Oleh Muhammad Fauzan
Kelas VI A SD Negeri Bungcala, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar

Di pertigaan dekat rumahku, ada sebuah rumah peninggalan Belanda. Rumah itu dikenal sangat angker. Konon, bila kita berjalan di depan rumah itu, melihat ke arah rumah peninggalan Belanda itu,  kita akan merasa takut dan merinding. Di rumah itu sering terlihat kuntilanak.

Suatu hari, aku berjalan malam-malam di depan rumah itu. Bulu kudukku merinding. Aku pun berlari ketakutan, pulang ke rumah.

Aku penasaran dengan rumah di pertigaan itu. Padahal sudah pernah ada acara tahlilan di rumah itu untuk mengusir hantu kuntilanak itu, tetapi hantu itu masih saja bergentayangan di rumah itu. Aku pun berencana untuk pergi dan melihat apa yang ada di dalam rumah itu.

Pukul 21.00 aku pun pergi ke rumah itu, sambil membawa senter ayahku. Aku melihat-lihat isi rumah itu. Lalu, aku mendengar ada suara orang yang sedang berbicara. Aku mencoba mencari di mana asal suara itu. Aku terkejut. Rupanya ada orang yang licik untuk memanfaatkan tumah itu, sebagai tempat jual beli narkoba. Lalu, datanglah kuntilanak jadi-jadian yang mengampiriku. Aku pun takut dan aku berlari pulang ke rumah dan memberitahu kepada ayahku.

Besok malamnya, aku dan ayahku pergi ke rumah itu, sambil memanggil warga untuk menguak misteri rumah angker di pertigaan itu. Lalu, warga pun masuk ke rumah itu dan menangkap orang-orang yang menjual barang haram itu. Lalu, misteri hantu kuntilanak palsu di rumah angker  peninggalan Belanda itu akhirnya terkuak.