Oleh Anton Sucipto, SP
Pada suatu pagi hari, nampaklah Musang sedang menanam biji jagung di lubang tanah. Satu demi satu biji jagungnya dimasukkan ke dalam lubang tanah. Tempat itu cukup luas, sehingga dapat ditanami jagung dengan jumlah yang banyak. Tiba-tiba muncullah ayam Kate di tempat itu.
“Selamat pagi Musang sahabatku, kamu tampaknya sibuk sekali ya?” kata Kate mengagetkan Musang.
“Iya nih, aku sedang menanam biji jagung, agar nanti jika sudah tumbuh besar, aku bisa memanennya. Jagung itu makanan kesukaanku,” kata Musang.
“Wah kau memang sahabatku yang pintar. Aku juga suka makan jagung,” sahut Kate.
“Bagaimana jika kamu ikut menanam biji jagung itu? nanti kalau sudah mau panen, kamu nanti aku beri sebagian jagung buat kamu?” tanya Musang sambil menanam biji jagung.
“Baiklah aku setuju,” sahut Kate.
Kemudian Musang memberi beberapa biji jagung kepada Kate. Musang memang sangat baik karena mau mengajak sahabatnya itu agar ikut menanam jagung. Jika suatu saat pohon jagung telah tumbuh besar dan siap dipanen, maka Musang berjanji akan memberi sebagian hasil panennya kepada Kate.
“Aku harap kamu mau menjaga kebun jagung ini, karena sekarang aku ada keperluan, di hutan sebelah timur. Nanti jika sudah tiba waktu panen jagung, aku pasti kembali lagi ke sini,” kata Musang.
“Baiklah, aku pasti akan menjaga kebun jagung milik kamu ini!” sahut Kate.
Lalu Musang pergi dari tempat itu. Sementara Kate masih berada di sana. Dia berniat menjaga kebun jagung milik Musang.
Setelah berbulan-bulan lamanya, Musang ternyata lupa untuk kembali mengunjungi kebun jagungnya itu.
““Aku heran, kenapa Musang tidak juga kembali ke sini. Kupikir jagung ini aku petik saja,” gumam Kate.
Kate tampaknya merasa lapar. Lalu dia memetik sebutir jagung yang sudah matang di kebun itu.
“Lega juga, sudah makan jagung ini!” ucap Kate sambil memakan jagung.
Kate ternyata lupa bahwa dia berjanji akan menunggu Musang kembali ke tempat itu. Dia lupa jika semua jagung di sana adalah milik dari Musang. Tetapi dia mulai menjadi serakah dengan memetik jagung itu. Kemudian dia memanen semua jagung yang sudah matang di kebun miliknya Musang. Jagungnya banyak sekali. Kate memetik jagung satu persatu dengan cepat.
“Jagung ini kumakan saja, Musang pasti tidak akan kembali lagi ke sini,” ucap Kate.
Kemudian Kate mengajak makan semua ayam, yang berada dekat dengan kebun jagung itu.
“Ayo semuanya! makanlah jagung-jagung yang sudah matang dan enak rasanya!” seru Kate sambil membagikan jagung pada yang lainnya.
Ketika mereka sedang asyik makan jagung, datanglah si Kancil ke tempat itu. Dia pun terkejut melihat Kate dan semua temannya memakan jagung.
“Hai, apakah semua jagung ini milik kamu?” tanya si Kancil.
“Ya betul!” sahut Kate.
“Setahuku kebun jagung ini milik Musang, kamu seharusnya tidak mengambil semua jagung yang sudah matang itu!” kata si Kancil.
“Kebun ini milikku!” sahut Kate.
Beberapa saat kemudian si Musang muncul di kebun itu. Musang sangat terkejut dan panik bukan main.
“Kenapa semua jagung kau makan? Apakah kamu yang memetik jagung-jagung milikku itu?” kata Musang kecewa sekali.
“Eh.., itu jagungnya tidak matang, pohonnya kena penyakit jadi tak berbuah jagung!” kata Kate berpura-pura.
Lalu si Kancil berjalan ke bagian pojok dari kebun itu. Perlahan-lahan dia membuka tumpukkan daun-daun kering. Ternyata di dalamnya terdapat sekeranjang jagung yang sudah matang. Musang pun kecewa pada Kate yang telah mengambil jagungnya itu.
“Kamu tidak bisa berbohong lagi, ini ada buktinya, sekeranjang buah jagung yang telah di petik! Kenapa kau mengambil semua jagung milikku!” Musang kesal sambil mengambil sekeranjang buah jagung itu.
“Aku kira kau takkan datang ke tempat ini lagi, jadi aku petik saja jagungnya, waktu itu aku sangat lapar,” Kate tampak ketakutan.
Musang terlihat sangat marah dan kecewa. Lalu si Kancil mencoba melerai atau mendamaikan mereka.
“Kate kamu seharusnya minta maaf pada Musang, karena kamu telah ingkar janji. Kamu disuruh menjaga kebun milik Musang, malah kamu memetik semua hasil jagung dan kau makan sendiri. Itu perbuatan yang tidak baik, kamu harus berjanji tidak akan mengulanginya lagi!” kata si Kancil.
“Iya aku janji tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi,” ucap Kate.
“Kamu juga harus meminta maaf kepada Musang,” sahut si Kancil.
Lalu Kate menghampiri Musang yang masih tampak kecewa.
“Musang yang baik, maafkanlah aku, sungguh aku merasa bersalah, tolong maafkanlah kesalahanku ini,” kata Kate sambil tertunduk menyesali perbuatannya.
“Baiklah, aku memaafkan kesalahanmu, tetapi kau harus mau menanam biji jagung lagi ya? Nanti kita menanam jagung bersama-sama, kau bersedia kan?” sahut Musang tersenyum.
“Iya aku mau,” jawab Kate tampak senang.
Si Kancil merasa terharu melihat mereka.
“Musang memang baik hatinya,” gumam si Kancil sambil tersenyum.
Akhirnya Musang dan Kate berjabat tangan. Mereka sekarang kembali bersahabat. Mereka berjanji akan saling membantu dan tolong-menolong.
Penulis : Anton Sucipto, SP.
Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar