Pages

Gadis Durhaka dan Legenda Sungai Siak

    
foto : dok Jejakpiknik.com

Ditulis kembali oleh Nakeisya Nur Azkya,
 Kelas VMIN 45 AcehBesar 

Dahulu kala, Sungai Siak disebut sebagai sungai Jantan. Sedangkan Siak Sri Indrapura masih bernama Mempura. Di sana, hiduplah seorang janda bersama seorang gadisnya bernama si Umbut Muda. Gadis ini begitu cantik jelita, mempunyai wajah bulat telur, alis matanya meruncing seperti taji ayam dan hidung mancung.

Kecantikan si Umbut Muda tak ada bandingannya pada waktu itu. Karena selalu dipuji-puji, si Umbut Mudapun mulai tinggi hati. Pakaiannya pun terbuat dari kain sutra termahal, kain songket tenunan Trengganu. Tersohor dilengkapi dengan selendang.


Untunglah, harta peninggalan almarhum ayahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan siUmbut Muda. Kalau tidak, si Umbut pun tak ada harapan.

Ibunya hanya seorang pengrajin tenun mengambil upah menenun. Kain songket kesana kemari cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Mak, jangan hendak senang-senang saja menghabiskan harta peninggalan ayahku!” kata si Umbut Muda kepada ibunya saat melihat sang ibu berbelanja menggunakan harta ayahnya.

Kadang ibunya terpaksa harus tidur di rumah serambi bertemankan agas yang gatalnya bukan main.

“Rasailah oleh Mak” kata siUmbut muda kepada wanita separuh baya itu.

Pada suatu hari, menikahlah putri seorang bangsawanTemma Mempura. Undangan terdiri dari orang-orang ternama termasuk si Umbut Muda.

“Mak berpakaianlah, Mak” perintah si Umbut Muda karena sejenak lagi akan ke tempat pesta perkawinan. “baiklah” kata ibu si Umbut Muda.

Wajah si Umbut bertambah cantik, berpayung biru muda, manik kaca buatan Eina, dan gelang emas di tangannya. Saat dijembatan Siak terlepaslah dua susunan gelang di tangan kanan si Umbut Muda, berdenting lalu terjatuh ke dalam sungai Siak.

"Mak, gelang Umbut jatuh” kata siUmbut muda dengan sedih kepada ibunya.

“Mak selami gelangku, Mak!” perintah si gadis itu sambil mendorong ibunya.

“Arus sungai deras nak…. Mak tak berani nyelam” Si Umbut marah kepada ibunya. Lalu ditekankan ke tekuk ibunya dengan kasar. “Ambilkan gelangku, segera!”.

“burr…” gelembung air mengangkat dari nafas ibunya. Burr…..

arus sungai puting beliung bergulung siung. Si Umbut Muda dan gelang banyak pun digulung angin, “Mak tolong aku” kata si Umbut Muda. Tapi ibunya tak berbuat apa-apa,

Akhirnya gadis itu mati terikat tarikan lumpur. Sementara ibunya terangkat ke tebing sungai.

Beliau kehilangan putri kesayangan yang telah menyakiti hatinya. Pada bulan-bulan tertentu selalu kelihatan akar-akar dalam sungai siak dipermainkan arus seakan-akan rambut terurai panjang menggelitik. Penduduk setempat mempercayai sebagai rambut si Umbut Muda. Gelang banyakpun sesekali muncul untuk dijadikan peringatan tentang anak durhaka kepadai bunya.

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar