Pages

NIKMAT ORANG YANG BERSEDEKAH


 Oleh Ayu Dewi Larasati SS, M.Hum
Staf Pengajar Universitas Sumatera Utara

Nurul dan Nabil baru saja selesai makan malam bersama Ayah dan Ibunya. Mereka pun langsung menuju kamar untuk membereskan buku-buku sekolah dan mengerjakan PR.
Saat Nurul hendak mengerjakan PR nya, Nabil malah masih terlihat kebingungan. Melihat Nabil yang sedang sibuk mencari sesuatu, Nurul pun menghampirinya.
“Sedang apa, Dik?” tanya Nurul.
“Tempat pensil Nabil hilang. Kakak lihat nggak?”
“Hmmm…tidak, Kakak tidak lihat!”
“Di mana, ya?” pikir Nabil sambil membongkar lagi meja belajarnya. “Seingatku, sudah kusimpan di dalam tas saat mau pulang sekolah tadi. Tapi, kok hilang, sih? Bagaimana harus mengerjakan tugas sekolah nih?” ucap Nabil.
Tiba-tiba Ibu masuk ke kamar mereka dan bertanya, ”Nurul, Nabil, kalian sedang apa? Sudah selesai PR nya?”
“Eh, hmmm….Nabil lagi mencari sesuatu nih, Bu,” sahut Nabil.
Kening Ibu berkerut sambil melihat kamar Nabil yang berantakan, “Mencari apa?”
“Itu, Bu, kotak pensilku…” kata Nabil pelan. “Ibu, lihat nggak?” tanya Nabil lagi.
“Kotak pensil? Ibu nggak lihat. Memang terakhir Nabil taruh di mana?”  
“Seingat Nabil, sewaktu selesai pelajaran sekolah tadi, sudah Nabil letakkan ke dalam tas. Tapi…kok sekarang tidak ada ya?”
“Sudah dicari di luar kamar? Mungkin terselip atau kamu lupa menaruhnya kembali” ucap Ibu.
“Oh ya, belum, Bu,” kata Nabil.
“Yuk, Ibu bantu! Kamu cari di ruang depan. Kakak cari di ruang tengah ya,”
Mereka pun keluar kamar dan mulai mencari kotak pensil itu. Sementara, Ayah asik menonton TV.
Melihat Ibu dan anak-anak sibuk mondar-mandir, Ayah pun bertanya kepada Ibu, “Sedang apa, Bu?”
“Cari kotak pensil Nabil, Yah,” jawab Ibu dan Nabil kompak.
Tiba-tiba Ayah teringat sesuatu, “Kotak pensil? Hmmm…Oh iya, seingat Ayah, sewaktu habis mengantar Nurul dan Nabil dari sekolah tadi, Ayah melihat kotak pensil Nabil terjatuh di mobil. Mungkin tas Nabil tidak tertutup rapat ya. Nah, kebetulan saat Ayah balik lagi ke kantor, di lampu merah Ayah melihat seorang anak kecil sedang menjajakan minuman dengan pakaian sekolah yang terlihat lusuh. Ayah iba sekali padanya. Lantas Ayah berikan kotak pensil Nabil kepadanya,”
“Tapi kotak pensil itu kan kesayangan Nabil, Yah. Masih bagus lagi, baru beberapa hari lalu Ayah belikan Nabil sebagai kado ulang tahun,” rajuk Nabil dengan nada sedih.
Untuk menghilangkan kesedihan Nabil, Ayah pun membujuknya. “ Begini Nak, kalau kita menyedahkan barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai, mungkin tetap akan menuai pahala dari Allah jika memang disertai keikhlasan. Tetapi, pahala yang diberikan tentu tidak seistimewa apabila menyedekahkan barang-barang yang masih bagus dan berharga. Barang-barang yang hati kita sebetulnya masih sangat mencintainya.”
“Terus, Nabil mesti pakai apa Yah ke sekolah besok? Apalagi Nabil belum selesai mengerjakan PR malam ini,” gerutunya kesal.
“Tenang Dik, Kakak masih punya banyak alat tulis kok. Nabil bisa pakai alat tulis kakak ya,” bujuk Nurul.
Ibu pun mencoba menenangkan Nabil. “Iya Nak, pakai punya kakak aja dulu ya. Besok Insya Allah Ibu belikan yang baru buat Nabil.”
Nabil pun mengangguk tanda setuju.
“Nabil…” sapa Ayah lagi. “ Benar kamu ikhlas kan kalau kotak pensil kamu sudah Ayah berikan pada anak itu? Ayah sangat kasihan padanya. Dia tidak seberuntung kamu Nak, masih punya orang tua yang dapat menafkahkan dan bisa bersekolah di tempat yang bagus.”
Nabil pun menjawab,”Hmm…ya Ayah, Nabil sudah ikhlas kok, Yah.”
Ayah pun tersenyum bahagia seraya bangkit dari tempat duduknya. “Alhamdulillah kalau kamu ikhlas, Nak. Allah pun pasti akan membalas kebaikan kita. Hmm…kamu tau gak, setelah Ayah memberi kotak pensil itu ke anak tadi, Ayah dipanggil bos Ayah di kantor yang baru saja pulang liburan dari Jepang. Nah, ternyata dia membelikan oleh-oleh buat Kak Nurul dan Nabil juga, lho. Hayo tebak, kira-kira apa ya oleh-olehnya?”
“Wah oleh-oleh dari Jepang ya, Yah? Hmm…mungkin boneka ya, Yah? Atau coklat?” ujar Nurul kegirangan.
“Mainan kali, Yah,” sahut Nabil tak mau kalah.
“Oke, sebentar Ayah ke belakang dulu, ya. Ayah lupa masih menurunkannya dari mobil.”
Tak berapa lama Ayah pun tiba dengan membawa sebuah bingkisan di tangannya.
“Ayo donk, Yah, cepat buka bingkisannya, kami sudah tidak sabar, nih,” seru Nurul dan Nabil kegirangan.
Betapa terkejutnya Nurul dan Nabil ketika melihat isi bingkisan itu adalah seperangkat alat sekolah. Ada tas, kotak pensil, pulpen, penghapus, penggaris yang kesemuanya bergambar tokoh kartun kesukaan mereka yaitu Doraemon.
Nurul dan Nabil pun kegirangan dengan pemberian teman Ayahnya itu seraya bersyukur dengan mengucap ‘Alhamdulillah’.
Ibu pun lantas memeluk kedua anaknya itu dan berkata, “Begitulah Nak, jika kita ikhlas bersedekah, tentu Allah akan membalasnya dengan lebih dari yang kita sangka kan. Mulai sekarang anak-anak Ibu harus rajin bersedekah ya,”
Nurul dan Nabil pun mengangguk tanda setuju.

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar