Pages

Lucas dan Dunia Mini



Oleh: Ratri Ciptaningtyas

 

 

Tap..tap..tap..langkah kaki Lucas mengendap-endap di kebun belakang rumahnya. Oh apa itu yang Lucas pegang di tangannya. Bentuknya bundar ada kacanya dan gagang. Seketika Lucas duduk di atas rumput di bawah pohon apel. Benda kaca itu Lucas letakkan di mata kirinya.

Senyum merekah Lucas menghiasi wajahnnya. Lucas senang sekali. Kenapa Lucas tersenyum sendiri. Ternyata benda aneh seperti kaca itu bisa memperbesar apa saja loh. 


Cacing sedang berjalan , kumbang kepik mengepakkan sayapnya, dan  kecoa di atas batu. Ajaib ya kaca ini. Tiba-tiba kupu-kupu cantik terbang dan hinggap di dekat wajah Lucas. Aah..Lucas terkejut. Tenang kupu-kupu tidak menggigit. Angin sepoi-sepoi mengayun -ayun kupu-kupu. Lucas bahagia bisa melihat mereka. Ini seperti kebun binatang,pikirnya.

 

"Lucaaaaaas....Lucaaaaaas..." Mimi berteriak dan berlari menghampiri Lucas. "Ssssshhh, jangan teriak Mimi" kata Lucas. Mimi  menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Lalu berbisik, "kamu sedang apa, Lucas?"

 

"Nih kamu lihat ke arah cacing itu dengan kaca ini", kata Lucas. Mimi lalu mengikuti apa yang Lucas katakan. "Waaaa....hiiiiiiii....hiiiii .... cacingnya jadi besaar. Geliii.."kata Mimi sambil melempar kaca itu. Lucas kaget dan marah. "Mimi, jangan lempar kaca ini. Untung tidak pecah." Lucas melanjutkan, "Kita bisa lihat cacing lebih besar dengan kaca ini. Keren kan."

 

Mimi menyahut, “Apanya yang keren? Geli ih lihat cacing besar.” Lucas pun berkata, “Malah keren itu. Kita kan engga bisa lihat cacing sebesar itu tanpa kaca ini. Kita kayak lihat monster. “ Lucas hampir melompat kegirangan. “Sekarang Mimi lihat deh ke bunga itu yang ada kupu-kupunya. Bagus kan , “ tambah Lucas sambil menyerahkan kaca pembesar ke Mimi. Mimi agak takut awalnya tapi Mimi juga penasaran. “Lucaas....lihat lihat, warna sayap kupu-kupu ini cerah sekali. Ada merah, kuning. Baguuus banget,” kata Mimi sambil tersenyum.

 

Gluduk gluduk gluduk ..suara petir terdengar dan awan mulai kelabu. Lucas terlihat bingung.

“Aku mau menyelamatkan binatang-binatang ini. Lucas berusaha menangkap kupu-kupu tapi ia terbang. Begitu pula dengan kumbang kepik. Lalu Lucas mengambil sebatang kayu ranting untuk mengambil cacing. “Ayo Mimi kita masuk ke rumah,” kata Lucas sambil berjalan kembali ke rumah.

Pelan-pelan sekali Lucas berjalan karena tidak mau cacing jatuh. Tik tik tik hujan mulai turun. Untunglah Lucas dan Mimi sudah sampai ke dalam rumah.

Mama di dalam dapur bertanya kepada mereka, “Apa yang tadi kalian lakukan di kebun?”

“Ma, ternyata banyak  monster di kebun kita, “ kata Mimi.

Mama melihat Lucas mengambil toples lalu memasukkan sesuatu ke dalamnya. “Tuh monsternya, Ma” kata Mimi sambil menunjuk cacing dalam toples. “Mimi, ini bukan monster. Ini cacing,” kata Lucas.

Mama bertanya kepada Lucas, “Cacingnya bisa bernafas tidak ya di dalam toples?”

Lucas lalu bertanya kepada mama, “Bernafas itu apa Ma?”

Mama lalu menutup hidung Lucas dengan dua jarinya. “Nah bagaimana rasanya ini? “

Lucas lalu menjerit, “Aduh mama.”


Lalu mama berkata,”Maaf ya Lucas mama mencontohkan rasanya kalau tidak bisa bernafas. Bernafas itu menghirup udara. Seperti manusia, cacing juga bernafas.”

“Hua hua hua.. Lucas menangis. “Berarti aku jahat ya, ma” Lucas tersedu-sedu. Baru kali ini Lucas yang pemberani menangis.

“Hua hua hua... monsterku ga bisa nafas”,Mimi ikut menangis.

 

Mama menenangkan mereka, “Lucas, Mimi cacing ini rumahnya di tanah. Mereka justru senang saat hujan seperti ini.” “Tapi Ma nanti mereka sakit”,kata Lucas. “Tidak. Tubuh mereka lebih kuat dari kita, kata mama. “Nanti kita kembalikan ya setelah hujan reda”. Lucas membuka pintu dan berlari ke kebun meski hujan belum reda. Lucas tidak mendengar mama yang berteriak, “Lucas, hati-hati. Hujannya deras.”

 

Begitu sampai di bawah pohon apel tempat Lucas tadi menemukan cacing, dia membuka toples dan meletakkan cacing ke tanah. Lalu ia berkata, “Dadah cacing. Sehat-sehat ya.” Lucas kembali berlari ke rumah sekuat tenaga. Tetapi hujan deras membuat tanah licin. Seeeeet gedubraaak....Lucas terjatuh. Tubuh dan pakaiannya kotor terkena tanah. “Aduh... huaaa huaaa...sakit. Tapi aku ga boleh cengeng”,kata Lucas sendiri.

 

Mama yang melihat Lucas jatuh terkejut dan khawatir. Tapi mama yakin Lucas baik-baik saja. Lucas bisa berdiri lagi dan kembali ke dalam rumah dengan selamat. “Lucas, ada yang sakit nak?” tanya mama saat Lucas sudah di dalam rumah. “Tidak Ma. Lucas kuat kok,”  kata Lucas sambil menahan sakit karena lututnya lecet. Mama yang melihat Lucas menahan sakitnya tersenyum. “Anak mama pemberani. Mama  senang sekali. Tapi hati-hati juga perlu, kata mama. “Sekarang ayo mama bantu bersihkan lukanya setelah Lucas mandi, lanjut mama. Lucas mengangguk. Ah tidak sabar menunggu besok untuk melihat dunia mini di kebunku lagi dengan kaca ajaibku kata Lucas dalam hati.

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar