Pages

Guruku Panutanku






Oleh: Haura Layyina Adzillah

Kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 11 Banda Aceh

 

Namaku Dita. Aku adalah seorang murid kelas 6 MIN. Di sekolah aku bukanlah murid yang pintar. Aku sering mendapat nilai C di beberapa mata pelajaran. Tapi tidak saat aku naik ke kelas 6, aku menjadi semakin semangat belajar. Itu karena  Aku memiliki seorang wali kelas yang sangat baik dan juga ramah. Wali kelasku bernama ibu Rana. Sejak lama aku ingin dibimbing olehnya. Aku belajar banyak dari bu Rana. Semenjak aku belajar bersama ibu Rana nilai-nilaiku semakin bagus.

            Suatu hari di sekolah ada pengumuman bahwa akan diadakan lomba menulis cerita pendek antar sekolah dan tiba-tiba ibu Rana bertanya kepadaku apakah Dita mau ikut lomba tersebut. Akupun menjawab, Dita berminat bu, tapi Dita belum pernah menulis cerita pendek. Ibu berkata tidak apa-apa, nanti akan ibu bimbing. Aku sangat senang sekali karena ibu Rana mau mengajariku cara menulis cerpen. ibu Rana sangat pintar dalam menulis atau membuat cerita.

            Akupun mulai menulis cerita dengan dibimbing oleh bu Rana. Setelah dua hari, akhirnya ceritaku selesai. Aku mengirimkan file ceritaku pada bu Rana untuk dilihat dan diperbaiki apa yang masih kurang dan salah dalam tulisanku. Sekalian ibu Rana yang akan mengirimkan ceritaku pada panitia.

            Akhirnya hari pengumuman pemenang pun tiba, aku sudah tidak sabar untuk mendengar nama-nama pemenangnya. Setelah aku melihatnya aku merasa kecewa dan sedih karena aku tidak menang. Ibu Rana berkata tetap semangat menulis ya Dita, jangan pernah menyerah untuk menulis. Suatu saat Dita pasti bisa menjadi penulis yang hebat. Aku menjadi semangat mendengarnya. Semenjak itu aku mulai giat menulis cerita lagi. Berkat semangat  dan dukungan dari keluarga dan bu Rana. Akhirnya aku menang juara 2 tingkat provinsi. Mulai saat itu menulis cerpen adalah hobi baruku.

            Setelah lulus MIN  aku masih tetap menulis cerita, meski aku sudah berpisah dengan ibu Rana. Namun perkataannya masih aku ingat dan itu membuatku semakin percaya kalau aku bisa menjadi penulis terkenal jika aku terus berusaha.

            Sudah sepuluh tahun berlalu, karya-karya ku semakin terkenal. Buku-buku karanganku sangat banyak yang laku terjual. Itu semua tidak terlepas dari dukungan bu Rana. Namun sayangnya selama sepuluh tahun ini aku tidak pernah berkomunikasi lagi dengan ibu Rana, karena bu Rana pindah ke luar kota.

            Suatu hari saat aku sedang pergi berjalan-jalan, aku mendengar suara seseorang. Suara yang sancta familiar di telingaku. Aku menoleh ke belakang dan saat aku lihat ternyata itu ibu Rana, orang yang sudah memotivasi aku menjadi seorang penulis yang hebat. Aku langsung menyapanya dan ternyata bu Rana masih mengenaliku dengan sangat baik. Aku sangat bahagia aku juga berterima kasih kepada bu Rana, berkat beliau aku menjadiorang sukses seperti saat ini.


 

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar