Pages

Gempa Pidie Jaya


Cut Nathasya
Kelas IV SDN 1 Trienggadeng

Waktu itu hari menjelang subuh tanggal 07 Desember 2016. Suasana rumahku sepi. Ayah sedang di kamar mandi, ibu sedang bersiap-siap melaksanakan sholat subuh. Aku masih tertidur lelap. 
Tiba-Tiba seisi rumah bergerak sendiri. Tubuhku seperti di goyang - goyang. Lampu gantung seperti terbang. Gelas dan piring di lemari jatuh pecah berhamburan. Kita semua ketakutan. " Ada gempa...! ada gempa....! Ayo keluar....! ayo keluar!" suara papa terbata - bata. Kami semua keluar rumah. Tetangga juga keluar semua. Kami semua bergerak menuju ke daerah dataran yang lebih tinggi takut air laut naik seperti yang terjadi tsunami di Banda Aceh. 

Mereka berkumpul dan bercerita. Tentang gempa yang terjadi. Mereka saling berbicara dan menanggapi. Ada yang berkata, bahwa gempa bumi terjadi karena retakan dan beradunya lempengan di laut seperti yang terjadi tsunami di Meulaboh. Ada yang berkata pula, bahwa gempa bumi terjadi karena kehendak Allah S.W.T. Sebagai peringatan bagi orang - orang beriman. Agar tidak melupakan kewajiban dan mejauhi maksiat. 

Tidak terasa hari sudah semakin terang. Ketika semua kembali ke rumah masing - masing. Aku melihat ada tetanggaku yang menangis karena rumah mereka hancur roboh akibat gempa. 

Rumah baru kami walaupun belum di tempati juga menjadi korbannya. Aku menangis, karena teringat sehari sebelumnya kami sekeluarga gotong royong membersihkannya. Rencananya tanggal 1 Januari 2017 bertepatan tahun baru papa mengatakan bahwa kami akan pindah ke rumah itu. Aku cuma bisa berdoa dan mengikhlaskan musibah yang menimpa kami. Ya Allah cukup sekali kami merasakan musibah ini mudah-mudahan tidak ada lagi bencana di tanah rencong tercinta ini.. Amin ya Rabb….

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar