Ilustrasi : kisahteladan
Dikisahkan kembali oleh : Rahman Bangun
Berdomisili di Malang, Jawa Timur
Umar Bin Khattab adalah seorang pemimpin yang sangat takut kepada Allah akan amanah yang diembannya. Ia senantiasa berusaha menjaga keimanan rakyatnya, agar umatnya tidak jatuh ke dalam perbuatan maksiat. Ia juga tidak membiarkan umatnya menderita. Ia tak rela jika umatnya menderita kelaparan atau menderita sakit. Umar laksana tali keselamatan yang diulurkan bagi orang-orang yang terperosok.
Umar senantiasa mengecek kondisi rakyatnya. Dengan patroli malam hari, sehingga sering tak disadari oleh rakyatnya. Suatu ketika Khalifah Umar Bin Khattab sedang melakukan patroli malam bersama Aslam. Karena penat, Umar beristirahat di samping sebuah rumah. Saat itulah ia mendengar percakapan penghuni rumah.
“Wahai anakku, ambillah air. Campurkan ke dalam susu, agar ada tambahan penghasilan buat kita,” suara seorang ibu terdengar. Ia memerintahkan kepada putrinya.
“Wahai Ibu, apakah engkau tidak tahu ketegasan Amirul Mukminin dalam hal ini?” jawab putrinya.
“Ketegasan apa yang engkau maksud, wahai anakku?” ibunya balik bertanya.
“Beliau selalu menyerukan tentang berbuat jujur. Termasuk tidak mencampur susu dengan air,” jawab putrinya. Ia berusaha mengingatkan ibunya.
Mendengar ucapan putrinya, ibu itu tidak mengindahkannya. Ia hanya berpikir bagaimana agar mendapat keuntungan yang banyak.
“Anakku, segera ambillah air dan campurkan dengan susu. Sekarang kita ada di tempat yang tidak dapat dilihat oleh Umar dan pegawainya,” jawab ibu beralasan.
“Wahai Ibu, demi Allah. Aku tidak mau mentaati beliau dalag keramaian, namun mendurhakainya dalam kesendirian,” jawab putrinya lagi. Ia melakukannya karena semata takut kepada Allah. Meski Khalifah Umar melihatnya atau tidak, ia yakin Allah senantiasa mengawasinya.
Khalifah Umar sebelum melanjutkan patroli meminta kepada Aslam.
“Wahai Aslam, tandailah rumah ini dan ingatlah letaknya,” perintah Umar kepada Aslam.
“Baik, Ya Amirul Mukminin,” jawab Aslam sigap.
Pagi harinya Umar memerintahkan Aslam untuk menyelidiki siapa ibu dan anak yang saling bercakap di malam hari itu.
Aslam pun menyelidiki. Didapatinya informasi bahwa rumah itu adalah milik seorang janda dan putrinya yang belum menikah. Sehari-harinya mereka menjual susu.
Singkat cerita Umar menikahkan gadis penjual susu itu dengan putranya, Ashim. Kemudian lahirlah dari pasangan ini bayi perempuan yang kelak melahirkan Umar bin abdul Aziz.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar