Oleh: Khadijah Ulya
Kelas VI SDN 5 Meuredu, Pidie Jaya, Aceh.

Satu minggu telah ditunggu-tunggu adikku. Ia memang begitu saat ada suamiku Zero. Ia selalu bermain dan berlatih dengannya. "Hai, Eli aku pulang" kata Zero.
"Abang, abang, datang kak!" teriak Vina gembira. "Tingkahmu seperti anak-anak saja, kan sudah 17 tahun," tegur Bang Zero. Vina tertawa tak mempedulikan kata-kata abangnya yang satu itu.
"Abang, sudah pulang ya" kataku sambil mendekati Zero. "Ya, tapi aku hanya sebentar, hanya tiga hari saja, sayang" kata Bang Zero. "Cie, cie" celetuk Vina.
"Hahaha, jangan goda kakakmu Vin," Tawa Zero. Aku berseru kecewa, apa lagi, Vina lebih kecewa lagi ia. "Ayolah kalian jangan kecewa, aku jadi sedih saja," hibur Zero. "Tapi kalau sebentar, latihannya jadi sebentar.
"Vin terus bagaimana abang menghadapi monster pasukan ultraman itu." kata Zero sambil memegang pundak Vina. Aku hanya mengangguk-ngangguk, setuju pada pendapat Zero.
"Eli, setuju pada pendapat abang. Belial itu nggak pernah jera juga, kurang ajar dia itu" aku berkata kepada Zero. "Kau betul Eli sayang, Belial sulit dikalahkan," Jawab Zero.
"Abang sebentar saja disini, jadi ayo berlatih sekarang," Vina berteriak penuh semangat. Ada-ada saja adikku itu.

Bersambung ke bagian 4 berjudul "Membujuk Vina".