham. Ia tersenyum lalu berkata,“Kamu juga masuk ya.Mandi dulu dan ganti baju.Nanti ibu beri baju milik Ilham. “

 “Iya bu.Terima kasih banyak.“Jawab anak gelandangan itu dengan tersipu malu.

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar