Pages

Gambar Rumah Asty



Oleh : Dian Rahmawati 


Di bulan Agustus seperti ini banyak lomba diadakan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI. Salah satunya adalah lomba menggambar yang sedang diikuti Sherly. Dia bersemangat mewarnai gambarnya yang hampir selesai. Lomba gambar kali ini bertema “Rumahku”. 

Sherly menggambar rumah indah yang seperti istana. Rumah ini adalah rumah impiannya. Di sekeliling rumah itu ada taman bunga yang indah dan asri, lengkap dengan ayunan warna warni yang bisa digunakan bersantai sambil membaca buku, sungguh indah. Sherly sangat yakin bahwa gambar rumah miliknya akan memenangkan lomba kali ini, karena dia sudah sangat sering memenangkan lomba menggambar tingkat kota maupun provinsi. 

Selain bersemangat mengikuti lomba, Sherly juga menyemangati Asty teman sebangkunya untuk mengikuti lomba gambar. Menurut Sherly, gambar Asty sebenarnya bagus, tapi Asty kurang memiliki imajinasi yang indah seperti dirinya. 

“Asty, ini crayon punyaku, warnanya lengkap. Kamu pakai ini, buat warnain gambarmu” Sherly mengulurkan crayon miliknya. 

“lha kamu pakai apa?” Tanya Asty ragu-ragu menerima crayon itu, meskipun sebetulnya dia membutuhkannya karena crayon miliknya sudah tidak lengkap lagi warnanya. 

“Papa semalam membelikanku crayon baru buatku. Yang ini sudah banyak yang patah, tapi masih bisa dipakai kok, kamu terima ya!” Asty pun menerima crayon itu dengan senang hati. Meskipun kaya, Sherly tidak sombong dan tetap mau berteman dengannya yang hidup sederhana. 

Dengan crayon pemberian Sherly, Asty menyelesaikan gambarnya, karena batas pengiriman gambar untuk lomba berakhir dua hari lagi. 

-*- 

Setelah gambar Asty selesai diwarnai, dia menitipkannya pada Sherly yang akan mengirimkannya ke panitia lomba. Tetapi tiba-tiba… 

“Asty, rumah yang kamu gambar kok jelek banget sih. Mana bisa menang lomba, ganti gih, ini aku masih ada kertas gambar” Sherly mengulurkan kertas gambar kosong pada Asty. 

“Em, nggak usah deh, itu memang rumahku!” jawab Asty 

“bener kamu nggak mau gambar rumah lagi yang bagus, ini aja yang aku gambar bukan rumahku tapi rumah pamanku yang bagus banget, lagian panitianya kan nggak tahu rumah kita kayak apa” 

“nggak usah deh Sher, nggak apa-apa” 

“okelah kalau gitu, ini nanti kukirim ke panitia!” 

-*- 

Hari pengumuman sepuluh besar gambar terbaik pun tiba. Nama Sherly dan Asty ada diantara nama-nama itu. Namun ada satu hal yang membuat Sherly menyesal, ada catatan di pengumuman itu bahwa untuk menentukan Juara satu, dua dan tiga Panitia akan mengunjungi rumah sepuluh peserta yang gambarnya masuk sepuluh besar. 

Setibanya di rumah, Sherly langsung merajuk ke Papanya agar mengganti alamatnya ke panitia agar rumah yang nantinya dikunjungi adalah rumah pamannya yang dia gambar untuk lomba. Namun di luar kebiasaan, Papa yang selalu menuruti keinginannya justru menolak 

“Sherly, menjadi pemenang itu perlu, namun jujur dalam berlomba itu harus!” jawab Papa 

“Tapi Pa,…” air mata Sherly sudah mau turun 

“Sherly, gambarmu kan bagus, kamu juga sering menang lomba. Kalau dalam lomba ini kamu kalah, itu bukan karena gambarmu tidak bagus, namun karena kamu kurang teliti dalam membaca aturan lombanya. Ini juga pelajaran buatmu, bahwa untuk menang tidak hanya membutuhkan karya yang bagus, namun juga ketelitian dalam memahami peraturan lomba. Kejujuran adalah yang paling utama, apalagi lomba ini untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI yang ke-72” jelas Papa sambil menepuk pundak Sherly, menyakinkan bahwa hal ini adalah pelajaran baru untuk Sherly. Ketelitian juga dibutuhkan untuk hasil yang maksimal dan kejujuran merupakan kemenangan yang sesungguhnya. 

Setelah panitia mendatangi rumah seluruh peserta lomba menggambar yang masuk sepuluh besar, Panitiapun mengumumkan juaranya. Asty berhasil menjadi juara pertama sekaligus berhak atas hadiah uang beasiswa. Menurut panitia Asty menggambar dengan bagus, meskipun gambarnya benar-benar rumah orang tuanya dia tinggali yang sederhana dan apa adanya tidak ditambahi maupun dilebih-lebihkan, jadi terlihat sangat natural. 

Hal itu membuat Asty bahagia dan menjadi pelajaran untuk Sherly tetap menjaga kejujuran dalam setiap hal. Asty dan Sherly pun bertambah semangat untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI yang ke-72 dengan semangat mereka yang kreatif dan sportif. 

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar