Oleh : Putroe Rajwa Kamila
Siswa Kelas VI Madrasah Intidaiyah Negeri (MIN) 11 Banda Aceh
Pagi ini, matahari membuat badanku hangat. Aku bangun dari ranjangku, melihat bendera di depan rumahku sisa 17 Agustus kemarin. Setiap aku melihat bendera pusaka itu, rasanya seperti menjadi tambah bersyukur. Aku mulai beranjak keluar kamar, bersiap-siap untuk sekolah.
“Ibu. aku pergi dulu ya ke sekolah” aku meminta izin kepada Ibu. untuk berangkat sekolah. Aku menaiki sepedaku, melaju dengan cepat. Supaya aku tak terlambat.
Aku mulai memasuki gerbang sekolah. Aku memakirkan sepedaku. Dua sahabatku, Atika dan Malik sudah menungguku di tempat parkir.
Atika mulai membuka obrolan. “ hey, kalian berdua. Kalian tabu tidak tentang sumpah pemuda?”. “Apa itu, Atika. Sumpah pemuda?”. Atika langung memasang wajah sok pintarnya. “dengar ya, ini dia isi sumpah pemuda. 1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. 2. Kami putra dan putrid Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. 3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”
Atika memasang wajah pura-pura capeknya, dan selesai mengucapkan isi sumpah pemuda. “kalian harus hafalkan. Sumpah pemuda”.
“stop. Kamu tahu tidak ya, sumpah pemuda itu bukan untuk dihafal saja, tapi kalian tanamkan juga dong dalam diri kalian”. Malik yang dari tadi diam, mulai berbicara. “ iya. Atika mah cuma dihafal aja. tidak ditanam dalam diri”. Aku menasehati Atika. Aku pun menjelaskan panjang lebar tentang makna dan manfaat apabila sumpah pemuda itu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Atika dan Malik manggut - manggut seakan mengaminkan apa sedang aku sampaikan. Sambil bergandengan tangan dengan hati penuh suka cita kami pun bell.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar