Pages

Bertemu Doraemon di Museum Manga Internasional, Kyoto



Oleh : Ade Tuti Turistiati
Sekolah Madania, Bogor, Jawa Barat


Siapa tak kenal Doraemon ? Selain dalam bentuk anime, robot kucing teman setia Nobita ini hadir dalam bentuk komik alias manga. Nah, Doraemon ini tidak hanya terkenal di Indonesia dan negara asalnya Jepang tapi komik dan anime-nya yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa ini hampir ada di seluruh dunia.

Untuk menikmati berbagai macam manga yang terbit sejak zaman dahulu sampai sekarang kita dapat mengunjungi pusatnya, yaitu di museum Manga Internasional Kyoto. Museum Manga Internasional Kyoto terletak di distrik kota Nakagyo, Kyoto, Jepang. Museum yang diresmikan pada tanggal 25 November 2006 ini mempunyai koleksi sekitar 200 ribu manga. Untuk mengunjungi atau masuk ke museum manga tersbut orang dewasa harus membayar 800 yen (sekitar Rp 880.000), murid SMP dan SMA 300 yen (sekitar Rp 33.000), sedangkan murid SD ke bawah hanya 100 yen (sekitar Rp11.000). Kita bisa berada di museum dari sejak dibuka mulai jam 10:00 sampai jam 18:00. Museum ini pada hari Rabu libur karena pada hari itu dilaksanakan pemeliharaan .

Ketika kami mengunjungi museum tersebut banyak pengunjung yang tidak hanya berasal dari Jepang tetapi juga banyak turis manca negara, seperti dari Amerika, Australia, Prancis, Inggris, Timur Tengah, China, dan tentunya kami dari Indonesia. Yang jadi seru ketika kami kumpul di suatu tempat, kami mengambil komik Doraemon, semua saling pandang kemudian memperhatikan cover buku masing-masing. Ternyata kami kemegang buku Doraemon dengan cerita yang sama namun bahasanya berbeda, mulai dari bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Prancis, bahasa Mandarin/China, dan bahasa Indonesia. Selain Doraemon, banyak juga serial komik Jepang seperti Dragon Ball, Kameha, Pokemon, Naruto, Ditektif Conan, dan sebagainya.

Di Jepang, tidak hanya anak-anak yang membaca manga tapi juga orang dewasa bahkan nenek-nenek dan kakek-kakek. Manga tersebut biasanya menceritakan tentang aksi petualangan, olah raga, permainan, komedi, fiksi fantasi, detektif, komedi, dan lain-lain. Gambar atau karakter manga biasanya digambar dengan karakter laki-laki atau perempuan dengan mata besar. Manga sendiri ada yang digambar secara hitam putih, ada juga yang berwarna. 

 Di lantai 2, kita pun bisa menikmati manga dalam bentuk audio atau suara dan menonton anime-nya. Selain manga, ada juga cosplay (orang Jepang membacanya kosupure). Kosupure adalah istilah bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata yaitu "costume" (kostum) dan "play" (bermain). Cosplay berarti mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam manga, anime, dongeng, permainan video, penyanyi, musisi idola, dan film kartun. Di museum tersebut kita boleh mengambil photo atau berphoto bersama cosplay. Sayangnya kita tidak diperkenankan mengambil photo di dalam museum kecuali di beberapa tempat yang tidak ada tanda larangan berupa gambar kamera yang diberi tanda silang.

Di lantai satu sebelum kita masuk tersedia pula berbagai souvenir yang menarik juga komik-komik terbaru. Namun harganya relatif mahal. Seminggu sekali diadakan acara semacam workshop untuk berlatih membuat manga.

Di dekat museum terdapat universitas yang salah satu fakultasnya mempelajari manga. Hebat kan? Namanya Universitas Seika. Dari universitas ini banyak lahir illustrator manga, diantaranya Yozi Shinkawa yang membuat tokoh/karakter dalam video games untuk Konami.

Belajar membuat manga? Siapa takut. Kuncinya adalah belajar dan berlatih dengan tekun. Selain itu tentu saja diperlukan kerja keras, kesabaran, ketelitian, dan keberanian untuk mencoba dan bangkit lagi ketika hasil yang diharapkan belum sesuai.

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar