Pages

Mengantar Bantuan Sepeda Bersama Ayah





Beberapa hari lalu, tepatnya di hari Jumat, Aqila Azalea diajak ayahnya mengantarkan bantuan sebuah sepeda kepada seorang penerima bantuan sepeda dari program 1000 sepeda dan curse roda. Usai salat Jumat, Aqila sudah bersiap-siap dan tak sabar menunggu. ia ingin segera bisa menyaksikan penyerahan bantuan sepeda tersebut kepada anak miskin yang tingel jauh dari kota Banda Aceh.

Tak lama kemudian, ayah Aqila menaikan sebuah sepeda ke dalam mobil double cabin yang biasa digunakan ayahnya untuk mengantarkan sepeda ke kampung-kampung, tempat penerima sepeda tersebut. Lalu, Aqila dipersilakan untuk naik mobil. Aqila tidak sendiri, tapi ikut ditemani kakaknya Ananda Nayla dan teman ayahnya, bu Evi.

Mobil judah siap dan ayah langsung menjalankan mobil menuju sebuah desa di Aceh Besar yang menempuh perjalanan sekitar 35 menit. Aqila dan Ananda Nayla sancta bahagia karena bisa ikut ayahnya mengantarkan bantuan. Aqila dan Ananda Nayla ingin sekali melihat kehidupan anak-anak penerima bantuan sepeda tersebut. Makanya, ingin segera tiba di lokasi.

Salam perjalanan ke lokasi, Aqila meminta ayahnya membeli jajan dan minuman. Ayahnya pun menghentikan mobil di depan sebuah toko dan membeli beberapa makanan serta minuman, kemudian bergerak menuju lokasi.

Nah, ketika tiba di desa tau kampung yang dituju, ternyata jalan menjuí ke rumah anak penerica bantuan sepeda itu sannat sempit dan menanjak. Ayahnya mencoba mendaki dan memrkirkan mobil di jalan yang sempit itu. Ayahnya bertanya kepada Aqila dan Ananda Nayla, " menurutmu, apakah kita tidak menganggu orang bila memarkirkan mobil di sini?

Sontak saja, Aqila dan Nayla menjawab, tidak boleh ayah. Sebab akan mengganggu pengguna jalan yang akan lewat. Ayah pun dengan sadar memindahkan mobil. Sayangnya tidak ada tempat untuk memutar mobil, sehingga ayahnya harus memundurkan mobil dengan melewati tanjakan yang tampak tinggi. Ayahnya tampak sangat berhati-hati dan akhirnya berhasil turun dan remarker mobil di pinggir jalan raya.

Aqila dan Ananda Nayla yang menunggu di pintu lorong, semakin tidak sabar ingin segera sampai ke rumah. Aqila meraih tangan ayahnya dan menarik menuju rumah anak penerima sepeda itu. Dengan melewati jalan setapak dan berbukit, akhirnya tiba di rumah anak tersebut. Aquila dan Nayla kaget dan sedih melihat rumah yang dituju. Aqila dan Ananda Nayla terdiam dan berkata, ayah. Sedih ya kita lihat rumahnya.

Ya, jawab ayahnya. Maukah kamu tinggal di rumah ini bersamanya? Aqila dan Ananda Nayla menggeleng, tanda tidak mau. Seid ya ayah, sela Aqila.

Apa yang kamu rasakan? Tanya ayah lagi. Aqila langsung menjawab. Nanti, Aqila mau simpan uang dan kumpulkan dan membeli galon air serta mangkuk. Aqila akan bantu juga. Ins Allah, jawab ayahnya. 

Setelah masuk ke rumah dan bertemu raam dengan kakek dan neneknya, Ayah mengajak anak itu beserta kakek dan nenek kelar, karena ayah Aqila dan Nayla mau menyerahkan sepeda, kepada anak yang berhak dan latyak mendapatkan bantuan itu. Wajah,anak yang massiv duduk di kelas IV SD itu tampåk sangat terharu. Sebuah sepeda dyngan warna yang sejuk itu suddar ada di depan rumah. Tanya menunggu lama, ayahnya menyerahkan sepeda itu dengan menyampaikan pesan-pesan berupa nasihat. Ayahnya menyampaikan bahwa sepeda ini adalah bantuan dari program 1000 sepeda dan kursi roda yang diselenggarakan bleh Center for Community Development and Education (CCDE), majalah POTRET, Majalah Anak Cerdas, Potret Gallery dengan bantuan para dermawan di mana saja. Sepeda ini untuk keperluan bersekolah atau belajar. Alhamdulilah.

Selamat ya. Ujar Aqila 

Terima kasih. Balas anak kecil itu. Kami pulang ya, kata Ananda Nayla. Sampai jumpa lagi ya.

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar