Oleh: Khadijah Ulya

Kelas VI SDN 5 Meuredu, Pidie Jaya, Aceh.

Vina mengambil gitar, lalu menyanyikan sesuatu saat pembeli ada, itulah pekerjaann  adik bungsu saya itu. Aku melihatnya sambil tersenyum.

"Memang tak semudah itu. Memang tak sesulit itu, karena ku selalu ada untukmu. Saat kau butuhkan aku pada hal-hal yang sulit, aku datang untukmu menjadi hal yang mudah. Ku selalu menolong kamu, kamu selalu tolong aku. Buatlah hal ini menjadi mudah kembali. Kita selalu bersama tak pernah pergi, selalu saja kembali. Tak ada yang sendiri, kita saling tolong-menolong. Vina menyanyi sambil memainkan gitar. Aku bergumam. "Kau pandai Vina." pujiku. Vina hanya tertawa senang.

"Bang Zero bilang satu minggu lagi datang, kak. Suami kakak itu" goda Vina.

"Yang benar, betulan kan?" Aku tak percaya pada Vina. Aku sudah menikah dengan Ultraman Zero waktu kurang 2 tahun lalu.

"Yah kakak enggak percaya tuh! Suami kakak betul-betul ke sini" goda Vina lagi. 

"Jangan goda kakak, Vin," wajahku bersemu merah.

Bersambung ke bagian 3 berjudul "Datangnya Zero".