Assalamualaikum sahabat Popot dan Nyanyak yang kritis dan cerdas. Semoga semua dalam keadaan sehat wal afiat serta dalam lindungan Allah.
Tanggal 26 Desember 2023 menjadi tanggal yang bersejarah bagi masyarakat Aceh, Indonesia dan juga dunia. Tahukah sahabat semua mengapa dikatakan bersejarah? Pasti ada penyebabnya, benar bukan?
Ya, tentu saja begitu. Nah, barangkali, sahabat -sahabat yang rajin dan banyak membaca, atau sering mendengar cerita dari Orangtua, pasti sudah tahu apa yang terjadi di Aceh pada tanggal itu. Kalau belum tahu, sekarang Popot dan Nyanyak mau ceritakan sedikit. Begini lo ceritanya.
Pagi itu, hari Minggu atau Ahad, tanggal 26 Desember 2004, tiba-tiba sekira pukul 08.00 waktu Indonesia Bagian barat (WIB) bumi Aceh berguncang begitu dahsyat. Ya, Aceh diguncang oleh gempa bumi yang dengan kekuatan 9.1 skala Richter. Berat sekali ya sahabat. Guncangan yang menyebabkan kita tidak bisa berdiri, apalagi berjalan atau berlari.
Bayangkan saja ya, rumah dan bangunan yang sangat kuat atau kokoh banyak yang rusak, bahkan hancur. Ya, sangat kencang lo sahabat semua. Akibat dari guncangan yang begitu kuat dan orang-orang ketakutan dan berusaha keluar dari rumah, agar tidak tertimpa benda-benda yang jatuh di dalam rumah. Bukan hanya benda yang ada dalam rumah, tetapi juga kalau rumahnya roboh, sangat berbahaya, bukan?
Pastilah sangat berbahaya. Orang-orang bisa cedera atau meninggal dunia. Lalu, ketika bumi berguncang begitu kuat, terbayang nggak ya seperti apa air laut? Saat itu, mungkin tidak semua orang yang terbayang. Malahan banyak orang yang pada hari Minggu itu yang sedang berada di pantai, mandi di laut, menyaksikan kalau air laut surut dan menyebabkan banyak ikan terdampar di pantai. Karena banyak yang tidak tahu bahaya kembalinya air laut ke pantai, banyak orang yang lalai mengambil ikan yang sedang tergelepar-gelepar di atas pasir. Kala itu gelombang raksasa yang oleh orang Jepang menyebutnya dengan tsunami itu menghantam daratan, menghancurkan dan membawa hanyut segala yang ada di daratan, bangunan-bangunan hancur dan rata dengan tanah disapu bencana tsunami pagi itu. Menurut cerita dan apa yang kita saksikan, gelombang raksasa itu menghantam hingga sejauh 6 kilometer. Bayangkan saja sahabat semua, sebuah kapal apung pembangkit listrik yang begitu besar dan berat, bisa dihanyutkan gelombang tsunami hingga terdampar di Punge yang jaraknya sekitar 6 km itu. Dahsyat bukan?
Sangatlah dahsyat. Akibatnya semua bangunan hancur dan rata dengan tanah, kalau pun ada yang tersisa sangatlah sedikit. Semua harta benda yang dimiliki saat itu habis disapu tsunami. Bukan hanya harta benda itu yang hilang dan hanyut, tetapi ratusan ribu orang. Jumlah yang meninggal tercatat sebanyak 227.898 jiwa. Banyak sekali bukan?
Benar. Jumlahnya sangat banyak. Karena banyaknya orang yang hanyut dan meninggal serta luasnya wilayah yang dihancurkan oleh gelombang tsunami tersebut, membuat masyarakat dunia ikut menangis melihat kondisi Aceh. Masyarakat dunia pun beramai-ramai datang membantu untuk membangun kembali Aceh , hingga menjadi lebih baik seperti sekarang.
Nah, begitulah ceritanya sahabat Popot dan Nyanyak yang cerdas. Kini sudah 19 tahun berlalu. Aceh pun kini sudah pulih dari trauma tsunami itu. ( Tabrani Yunis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar