Oleh Malihatun Nikmah
Suatu hari di sebuah kebun mangga, tinggallah sebuah keluarga semut merah dengan anggota keluarganya yang sangat banyak. Semua semut bekerja sama membuat sarangnya dari daun-daun. Semut merah membentuk bulatan yang terdiri dari beberapa gabungan daun-daun. Mereka menyatukan daun ke daun lainnya menggunakan cairan seperti lem yang mereka keluarkan dari mulutnya.
Para semut merah tahu bahwa musim panas akan segera selesai dan akan berlanjut musim hujan yang cukup panjang. Maka dari itu, keluarga semut merah membuat rumah dari daun-daun agar tidak tertimpa air dan angin kencang saat hujan nanti.
Ketika musim hujan, makanan juga akan sangat sulit didapatkan, maka para semut merah segera mencari berbagai makanan untuk mereka kumpulkan sebanyak-banyaknya sebagai bahan makanan persediaan ketika musim hujan telah tiba.
Berbeda halnya dengan semut hitam yang tempat tinggalnya berada di lubang-lubang tembok rumah. Mereka tidak perlu membuat rumah. Semut hitam hanya perlu makanan yang cukup. Mereka juga tidak perlu mencari makan dalam jumlah banyak. Karena, semut hitam bisa dengan sangat mudah mendapatkannya. Itu terjadi karena semut hitam dekat dengan rumah. Butiran-butiran gula, roti, biskuit bisa mereka dapatkan dengan mudah di dapur, di ruang tamu, dan di mana pun sumber makanan berada di dalam rumah itu.
Di pagi yang sangat cerah, para semut merah yang jumlahnya sangat banyak, bekerja sama membagi tugas untuk mencari makanan. Semua semut merah berbaris rapi dan saling menerima makanan untuk dimasukkan ke dalam sarang mereka. Apabila berat makanan tidak bisa diangkat sendiri, maka para semut merah akan bergotong royong mengangkat makanan bersama-sama.
Di hari yang sama, kelompok semut hitam juga mencari makan. Namun, cara mencari makan semut hitam berbeda dengan semut merah. Semut hitam akan berpencar dan saling mencari makanan yang dijumpai. Ketika menemukan makanan, semut hitam akan saling berbisik bila bertemu semut hitam lainnya. Mereka berbisik, untuk memberi tahu tempat makanan berada dan mendatangi tempat makanan itu bersama-sama.
Bibu salah satu semut hitam yang menemukan sumber makanan di dapur tepatnya di bawah meja makan. Dia menemukan butiran biskuit. Dengan sigap ia memberi tahu tempat makanan itu dengan membisikkan ke semut-semut lainnya. Mereka akan saling berbisik ketika berpapasan dengan semut hitam lainnya. Hingga pada akhirnya mereka akan berkumpul di tempat makanan yang ditemukan itu dan memakannya bersama-sama dengan berkerumun.
Di saat yang bersamaan, Bibab si semut merah tengah kehausan. Ia berjalan gontai di dalam kebun mangga hingga akhirnya tiba di tepi kolam ikan yang berada tepat di depan rumah sebelah embok rumah Bibu si semut hitam.
Bibab si semut merah menjulurkan badannya yang mungil ke arah air untuk minum. Tapi malang, tak sengaja dia malah tercebur.
Dengan panik, Bibab si semut merah berteriak. “tolong...tolong...tolong aku”. Tapi tidak ada yang mendengarnya. Bibab berteriak lebih kencang. Namun tetap saja, tidak ada yang datang menolongnya.
Ketika Bibab mulai letih dan hampir tenggelam. Seekor semut hitam bernama Bibu tak sengaja melintas di pinggir kolam dan melihat Bibab si semut merah. Bibu segera memanggil semut lainnya untuk menarik sehelai rumput panjang dan menjulurkan rumput itu ke dekat Bibab. Sehingga Bibab bisa naik ke atas rumput panjang itu. Dengan sekuat tenaga Bibu dan semut hitam lainnya menarik rumput panjang dan akhirnya Bibab selamat.
Bibab sangat kelelahan. Namun, ia sangat senang dan bersyukur karna Bibu dan semut hitam lainnya telah menyelamatkannya.
Bibab sangat berterima kasih kepada Bibu dan pada semut hitam lainnya.
Bibab : “Ma kasih ya suda h menolong aku, oh ya nama kamu siapa?”
Bibu : “Aku Bibu. Kalau nama kamu siapa?”
Bibab: “Aku Bibab dari keluarga semut merah”
Bibu : “Kenapa kamu sendiri Bibab, mengapa tidak berkelompok, kan berbahaya?”
Bibab : “Aku tadi berkelompok kok, tapi karna aku haus. aku memisahkan diri dan mencari air untuk minum dan ketemulah di sini”
Bibu : “Oooh begitu, lain kali hati-hati ya Bibab, apakah kamu sudah meminta izin pada ibumu atau pada salah satu semut merah lainnya untuk mencari minum?”
Bibab : “Tidak Bibu, mereka terlalu sibuk mencari makan”. Bibab terlihat sedih dan murung setelah menjawab pertanyaan Bibu.
Bibu : “Mengapa kamu terlihat sedih sekali Bibab ?”
Bibab : “Aku sedih sekali, karna hari ini adalah hari ulang tahunku dan keluargaku tidak ada yang mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Bahkan, seekor semut merah sekalipun. Mereka lupa, tidak memperhatikanku. Keluargaku sibuk mencari makan untuk persediaan musim hujan”.
Bibu : “Jadi sekarang ulang tahunmu, wah selamat ulang tahun ya Bibab. Jangan sedih dong, aku kasih hadiah mau ?”. ujar Bibu berusaha untuk menghibur Bibab.
Bibab : “Ma kasih ya Bibu kamu baik sekali”, mereka berpelukan. Terlihat wajah Bibab senang dan tersenyum bahagia. “memang kamu mau kasih hadiah apa Bibu ?” tanya Bibab penasaran.
Bibu : “Nihh...makanan untuk kamu”. Sambil menyodorkan makanan pada Bibab.
Bibab : “Waaahh...ini apa Bibu ?”
Bibu : “Itu biskuit”
Bibab : “Biskuit ?, ini makanan ?, aku belum pernah memakannya”
Bibu : “Iya itu makanan Bibab, enak sekali. Rasanya renyah, gurih dan juga ada manis-manisnya. Manis kayak kamu. hehehe”
Bibab : “Ah kamu bisa saja”. Ujar Bibab tersenyum malu-malu.
Bibu : “Pulanglah Bibab, jangan berlama-lama di sini. Nanti keluargamu mencari kamu. Kasian mereka takutnya mereka cemas”.
Bibab : “Baiklah aku pulang”
Bibu : “Hati-hati ya Bibab di jalan. Mungkin saja keluargamu memberi kejutan ke kamu”. Ujar Bibu sambil melambaikan tangan perpisahan ke Bibab.
Dari kejauhan Bibab juga melambaikan tangan dan berteriak “ahh mana mungkin, keluargaku sibuk. Kalau ucapan kamu itu benar terjadi, aku akan kembali lagi ke sini untuk menemui kamu”. Kata Bibab.
Di sepanjang perjalanan Bibab senang karna dia mendapat hadiah dari teman yang ia baru kenal. Tiba-tiba Bibab bertemu dengan Belalang Sembah dan Lebah. Keduanya mengucapkan selamat ulang tahun pada Bibab.
Sang Belalang Sembah menari di dekat Bibab. Dia menari dengan sangat anggun. Gerakan tangan dan badannya yang pelan dan lembut membuat tariannya sangat mengagumkan. Sedangkan Lebah bernyanyi memberi suara terindahnya untuk memadukan tarian si Belalang Sembah. Mereka bertiga kegirangan bahagia dan bernyanyi sama-sama.
Setelahnya Bibab menuju pohon mangga tempat sarangnya berada. Namun, ia heran mengapa di sepanjang batang pohon sepi. Biasanya di saat sekarang ini semua semut merah masih sibuk mencari makan.
Dia pun masuk ke dalam sarangnya, alangkah terkejutnya Bibab. Ibu, Ayah, dan keluarga semut merah memberi kejutan pada Bibab. Mereka mengucapkan selamat ulang tahun serentak pada Bibab. Sarang mereka di hiasi pesta ulang tahun untuk Bibab dan banyak berbagai makanan lezat yang disuguhkan. Bibab akhirnya menangis terharu ia tidak menyangka dengan semua ini. Padahal ia telah berpikir buruk pada keluarganya.
Ibu dan ayah Bibab memeluk Bibab. Di dalam pelukan, ibu mengatakan “selamat ulang tahun anakku sayang. Ibu dan ayah sayang sekali padamu”. Bibab terharu dan memeluk ibunya erat-erat. Dan semua para semut merah memberi ucapan selamat, hadiah dan menyalami Bibab.
“Lihatlah ini ibu, aku tadi mendapat hadiah juga dari Bibu si semut hitam, Belalang Sembah dan Lebah. Mereka juga sayang aku.” Kata Bibab sambil menunjukkan hadiah dari teman-temannya. “waahh mereka baik sekali”. Ujar ibu Bibab.
“Ooh iya bu, aku sempat berjanji pada Bibu apabila keluargaku memberi kejutan aku akan kembali ke sana. Bibu dan semut hitam di sana juga menolongku saat aku hampir tenggelam di kolam ikan”. Ujar Bibab pada ibunya.
“Syukurlah kamu selamat anakku, mereka baik sekali telah menolong kamu. Kamu harus menepati janji itu, pergilah ke sana dan berilah sebagian hadiah dan makanan ini untuk mereka. Sampaikan juga salam ibu pada Bibu”. Ujar ibu Bibab.
Esok harinya Bibab mendatangi Bibu dan memberikan separuh hadiah dan makanan yang lezat yang dibantu para semut merah lainnya untuk membawakannya pada Bibu dan keluarga semut hitam lainnya. Bibab dan para semut merah berbaris rapi membawa makanan menuju rumah Bibu. Keluarga semut merah dan keluarga semut hitam hidup bahagia karna saling menyayangi dan mengasihi satu sama lainnya serta penghuni kebun mangga lainnya.
Pesan dan Nilai Moral:
1. Pekerjaan yang berat apabila dikerjakan secara bersama-sama akan terasa ringan dan cepat selesai.
2. Saling menolonglah terhadap sesama apabila mengalami kesusahan.
3. Meminta izinlah kepada orang tua apabila kita hendak meninggalkan rumah
4. Jangan berpikiran buruk terhadap sesuatu atau kepada orang lain
5. Selalu berpikir baik atau positif
6. Menghibur teman apabila sedang bersedih
7. Apabila memiliki janji harus ditepati
8. Saling memberi makanan apabila berlebih
9. Saling mengasihi dan menyayangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar