Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 11 Banda Aceh 

Di pinggiran kota, hiduplah seorang guru bernama Pak Budiman. Pak Budiman adalah seorang guru di sebuah sekolah yang terletak di tengah kota. Beliau guru yang masih honorer, tetapi semangatnya dalam mengajar sangatlah tinggi. Pada hari Senin, seperti biasanya Pak Budiman pergi ke sekolah menggunakan sepeda motornya. Pada hari itu, cuaca cerah, sangat mendukung bagi Pak Budiman yang menggunakan sepeda motor.

Pada suatu hari, Pak Budiman ditugaskan untuk melatih klub sepak bola di sekolahnya. Beliau menerima tawaran tersebut walaupun harus bekerja dua kali. Pak Budiman sering pulang pada malam hari karena melatih klub sepak bola pada sore harinya.

Beberapa bulan kemudian, Pak Budiman mendapatkan kabar bahwa akan digelar turnamen sepak bola tingkat provinsi. Pak Budiman semakin giat dalam melatih anak didiknya dalam bermain sepak bola. Hari turnamen dimulai, Pak Budiman membawa timnya untuk bertanding. Pada hari pertama tim Pak Budiman menang, begitu juga pada hari kedua dan tim Pak Budiman menuju ke final dan melawan tim yang kuat. Hasil pertandingan tidak memihak kepada tim Pak Budiman. Pak Budiman melihat timnya berwajah murung setelah bertanding, kemudian Pak Budiman menyemangati mereka untuk berlatih lebih giat lagi.

Nasihat Pak Budiman membekas pada hati para anggota tim. Benar saja, semua anggota bahkan berlatih sampai menjelang adzan maghrib. Pak Budiman melatih klub sepak bola sampai beliau pensiun. Pada suatu hari saat Pak Budiman sudah memasuki usia senja dan sudah pensiun, Pak Budiman menonton pertandingan timnas U-19. Pada saat melihat formasi pemain, Pak Budiman merasa tak asing pada salah salah satu nama pemain, dan ternyata itu adalah anak didiknya pada saat melatih klub bola dahulu.