Pages

Kiki Sang Penolong

 


Oleh: Agus Yulianto  


Di sebuah pulau bernama Asinga, hiduplah seekor Singa bernama Rajak dan seekor monyet bernama Kiki. Rajak sangat gagah dan kuat,  yang paling ditakuti. Sedangkan Kiki terkenal cerdik dan lincah. 

Pada suatu sore Rajak sedang berjalan santai di tepi sungai. Tanpa ia sadari, kakinya menginjak akar pohon yang menjalar di tanah. Akar itu melilit erat dan menjerat kakinya. Rajak mencoba menarik kakinya sekuat tenaga, tetapi justru semakin terperangkap. Ia mengaum keras meminta pertolongan.

 “AUUMMMM!! Tolong aku!” suara aumannya menggema di seluruh hutan. Namun, hewan-hewan lain justru ketakutan dan berlari menjauh.

Dari atas pohon, Kiki yang sedang mencari buah mendengar suara Rajak. Ia segera melompat dari satu dahan ke dahan lainnya. Ia pun bergegas menuju suara itu. Begitu melihat Rajak dalam kesulitan, Kiki segera mencari cara untuk membantu.

“Tenang, Rajak! Aku akan membebaskanmu,” seru Kiki dengan penuh keyakinan.     

 Kiki dengan gesitnya melompat ke akar yang melilit kaki Rajak. Ia menggigit dan menarik akar itu sedikit demi sedikit hingga akhirnya kaki Rajak terbebas.      

Rajak menggerakkan kakinya dan mengaum senang. “Terima kasih, Kiki!,” kata Rajak dengan penuh rasa syukur.

      Kiki tersenyum bangga.

---**---

Beberapa hari kemudian saat sedang bermain di atas pohon, Kiki melihat sarang lebah yang menggantung di dahan kecil. Ia penasaran dan mendekat untuk melihat lebih jelas. Namun, tanpa sengaja, ranting yang dipijaknya patah!

Kiki terjatuh dari ketinggian dan melayang di udara. Lebah-lebah yang terganggu pun mulai beterbangan dengan marah. Di bawahnya ada sungai yang arusnya cukup deras! 

Rajak yang sedang beristirahat di pinggir semak-semak melihat kejadian itu. Tanpa berpikir panjang, ia segera berlari ke arah Kiki dan menangkapnya dengan cakarnya yang kuat sebelum Kiki jatuh ke sungai.

 “Aku menangkapmu, Kiki! Sekarang kau aman,” kata Rajak dengan lega.

  Kiki yang masih terkejut langsung memeluk Rajak, “Terima kasih, Rajak! Kau menyelamatkanku!”

Rajak tertawa kecil. “Bukankah kita harus saling tolong menolong? Seperti kau menolongku waktu itu, aku juga akan selalu menolongmu.”

Keduanya pun saling berpelukan penuh haru.

---**--

Hari-hari berlalu,  Rajak serta Kiki semakin akrab. Mereka bermain dan berburu bersama. Namun, suatu hari, datanglah seekor macan bernama Surya ke hutan mereka. Ia sangat kuat serta cerdik.

Surya memperhatikan kedekatan Rajak dan Kiki lalu tertawa sinis. “Singa dan monyet bersahabat? Itu lucu sekali,” katanya. 

Rajak mengernyitkan dahi. “Kenapa lucu?” tanyanya.

 “Karena singa adalah raja hutan. Kau harus berteman dengan sesama pemangsa, bukan dengan monyet kecil yang hanya pandai melompat-lompat,” ujar Surya dengan nada meremehkan.

Rajak terdiam. Ia tidak pernah berpikir seperti itu sebelumnya. Apakah benar bahwa ia, sebagai singa, seharusnya hanya berteman dengan sesama hewan buas?

Kiki yang mendengar percakapan itu merasa sedih. Ia tak menyangka ada yang menganggap persahabatannya dengan Rajak aneh. Namun, ia tetap tersenyum dan berkata, “Persahabatan itu bukan soal ukuran atau kekuatan, Surya. Aku dan Rajak sudah saling menolong dan menjaga. Itu yang terpenting.”

Surya tertawa lagi. “Kita lihat saja nanti. Seberapa kuat persahabatan kalian.” Ia pun berlalu berjalan dengan congkahnya. 

---**---

Hujan deras mengguyur hutan tanpa henti. Sungai meluap dan tanah menjadi longsor. Hewan-hewan berlarian mencari tempat yang aman.

Di tengah kekacauan itu, Kiki sedang berada di dahan tinggi. ketika ada angin kencang membuatnya kehilangan keseimbangan. Ia terjatuh tepat ke dalam lumpur yang dalam!

Kiki mencoba bergerak, tetapi semakin ia berusaha keluar, semakin ia tenggelam, “Tolong!” teriaknya panik.

Rajak ketika mendengar suara sahabatnya. Tanpa berpikir panjang, ia berlari ke arah suara itu. Saat tiba di sana, ia melihat Kiki hampir tenggelam dalam lumpur. “Bertahanlah, Kiki! Aku akan menolongmu!” teriak Rajak.

Namun, lumpur itu sangat dalam, dan jika Rajak masuk terlalu jauh, ia juga bisa terjebak. Ia harus berpikir cepat.

Saat itu, Surya datang dan melihat kejadian tersebut. “Jangan nekat, Rajak! Kau bisa ikut terperangkap! Biarkan saja monyet kecil itu,” katanya.

Rajak menatap tajam Surya. “Aku tidak akan meninggalkan sahabatku! Aku lebih memilih mempertaruhkan nyawaku daripada membiarkannya tenggelam.”

 Rajak segera mencari batang pohon besar dan menjatuhkannya ke lumpur, lalu ia merayap ke ujungnya dan mengulurkan ekornya.

  “Kiki! Pegang ekorku kuat-kuat!” pintanya.

 Kiki menggapai ekor Rajak dan menggigitnya erat. Rajak menarik sekuat tenaga, hingga akhirnya Kiki berhasil keluar dari lumpur.

Kiki terengah-engah tetapi tersenyum lega. “Terima kasih, Rajak… Aku pikir aku tidak akan selamat.”

Surya terdiam, melihat bagaimana Rajak mempertaruhkan nyawanya untuk seekor monyet. 

Sejak saat itu, persahabatan mereka semakin erat. Meskipun berbeda, mereka bisa saling melengkapi dan menolong satu sama lain. Hutan menjadi tempat yang lebih indah karena adanya persahabatan. **




















Bionarasi


Agus Yulianto. Suka menulis cerpen, cernak, puisi dan esai. Seorang guru swasta di SMK Wikarya Karanganyar, lahir di Karanganyar, 27 Juli 1987. Debutnya dalam kancah sastra dimulai pada tahun 2009. Ia mulai secara serius menekuni dunia kepenulisan dengan aktif di beberapa komunitas maupun organisasi kepenulisan.  

Karya sastra solonya dalam  Kumpulan Cerita Pendek Secangkir Cinta Cappucino (2019) Penerbit Surya Pustaka Ilmu, Buku kumpulan Puisi Lelaki, Hujan, dan Sepotong Kisah (2019) Penerbit Bitread,  Antologi Cerita Pendek Amygdala (2020) IMP Indiva Media Kreasi, Kumpulan Cerita Anak Pelangi di Kemuning Penerbit Era Intermedia sebagai buku pengayaan, Kumpulan Cerita Remaja Mencari Jalan Pulang (2019). Buku terbarunya kumpulan cerita misteri Ruang Sebelah (2024) Penerbit Bookies Literasi, dan satu cerita fabelnya masuk dalam Kumpulan Dongeng Fabel Kuki Selalu Terlambai (2025) Penerbit SIP Publishing. 

Di dunia maya, pembaca bisa berinteraksi melalui: 

FB: Agus Yulians

Instagram: agusbacpacker

Tik Tok: kangguruagus

email: yuliagusyulianto@gmail.com.

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar