Pages

Ayo, Jangan Malas Salat!





Oleh: Oot Nasrudin

Azan maghrib sudah berkumandang. Rafi (11 tahun) segera beranjak dari ruang televisi untuk segera pergi berwudhu. Bu Nur Hidayah melihat Rafi yang beranjak, karena dia juga sedang berada di ruang televisi, sedang menyusun baju-baju yang baru saja selesai disetrika. Bu Nur Hidayah tahu kebiasaan baik anak pertamanya itu, yang ketika mendengar suara azan pasti segera berwudhu untuk kemudian melaksanakan salat.

“Aul … lihat Kakakmu, tuh,rajin, cerdas, saleh, nurut sama Ibu. Baru saja dengar suara azan langsung siap berwudhu,” kata Bu Nur Hidayah pada anak bungsunya, Aulia (6 tahun).

Sementara itu, Aulia masih asik menonton televisi, kartun kesukaannya, yaitu si kembar berkepala botak. Aulia hanya menoleh sebentar ke ibunya, tetapi kemudian Aulia tidak menghiraukan perkataan ibunya. Aulia kembali asik melihat kartun kesukaannya. Bu Nur Hidayah menggelengkan kepala, ia berusaha untuk tetap sabar menghadapi Aulia yang seperti itu. Bu Nur Hidayah beranjak meninggalkan Aulia yang masih asik menonton televisi. Bu Nur Hidayah melangkah menuju kamar hendak memasukkan baju-baju yang sudah ia seterika ke dalam almari. Setelahnya, Bu Nur Hidayah pun wudhu. Ia juga akan melaksanakan salat.

Rafi sudah selesai wudhu, ia menunggu ibunya sebentar. Seperti biasa, Rafi dan ibunya melaksanakan salat maghrib bersama. Selesai salat, Bu Nur Hidayah berkata pada Rafi untuk membujuk adiknya agar jangan malas-malasan ibadah. Karena salat adalah kewajiban untuk umat Islam (bagi yang sudah baligh). Jadi, Bu Nur Hidayah ingin Rafi dan Aulia membiasakan diri sedari kecil.

Rafi menurut, ia pun menghampiri adiknya. Kebetulan sekali kartun yang Aulia tonton sedang iklan.

“Dek, ayo salat,” ajak Rafi.

“Maleeesss,” jawab Aulia sembari menggeliat.

“Makanya, kalau udah azan langsung wudhu, terus salat, deh.Jadi nggak males lagi.” Rafi menasehati Aulia berdasarkan pengalamannya.

Aulia mengerutkan dagu, tampak berpikir.

“Ohya?”

“Iya! Dulu Kakak juga begitu, maleeesss bangeeet salat. Terus dikasih tau sama Ibu supaya tiap baru dengar suara azan langsung segera wudhu terus salat. Kata Ibu, itu solusinya. Karena semakin menunda, jadinya akan semakin malas. Terus, jadi nggak salat, deh,” jelas Rafi.

“Tapi tadi kartunnya belum iklan.” Aulia berusaha mencari alasan. Aulia memang begitu, paling maaales setiap disuruh salat.

Rafi menghela napas. “Ayah selalu bilang, utamakan ibadah. Nanti, kalau udah terbiasa kaya Kakak, kamu juga akan terbiasa dan nggak malas lagi. Lama-lama kamu jadi ingin langsung sholat tiap baru dengar azan, karena sudah kebiasaan.” Rafi menjelaskan lagi.

Aulia menurunkan bahunya, tampak tidak bersemangat.

“Aku sebal, bacaanku belum lancar dan kadang lupa. Jadi bikin salatnya lama,” kata Aulia dengan suara lesu.

Jadi, itu yang selama ini membuat Aulia malas salat. Rafi pun menepuk dahinya mendengar alasan Aulia. Rafi berusaha menerangkan ke Aulia lagi berharap Aulia mengerti.

“Dek, dulu Kakak juga bacanya nggak lancar, tapi karena dibaca terus setiap salat, akhirnya Kakak bacanya lancar dan nggak lupa-lupa lagi. Jadi, memang harus dibiasakan dulu.”

Aulia tampak mulai paham dengan penjelasan kakaknya. Kemudian Aulia berkata, “Oooh begitu … ya sudah, nanti Kakak ingatkan aku salat terus, ya, biar kebiasaan dan nggak lupa. Biar bacaanku lancar juga kaya Kakak.”

“Oke! Mulai sekarang Kakak akan selalu ingatin kamu. Biar nanti kita bisa salat berjama’ah dan dapat pahala lebih banyak!” seru Rafi. Ia tampak senang, akhirnya Aulia paham dengan penjelasannya dan mau diajak salat.

Aulia juga senang, ia menemukan solusi dari kemalasannya. Lalu, Aulia segera berwudhu kemudian melaksanakan salat.

Sejak hari itu, Aulia sudah tidak malas-malasan untuk sholat lagi, karena Rafi selalu mengingatkan dan mengajaknya untuk salat bersama.

Bu Nur Hidayah pun senang melihat perkembangan Aulia yang sudah tidak malas salat lagi, juga bahagia karena anak-anaknya mau saling mengingatkan.



***

Oot Nasrudin, menulis novel di platform online. Saat ini tinggal di Jakarta. Bisa dihubungi melalui e-mail ootnasrudin@gmail.com

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

1 komentar: