Oleh : Muhammad Fairuz Althaf Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN)11 Banda Aceh
|
Maulid nabi merupakan perayaan hari lahir Raulullah SAW. Kata maulid berasal dari kata milad yang berarti hari lahir. Maulid diperingati pada tanggal 12 Rabiul Awal pada kalender Islam. Maulid nabi adalah perayaan yang sangat popular di kalangan masyarakat Aceh, termasuk keluarga Amir. Keluarga Amir merupakan warga desa Gampong Barat, Kecamatan Kembang Tanjong Pidie. Setiap tahunnya tradisi perayaan maulid nabi selalu semarak di daerah Amir.
“Allahu akbar… Allahu akbar…” terdengar suara azan subuh berkumandang di toa meunasah. Pagi itu Amir bangun lebih awal karena tidak ingin kehilangan tempat untuk shalat Subuh berjama’ah. Sesudah shalat Subuh, para pemuda sibuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan Dalail Khairat, termasuk Amir dan teman-teman seusianya. Di desa Amir hari ini akan diselenggarakan Maulid nabi. Para warga sudah berkumpul untuk memasak kuah Beulangong. Ini sudah menjadi tradisi di desa Amir. Selain itu kegiatan ini juga dapat memperkuat hubungan silaturahmi antar warga desa
Setelah bergiliran berdalail, Amir segera pulang ke rumah untuk membantu ibunya mengantarkan kue dan lauk pauk yang akan dimasukkan ke dalam raga punoe dan di bungkus ira bungkoh yang bewarna kuning lalu ditutup menggunakan sage, lalu diantar ke meunasah untuk disajikan untuk para tamu dan anak yatim. Tepat bad zuhur, para tamu dan anak yatim pun datang, makanan sudah tersaji dengan rapi di teras meunasah. Para tamu menyantap hidangan sambil berbincang dengan warga sampai adzan ashar dikumandangkan. Amir yang dari tadi bermain dengan temannya langsung mengambil wudhu dan ikut shalat berjamaah.
Pada malam harinya meunasah sangat ramai dipenuhi oleh para warga dan pedagang jajanan. Amir terkejut melihat halaman meunasah yang sudah disulap menjadi panggung dakwah. Setelah sholat isya, kemudian tengku penceramah naik ke atas panggung untuk menyampaikan ceramahnya yang berisi “sejarah perjuangan Rasulullah SAW”. Amir sangat menyukai materi tersebut. Ia meresapi isi kandungan ceramah tersebut walaupun harus duduk di pelataran beralaskan terpal, sangking ramainya warga. Ini merupakan tradisi perayaan maulid nabi di desa Amir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar