Oleh Lina Zulaini
Zaman dahulu kala, tinggalah perkumpulan ayam yang hidup rukun dan saling tolong menolong. Mereka setiap hari ke sawah yang terletak di kaki bukit belakang kampung mereka. Desa ayam tersebut dipimpin oleh seekor ayam jantan tangguh dan bijaksana.
Semua kandang di desa ayam berada saling berdekatan kecuali satu. Kandang tersebut jauh dari kerumunan dan berada sangat dekat dengan bukit. Dalam kandang yang jauh dari keramaian tinggallah dua ekor ayam, yaitu induk ayam dan satu anaknya bernama Kikik.
Kikik adalah anak yang lincah dan penurut. Setiap pagi ibu Kikik pergi ke sawah dan menyuruh Kikik untuk tetap tinggal di kandang.
“Nak, ibu berangkat ke sawah dulu. Kamu jangan jauh-jauh dari rumah ya” Kata Ibu Kikik
“Iya bu, Kikik tidak akan main jauh-jauh”. Jawab Kikik pada ibunya
Desa ayam yang berada dekat bukit membuat para induk ayam menjaga agar anak-anaknya tetap di rumah ketika mereka pergi mencari makanan. Hal itu mereka lakukan agar anak-anak mereka tetap aman dari sang pemangsa, salah satunya musang.
Suatu hari menjelang tengah hari, Kikik sedang sibuk bermain dengan boneka kesanyangan di tangga kandangnya. Tiba-tiba datanglah seekor musang berwarna agak kehitaman yang selama ini sudah memantau Kikik dari jauh. Kikik sangat terkejut dan langsung masuk ke rumah dengan jantung yang berdebar-debar.
Lalu sang musang berkata dengan lembut “jangan takut, paman ke sini cuman bermain bersama kamu. Dan ini paman juga membawakan kamu jagung”
Kikik hanya melihat dari celah pintu kandangnya tanpa berkata apa-apa. Kemudian musang bertanya kepada Kikik “Kikik, kamu selama tidur di mana?”
Kikik terkejut dengan pertanyaan musang dan tanpa sadar ia menjawab “Kikik tidur di bagian atas dekat jendela”.
Setelah mendengar jawaban Kikik musang pergi dan meninggalkan jagung yang dia bawa untuk Kikik. Kemudian Kikik mengambil jagung tersebut dan memakannya.
Ketika hampir sore induk Kikik pulang ke kandang dan Kiki langsung memberitahukan kepada ibunya bahwa sang musang datang ke kandang dan bertanya ia tidur di sebelah mana semalam.
Lalu induk ayam langsung berkata ”terus, apa kamu bilang ke musang di mana kamu tidur?”
Kikik menjawab “iya bu, Kikik bilang kalau semalam Kikik tidur di atas jendela”
Induk ayam terlihat sangat khawatir dan berkata “mala mini kamu tidak boleh tidur dekat jendela, kamu harus tidur di dekat pintu”
“baik bu” jawab Kiki dengan patuh.
Malam mulai menyelimuti pedesaan di kaki bukit. Semua ayam berada di kandang masing-masing dan tidur sambil menunggu matahari terbit.
Seperti perkataan sang induk, Kikik tidur di dekat pintu masuk agar terhindar dari musang. Musang yang licik datang secara diam-diam ke kandang Kikik dan mengendap-endap di luar kandang. Ia mulai memperhatikan jendela kandang dari luar dan mulai mengendus bau ayam. Setelah lama mengintip dari balik jendela dan tidak mendapati ayam Kikik yang tertidur di dekat jendela membuat sang musang kesal dan memutuskan untuk pergi dari kandang tersebut.
Keesokan hari saat Kikik sedang bermain tiba-tiba sang musang kembali datang dengan membawakan sekantung padi dan berkata
“Kikik, ini paman bawakan padi untuk makan siangmu nanti”
Di atas kandang di dekat pintu Kikik mengambil pemberian sang musang. Kemudian musang bertanya kepada Kikik
“kamu semalam tidur di mana? Kok paman datang semalam Kikik tidak ada”
“Kikik tidur di dekat pintu, kata ibu kalau Kikik tidur dekat jendela paman musang akan mengambil Kikik dan memakan Kikik” kata Kikik dengan polos pada sang musang.
“hahahah…” sang musang tertawa sangat keras dan berkata lagi “tentu saja paman tidak akan memakanmu, paman hanya ingin memastikan bahwa kamu tidur dengan pulas tanpa gangguan siapapun. Dan paman juga menjaga kamu agar tidak di mangsa oleh ular” kata musang sambil tersenyum jahat.
Mendengar kata ular membuat Kikik takut dan langsung mengunci kandangnya.
Malampun tiba, Kikik tidur di dekat pintu dan lupa memberitahu induknya atas kedatangan sang musang siang harinya. Kikik dan induknya tertidur sangat pulas tanpa mengetahui bahwa sang musang yang licik telah berada di depan kandang dan sedang mencari cara agar bisa masuk.
Musang licik segera menemukan cara untuk masuk ke kandang lalu menerkam ayam Kikik dan membawanya menjauh ke perbukitan. Ayam Kikik yang malang menjerit sekuat tenaga meminta tolong. Namun tak satupun yang mampu menolongnya dari pemangsa yang hebat.
Ibu Kikik sangat sedih karena anak semata wayangnya telah diambil oleh predator yang licik. Sungguh malang nasib ayam Kikik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar