Pages

Impian Kaktus dan Lumut





Oleh Indra Mardiani.S.Pd

Guru MIN 11 Banda Aceh

 

Kerajaan kaktus dan kerajaan lumut bertetangga. Tentu saja terbentang batas antara kedua kerajaan tersebut. Kerajaan lumut cuacanya yang dingin, sejuk dan menentramkan, sedangkan kerajaan kaktus cuacanya panas, kering dan gersang. 

Awalnya berjalan baik. Lama kelamaan, ketika laju kemakmuran tidak sejalan, timbullah rasa iri. Rakyat kaktus berandai-andai meteka membayangkan, alangkah enaknya bila mereka hidup di cuaca dingin dan sejuk, pasti hidupnya tentram.

Hidup di cuaca yang dingin, ternyata rakyat lumut iri melihat kerajaan negara kaktus. “andai saja aku hidup di negara kaktus, pasti aku sangat bahagia karena tidak selalu disiram oleh air, hidupku lebih bebas”gerutu lumut 

Ternyata hal tersebut terus difikirkan oleh rakyat lumut dan rakyat kaktus, suatu ketika salah satu kaktus berbicara kepada lumut. 

“hai lumut, ijinkan aku bertukar kerajaan denganmu” ucap kaktus.

“Dengan senang hati” ucap lumut 

“inilah yang aku tunggu-tunggu selama ini” gumamnya.

Akhirnya bertukar kerajaanlah mereka 

Hari pertama kaktus berada di kerajaan lumut.  Ia langsung menerima siraman air membasahi tubuhnya. Kaktus sangat bahagia karena tubuhnya mulai merasakan ketentraman dan kenyamanan.

Begitu juga dengan lumut, ia mulai merasakan kehangatan serta kebebasan tubuhnya berada di kerajaan gurun.  

Tanpa terasa seminggu berlalu, mereka bertukar kerajaan, suatu ketika kaktus berkata dalam hati 

“Mengapa tubuhku begitu lemas? Aku mulai membusuk, tubuhku tidak lagi gagah. Duri-duriku tidak lagi menarik. Aku terlihat sangat layu dan tidak bergairah”

Kaktus mulai menyesali apa yang dia lakukan. Ternyata hidupnya tidaklah nyaman di cuaca dingin. Yang terjadi sebaliknya. Tubuhnya bisa mati seketika bila terus disiram dan terendam air. 

Begitu halnya lumut.  Setelah seminggu ia berada di kerajaan gurun, ia terus menjerit panas..panas..panas…. Tubuh lumut mulai mengering dan  hangus terbakar. Lumut sangat menyesal, ternyata gurun tidaklah mengenakkan seperti apa yang ia pikirkan.

Maka dari itu syukurilah hidup dengan apa yang sudah Allah takdirkan, janganlah kita iri melihat kehidupan orang lain, karena belum tentu kehidupan orang lain akan cocok untuk kita terapkan dalam kehidupan kita . 

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

1 komentar: