Pages

Sultan Iskandar Muda Menjalin Persahabatan



biografiku.com


Oleh Marzalina

 

Sultan Iskandar Muda merupakan seorang raja yang arif bijaksana. Di masa kepemimpinannya Kerajaan Aceh berada dalam kemakmuran dan perdamaian. Beliau sangat menjunjung tinggi keadilan dan persaudaraan. Pada suatu hari, seluruh hulubalang dan para tetua seluruh negeri dikumpulkan di istana Sultan. Sultan ingin meminta pendapat mereka mengenai suatu hal.

 “Di Negeri Mekah* ada seorang raja Islam yang adil bijaksana, bernama Raja Rom. Saya berniat menjalin persahabatan dengan beliau. Bersamaan dengan itu saya ingin mengirimkan sebagian hasil bumi negeri kita sebagai persembahan dan tanda persahabatan. Apakah kalian setuju?” 

“Jikalau itu titah sultan, dengan senang hati kami akan melaksanakannya,” jawab para hulubalang.

Persiapan pun dilakukan untuk ke Negeri Mekah. Tak lama waktu berselang, tiga kapal besar lengkap dengan seluruh perbekalan dan hadiah untuk Raja Rom telah siap berlayar. Sultan pun meminta  juru tulis untuk menulis sebuah surat persahabatan kepada Raja Rom. Seorang menteri diutus untuk menyampaikan surat persahabatan tersebut kepada Raja Rom.

Tiga kapal besar pun berlayar mengarungi samudra yang luas. Namun, tak seperti yang diharapkan, 3 bulan waktu pelayaran yang ditentukan meleset jauh hingga hampir 3 tahun. Nakhoda semakin gundah karena angin dan badai terus-menerus menyesatkan mereka ke berbagai tempat. Perbekalan pun sudah habis dan mereka terpaksa menjual barang-barang yang akan dihadiahkan ke pada Raja Rom. Nakhoda yang hampir putus asa kemudian bermohon kepada Allah agar segera dapat mendarat di Negeri Mekah.

Tak lama waktu berselang tampaklah dari jauh sebuah daratan yang kemudian diketahui sebagai Negeri Makkah. Namun, seluruh awak kapal semakin gundah mengingat semua hadiah telah habis ditukar dengan makanan dalam perjalanan.  Nakhoda meminta seluruh awak untuk memeriksa seluruh isi kapal untuk menemukan sisa perbekalan. Namun, yang ditemukan hanya secupak lada. 

Mereka pun membulatkan tekat untuk tetap menghadap sang raja. Sesampai di istana mereka diterima dengan baik dan disuguhi makanan lezat. Setelah menyantap hidangan, sang raja meminta mereka menjelaskan maksud dan tujuan perjalanan mereka ke Mekah.

“Daulat paduka, adapun maksud kedatangan kami semua ke sini atas utusan raja dari kerajaan kami, Kerajaan Aceh yakni  Sultan Iskandar Muda. Beliau bermaksud untuk memberikan hadiah dari hasil bumi negeri kami dan menyampaikan surat ini,” ujar sang menteri kemudian memberikan surat sultan kepada Raja Rom.

Surat diterima oleh Raja Rom yang kemudian dibacakan oleh salah seorang hulubalangnya dengan lantang di depan mereka semua. Sang raja terlihat terkagum-kagum dengan bahasa indah dalam surat. Kemudian beliau berkata, “Lantas dimana hadian yang tadi engkau maksudkan?” 

Sang menteri pun menceritakan hal yang terjadi dalam perjalanan. Ia kemudian mohon ampun atas kejadin tersebut sambil mempersembahkan secupak lada dalam genggamnnya kepada Raja Rom. Raja Rom dengan bijaksana mengampuni mereka. Beliau menerima persahabatan dan secupak lada tersebut dengan senang hati.

Para utusan sultan diterima di kerajaan Mekah dengan kemuliaan. Raja Rom membekali kembali  ketiga kapal mereka untuk pulang ke Aceh. Raja Rom menghadiahkah sebuah meriam besar yang kemudian diberi nama meriam Lada Sicupak. Raja Rom juga menghadiahkan 12 pahlawan yang ahli dalam membuat senjata perang. Tetapi, Raja  Rom menyerahkan sepucuk surat tentang kedua belas pahlawan tersebut yang hanya boleh dibaca oleh Sultan Iskandar Muda. Selanjutnya mereka semua kembali dengan selamat ke Aceh dan disambut dengan kebahagiaan oleh sultan dan rakyat. 

 

 

 

sumber: Harun, Ramli. 1985. Hikayat Sultan Aceh Iskandar Muda. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

* Ada juga sumber yang menyebutkan Raja Rom berasal dari Turki (Kerajaan Turki Usmani).

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar