Nama : Aveline Evania Veda Gea
Kelas : 3 SD
Sekolah : SD Immanuel Batu
Kota Batu, Jawa Timur.
Aku hanya bisa memandang beberapa pekerja memindahkan meja-meja plastik ke depan toko dengan sedih. Ini hari kelima toko buka setelah Kakek Yadi, pemilik toko ini meninggal. Toko ini diwariskan kepada anaknya, Pak Robert. Segera setelah ayahnya meninggal , Pak Robert memindahkan semua meja, lemari dan kursi kayu buatan Kakek Yadi ke dalam gudang, beberapa dijualnya dengan harga murah. Aku adalah meja yang terbuat dari kayu jati berhiaskan ukiran, yang dipercantik dengan alas kaca di bagian atasku.
Kakek Yadi membuatku selama dua minggu. “ Aku akan mengirimmu ke luar negri” katanya bangga sambil mengelus ukiran yang ada di tubuhku. Namun sayang, dua hari kemudian, Kakek Yadi meninggal karena serangan jantung.
Dari jendela kaca di gudang, aku melihat seorang bapak berambut kuning masuk ke dalam toko, diikuti dengan seorang perempuan muda dan 2 anak kecil. Ia melihat beberapa meja yang terletak di baris bagian depan. Ia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, tapi istrinya menggeleng. Kemudian ke baris ke dua. Istrinya senang dengan meja di baris itu,tapi bapak itu menggeleng. Kemudian mereka menuju baris akhir. Bapak dan istrinya senang,tapi kedua anaknya menggeleng.
“Ayah,ayah! Di sini ada meja bagus! Mejanya cantik!” teriak anak-anak bersamaan. Mereka menempelkan wajah mereka di jendela gudang dan menunjuk-nunjuk aku. Aku cemas dan khawatir, jangan-jangan aku akan dibuang. Bapak itu langsung menoleh ke belakang. Ia berjalan ke arah gudang. Ia memanggil Pak Robert,meminta ijin untuk melihatku. Kedua anak itu menarik-narik tangan ayahnya. Keempat orang itu langsung mendekatiku. Mereka mengelusku, kemudian Bapak berambut kuning berbicara kepada Pak Robert.
“Ini berapa?”tanya bapak itu.
“Mmmm… maaf ini tidak dijual Pak” jawab Pak Robert
“Sungguh? Sayang sekali, meja ini sangat artistik, kelihatannya sangat kokoh, sungguhkah tidak dijual? Saya bersedia membayar berapa saja yang anda minta” katanya
“Mmm… bagaimana ya, ini meja terakhir yang dibuat ayah saya” Pak Robert berkata ragu-ragu
“ Sayang sekali kalau barang berharga seperti ini hanya disimpan di gudang dan berdebu, saya akan merawat meja ini baik-baik” rayu sang Bapak.
Pak Robert diam sejenak, kelihatannya berpikir keras, aku ikut merasa cemas menunggu jawabannya.
“Baiklah, lagipula sebelum meninggal, Bapak membuat meja ini untuk dikirim ke luar negri, tapi janji ya Pak, rawatlah meja ini baik-baik”
“Jangan kuatir, kami mempunyai museum kecil berisi benda-benda antik, meja ini akan kami rawat dengan baik” Janji sang Bapak.
Aku menarik nafas lega, sekarang aku tidak akan lagi tinggal di gudang yang penuh dengan debu. Seperti janji Kakek Yadi, aku akan tinggal di luar negri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar