Oleh Salisa
Kepulauan Bangka Belitung
Oni si tupai kecil yang lincah, tubuhnya kurus dan ekornya panjang. Oni tinggal di sebuah pohon tua yang hampir tumbang. Setiap harinya ketika matahari mulai terbit, Oni keluar dari sarangnya dan mulai menyusuri hutan untuk mengumpulkan makanan. “Tidak lama lagi musim penghujan, aku harus mengumpulkan banyak makanan agar aku tidak kelaparan’, gumam Oni sambil membawa keranjang untuk menyimpan beberapa buah-buahan yang ia temukan.
“Yeaaaaaayyy pisang, waaaaaah chery, ini jambu, itu ada pepaya, di sana ada rambutan yeaaaaaaaaaay” Oni pun bersorak kegirangan karena ia berhasil menemukan banyak buah-buahan di hutan.
Oni memasukkan buah-buahan itu ke dalam keranjang dan segera beranjak untuk kembali ke sarangnya. Tiba-tiba di tengah perjalanan, Oni bertemu dengan Cupi seekor burung pipit yang tinggal tidak jauh dari sarang Oni. “Berhenti Oni, aku ingin menyampaikan sebuah kabar untuk mu”, ujar Cupi memanggil Oni dari kejauhan. Oni pun menghentikan langkahnya dan berbalik menuju Cupi. “Ada apa Cupi? Kenapa kamu menyuruh aku untuk berhenti? Tanya Oni. Cupi pun menjawab “maafkan aku Oni, mungkin kabar dariku akan membuat kamu sedih, tapi aku harus menyampaikannya padamu”.
“Tidak apa-apa Cupi, coba cerita ada apa sebenarnya”, ucap Oni dengan tenang. “Se....se.....se....sebenarnya.......huhuhu aku tidak bisa mengatakannya Oni.” Cupi menangis sesugukan. “Tenanglah Cupi, aku akan mendengarkan ceritamu dengan baik, jangan nangis lagi yah” kata Oni sambil menenangkan Cupi. Cupi pun mulai bercerita “tadi ketika aku sedang tidur di sarangku, tiba-tiba aku mendengar suara braaaaaaaaaaak, aku pun terbangun dan mencari sumber suara itu, ternyata setelah aku perhatikan, pohon tua yang menjadi sarangmu sudah roboh dan tumbang ke tanah......huhuhu”.
Mendengar hal itu, Oni pun berusaha untuk tidak ikutan sedih, karena kalo Oni menangis, sudah pasti Cupi juga tidak akan berhenti menangis. Oni berkata “pohon tua itu memang sudah hampir tumbang Cupi, bertahun-tahun aku tinggal di sana, jadi wajar jika sewaktu-waktu pohon itu roboh, karena memang akarnya sudah tidak kuat lagi untuk menopang pohon itu”. “Tapi kamu tinggal dimana Oni?, sarangmu sudah rusak....huhuhu” Cupi masih menangis karena khawatir sama Oni.
“Kamu tenang dulu yah Cupi, jauh sebelum pohon itu akan tumbang, aku sudah menemukan tempat tinggal baru untukku, sebuah pohon yang rindang di tepi danau sebelah sana” ujar Oni sambil menunjukkan arah sarang barunya kepada Cupi.
“Benarkah? Tapi kita akan berjauhan.....huhuhu” Cupi terus menangis sesugukan karena sedih harus berpisah dengan Oni. Mereka sudah berteman sejak lama dan sarang mereka pun tidak pernah berjauhan. “Tidak Cupi, itu tidak terlalu jauh, kita masih bisa bertemu dan kamu bisa berkunjung ke sarangku jika kamu mau. Aku pun juga begitu akan mengunjungimu” kata Oni sambil tersenyum dan memastikan bahwa Cupi baik-baik saja.
“Iyakah? yeaaaaaaaaaay, kalo gitu aku tidak sedih lagi Oni, aku senang karena kita tidak jadi berpisah. Kita akan selalu sama-sama kan Oni? Tanya Cupi kembali memastikan kepada Oni. “Iya Cupi, jarak tidak akan menjadi hambatan untuk kita berteman. Kita akan tetap bersama selamanya” jawab Oni. “Yeaaaaaaaaaaaaaaaay, terimakasih Oni” ujar Cupi kegirangan. “Sama-sama Cupi/ Kalau begitu ayoo ikut aku ke sarang baruku. aku akan menunjukkan padamu sebuah pemandangan yang sangat indah, pasti kamu suka” kata Oni sambil berjalan pelan dan meloncat ke dahan. Cupi pun ikut terbang mengikuti langkah Oni.
Kemudian mereka sampai di tepi sebuah danau dengan beberapa pohon rindang di sekelilingnya , “lihatlah Cupi, danau ini sangat luas dan inilah sarang baruku. Oni berkata sambil menunjukkan sebuah pohon rindang tepat di depan mereka. Cupi pun terpesona “sebuah tempat yang sangat menakjubkan, sejuk dan menenangkan” kata Cupi.
“Ohhhh iya Cupi, kamu tidak perlu khawatir dengan keadaan ku disini, karena aku tidak sendiri, ujar Oni. “Disini ada siapa Oni?” tanya Cupi sambil melihat ke sekeliling danau dan pepohonan. “Sebentar yah, aku akan memanggil Fisi, teman baruku di sini” jawab Oni sambil melangkah menuju danau. Ada
“Fisi, oooo Fisi, kamu di mana? Oni memperhatikan gemericik air di depannya. Tiba-tiba muncullah seekor ikan mungil. “Nah ini Fisi, Halo Fisi” Ujar Oni menyapa Fisi dengan ramah. Fisi menjawab “Haiiiiii Oni, ternyata kamu lagi di sini”. “Iya Fisi, kenalin ini temanku, namanya Cupi” kata Oni memperkenalkan Cupi kepada Fisi. “Hai Fisi, aku Cupi, senang bertemu denganmu” kata Cupi sembari tersenyum. Fisi pun menjawab “Halo Cupi, nama yang sangat bagus, aku juga senang bertemu denganmu”.
Setelah itu, Oni menceritakan tentang sarangnya yang sudah rusak dan Oni berencana untuk pindah ke sarang barunya hari itu juga, Fisi sangat senang mendengar cerita Oni yang akan tinggal di tepi danau. Tapi berbeda dengan Cupi, ia nampak sedih karena akan terpisah jarak dengan Oni. “Kamu kenapa Cupi, sepertinya kamu terlihat murung sekali” tanya Fisi. “huhuhu, sebenarnya aku sangat sedih karena Oni akan pindah dari sarang lamanya” jawab Cupi. Mendengar hal itu, Fisi pun berkata “kamu jangan sedih lagi yah Cupi, kamu bisa datang kesini kapan pun kamu mau dan kami akan sangat senang jika kamu sering berkunjung kesini”. “Iya Cupi, aku dan Fisi akan selalu menunggu kedatanganmu dan berjanjilah padaku bahwa kamu tidak akan bersedih lagi. Cupi yang aku kenal adalah Cupi yang penuh semangat” ujar Oni menenangkan Cupi.
“Iya Oni, aku berjanji tidak akan sedih lagi dan aku akan sering-sering main kesini, ooo ya terimakasih juga yah Fisi, aku sedikit lega karena Oni disini tidak sendirian, aku titip Oni yah Fisi” kata Cupi yang mulai tersenyum kembali. Fisi pun menjawab “Sama-sama Cupi, kami akan baik-baik saja disini dan kamu juga baik-baik disana yah”. “Iya Fisi, aku senang karena ternyata aku tidak jadi berpisah dengan Oni dan aku juga menemukan teman baru yang sangat baik, Fisi-fisi si ikan yang comel” kata Cupi sembari tertawa. “Aku senang akhirnya Cupi bisa tertawa lagi dan akan ku pastikan bahwa kami akan selalu berteman sampai kapan pun” ujar Oni didalam hati.
Tidak lama setelah itu, matahari akan segera terbenam, Cupi pun berpamitan sama Oni dan Fisi, ia harus segera pulang sebelum malam tiba. “Aku pulang dulu yah Oni, Fisi, kalian jaga diri baik-baik, nanti aku akan sering main-main kesini” kata Cupi. “Iya Cupi, hati-hati di jalan dan sampai jumpa”, ujar Fisi. Sebelum Cupi terbang, Oni pun menyampaikan sebuah pesan “Cupi, kamu adalah temanku yang baik, berjanjilah untuk selalu ceria, Cupi yang riang dan selalu gembira” Oni berkata sambil tersenyum ke arah Cupi, teman yang selalu ada disetiap keadaan Oni. “Pasti Oni, aku berjanji.........yeaaaaaaaaaaay aku pulang dulu teman-teman, sampai jumpa” Cupi bersorak kegirangan dan mulai terbang untuk kembali ke sarangnya.
Biodata Penulis
Salisa berdomisili Jl. Merdeka Desa Celuak RT. 005 RW. 003 Kecamatan Simpang Katis, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar