Pages

Senyum itu Sedekah



Oleh Rafila Khansa

 SD Negeri 6 Bireun, Aceh

 

 Zuhra adalah perempuan yang baik dan saleha. Ia selalu mengajarkan teman-temannya hal yang baik dan benar. Semua teman Zurah, menyukainya, kecuali Silfia. Silfia sangat membenci Zuhra. Ia selalu menuduh Zuhra yang tidak dilakukan Zuhra, seperti saat Silfia kehilangan jam tangannya. Silfia menuduh Zuhra yang melakukan itu semua, tetapi dia tetap bersabar dan tersenyum. Semua teman Zuhra menjauhi Zuhra, karena mereka takut ada barang yang hilang. Tetapi dua teman akrab Zuhra,  Linda dan Anissa bertanya kepada Zuhra. Mengapa kamu tetap tersenyum? Padahal kamu dituduh sudah mencuri jam tangan punya Silfia. Zuhra menjawab,  “ Aku tersenyum, karena senyum itu sedekah. Lagi pula bukan aku yang mencuri jam tangan milik Silfia. Jadi aku harus tetap sabar menghadapi cobaan ini”. Linda dan Anissa pun menjawab, kau memang perempuan yang kuat dan sabar. Aku bangga mempunyai sahabat sepertimu.

 

Keesokan harinya, wali kelas Zuhra menanyakan kepada Zuhra. Zuhra, apakah benar kamu yang mengambil jam tangan Silfia? Zuhra tersenyum dan menjawab, “ Saya tidak mencuri jam tangan milik Silfia. Mungkin Silfia lupa menaruh di mana jam tangannya. Tiba-tiba Silfia masuk dan berkata dengan lantang, bohong, pasti kamu yang mencuri jam tangan milikku. Tidak, aku tidak mencuri barang yang bukan milikku. “ Sudah, sudah. Kalian jangan bertengkar lagi. Sekarang kalian masuk kelas. Baik bu.

 

Hari berikutnya, Silfia dan kawan-kawannya tidak pernah lagi berbicara dengan Zuhra.  Karena takut kehilangan barang mereka lagi. Zuhra pun berkata pada dua orang sahabatnya, aku sudah tidak punya teman lagi.  Tenang saja Zuhra. Kami akan tetap menjadi sahabatmu. Kau harus tetap tersenyum, seperti katamu “ Tersenyumlah, karena senyum itu sedekah”. Zuhra pun menjawab, aku bangga memiliki sahabat seperti kalian berdua. Mereka semua tersenyum

 

Sepulang ekolah, wajah Zuhra terlihat murung. Ibu pun bertanya kepada Zuhra. Tidak seperti biasanya, kamu terlihat murung hari ini. Coba ceritakan apa yang sedang kamu alami, sehingga wajah kamu terlihat murung. Maafkan Zuhra bu, kalau Zuhra tidak menceritakannya kepada ibu. Dua hari yang lalu, Silfia menuduh Zuhra mencuri jam tangannya. Zuhra tidak pernah melakukan itu bu. Semua teman menjauhi Zuhra. Hanya Linda dan Anissa yang tetap menjadi teman Zuhra. Ibu pun menjawab, kamu sedang diberikan cobaan oleh Allah. Jadi kamu harus sabat ya. Baik bu, jawab Zuhra. “ Senyum dulu dong. Itu baru anak Ibu”

 

Beberapa hari kemudian, Silfia meminta maaf kepada Zuhra, karena dia salah menuduh Zuhra. “ Sebenarnya jam tangan itu di dalam lemari kamarku”.  Kamu mau maafkan aku? Zuhra tersenyum dan berkata. Aku memaafkanmu Silfia. Hmm, kamu harus berjanji Silfia. Jangan ceroboh dan  jangan menuduh orang tanpa bukti.

 

Setelah kejadian itu, mereka hidup dengan saling percaya satu sama lain dan yang terpenting adalah “ tersenyumlah, walaupun sedang dituduh atau pun semacamnya, karena senyum itu adalah sedekah.

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar