Pages

Putri Jihan Ingin Menunggang Kuda



Oleh:Wulan Mulya Pratiwi
 Founder Wonderland Creative

Putri Jihan sedang ngambek kepada Ayahnya, Sang Raja. Hal itu karena ia tidak diizinkan belajar berkuda seperti sang kakak, Pangeran Razzaq.
"Aku suka kuda, Ayah. Aku juga ingin belajar menunggang kuda."
"Belum waktunya, Jihan. Tidak untuk saat ini." Ucap Ayah berusaha membujuk anak gadisnya.
"Tapi mengapa Abang Razzaq boleh? Apa karena dia seorang pangeran? Sedangkan aku seorang putri, Ayah?"
Raja tampak kaget. Darimana Putri Jihan bisa berfikiran seperti itu? Apakah isu-isu gender tentang perbedaan anak laki-laki dan perempuan yang tengah hangat di perbincangkan rakyat sampai kepemahaman putrinya? Ahh, gadis itu masih berusia 10 tahun.
"Bukan karena itu, sayang. Kamu belum siap. Berlatih kuda tidak hanya karena kesenangan atau gaya-gayaan. Kita harus mempunyai kesiapan fisik terlebih duhulu" Raja mencoba menjelaskan. Namun Putri Jihan masih cemberut dan berkata pelan,
"Ayah tidak adil"
*
Sore itu Putri Jihan berkunjung ke kandang kuda. Ada kuda poni kecil disana. Dengan diam-diam Putri Jihan berusaha menaiki kuda poni tersebut.
"Nah, tidak sulit bukan. Lihatlah aku bisa menaiki kuda" ucapnya bergumam sendiri. Namun tiba-tiba sang kuda poni kecil merasa terusik. Ia mengikik dan berlari mengelilingi kandang. Berusaha melepaskan beban yang ada di punggungnya. Putri Jihan berteriak ketakutan.
"Ayah ... Abang ... Tolong aku"
Raja dan Pangeran Razzaq segera datang. Dengan sigap Pangeran Razzaq melompat dan mengendalikan kuda yang sedang panik tersebut, hingga berhasil membuat kuda tenang dan menurunkan Putri Jihan dengan selamat.
"Ayah, Abang, maafkan aku" ucap Putri Jihan tertunduk menyesal.
“Syukurlah Abang dan Ayah mendengar teriakanmu, Jihan. Kalau tidak kamu bisa jatuh” Ucap Pangeran Razzaq
"Itulah mengapa Ayah belum mengizinkanmu menunggang kuda, Nak. Kamu belum cukup kuat. Nanti jika sudah saatnya, akan tiba waktu bagimu untuk belajar juga. Keadilan itu bukan hanya masalah menerapkan sama rata, tetapi harus menempatkan sesuatu sesuai dengan kemampuannya." 
"Kamu lihat bukan, Abangmu sudah cukup umur, ia juga sudah latihan fisik.  Makanya Ayah mengizinkan ia berlatih kuda. Sedangkan kamu, nanti ada saatnya. Itu semua karena Ayah peduli pada kebaikan dan keselamatan, Jihan" ucap Ayah sambil mengelus rambut anak gadisnya. Jihan mengerti sekarang apa itu makna bersikap adil. Dan Ayah adalah seorang orang tua yang adil.
"Baik Ayah, Aku mengerti sekarang. Aku minta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi" Ucap Putri Jihan tersenyum sambil merangkul Ayah dan Abangnya.

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar