Pages

Pixel dan Dunia Tak Terlihat




Oleh Gunawan Trihantoro

(Sekretaris Kreator Era AI Provinsi Jawa Tengah) 

Pixel adalah seekor kucing kecil berbulu abu-abu yang tinggal di rumah Mia. Mia adalah seorang anak perempuan yang gemar bermain dengan teknologi, terutama headset realitas virtual (VR).

Suatu hari, Mia mendapatkan headset VR terbaru dengan fitur yang sangat canggih. "Pixel, kamu harus lihat ini! Dengan ini, kita bisa menjelajah dunia baru," kata Mia sambil memasang headset di kepalanya.

Pixel hanya mengeong sambil memperhatikan Mia yang mulai asyik bermain. Namun, sesuatu yang ajaib terjadi saat Mia menyentuh tombol khusus di headset itu.

Tiba-tiba, sebuah sinar biru terang keluar dari headset dan menyentuh Pixel. Kucing kecil itu mengedipkan matanya, lalu mendapati dirinya berada di tempat yang sangat aneh.

Pixel kini berada di dunia virtual. Semuanya terlihat seperti potongan kecil cahaya yang terus bergerak, membentuk pohon, jalan, bahkan langit biru. "Apa yang terjadi?" pikir Pixel sambil berjalan perlahan.

Di dunia itu, Pixel bisa berbicara! "Mia? Di mana kamu?" panggilnya. Namun, yang datang bukan Mia, melainkan seekor burung biru bercahaya.

"Selamat datang di Dunia Tak Terlihat, Pixel! Aku Bit, pemandumu di sini," kata burung itu sambil melompat-lompat di udara.

Pixel merasa bingung tapi juga penasaran. "Bagaimana aku bisa ke sini? Dan bagaimana caranya aku kembali?" tanyanya.

Bit menjelaskan bahwa headset VR milik Mia telah membuka portal ke dunia virtual ini, dan Pixel terperangkap di dalamnya. "Untuk keluar, kamu harus menemukan Kunci Cahaya," kata Bit.

Pixel mengangguk. Meski takut, ia tahu harus menyelesaikan tugasnya agar bisa kembali ke Mia. Ia mulai berjalan mengikuti Bit, menjelajahi dunia yang penuh keajaiban.

Sepanjang perjalanan, Pixel bertemu dengan makhluk-makhluk aneh, seperti kupu-kupu bercahaya yang bisa bernyanyi dan pohon yang berbicara dengan nada lembut.

"Tempat ini memang indah, tapi aku rindu rumah," kata Pixel kepada Bit.

"Jangan khawatir, Pixel. Kunci Cahaya ada di Hutan Data, tapi kamu harus hati-hati. Ada bahaya di sana," kata Bit dengan nada serius.

Pixel menguatkan hatinya. Ia tahu bahwa ia harus berani. Dengan langkah kecil, ia memasuki Hutan Data yang penuh dengan pohon bercahaya dan suara misterius.

Di tengah hutan, Pixel bertemu dengan makhluk besar bernama Glitch. Glitch adalah penjaga Hutan Data yang sering mengganggu para pengunjung.

"Siapa yang berani masuk ke wilayahku?" tanya Glitch dengan suara menggelegar.

Pixel merasa takut, tetapi ia mengingat Mia yang pasti mencarinya di dunia nyata. "Aku hanya ingin menemukan Kunci Cahaya agar bisa kembali ke rumah," jawabnya dengan suara gemetar.

Glitch terdiam sejenak, lalu berkata, "Kalau begitu, kau harus menyelesaikan teka-teki ini."

Glitch memberikan sebuah teka-teki tentang pola angka dan warna. Pixel merasa kesulitan, tetapi dengan bantuan Bit, ia berhasil memecahkan teka-teki itu.

"Baiklah, kau berhak mendapatkan Kunci Cahaya," kata Glitch sambil menyerahkan kunci kecil yang bercahaya biru.

Pixel merasa lega. Ia memegang Kunci Cahaya dengan hati-hati, lalu mengikuti Bit ke portal yang akan membawanya pulang.

"Selamat tinggal, Pixel. Kau adalah kucing yang sangat berani," kata Bit sebelum Pixel melangkah ke dalam portal.

Dalam sekejap, Pixel kembali ke ruang tamu di rumah Mia. Mia yang sedang mencari-cari Pixel terkejut melihat kucing kecil itu tiba-tiba muncul di dekat headset VR.

"Apa yang terjadi, Pixel?" tanya Mia sambil memeluknya.

Pixel hanya mengeong, tetapi dalam hatinya ia merasa lega karena petualangan itu telah berakhir. Kini, ia tahu bahwa dunia tak terlihat menyimpan keajaiban, tetapi rumah adalah tempat yang paling ia rindukan.


Tamat.

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar