Pages

HURUF PERTAMA BUAT MEMED



Oleh Alby S.

 

 

Pernahkah kalian berkunjung ke tempat wisata Api Tak Kunjung Padam? Itu loh, tempat wisata yang ada di kotaku. Kota Pamekasan, tepatnya di daerah Desa Tlanakan. Kalau kalian berkunjung ke sana, jangan heran bila bertemu anak kecil di pintu gerbang. Anak kecil yang suka bernyanyi dengan musik bekas kaleng susu. 

Ya, akulah anak kecil itu. Sekarang umurku tujuh tahun. Tapi aku belum sekolah. Itu karena faktor ekonomi keluargaku yang tidak mencukupi. Ibuku pemulung. Sementara ayahku tidak tahu dimana. Menurut cerita Ibu, Ayah pergi tepat setelah aku lahir. Sampai sekarang kami tidak tahu Ayah berada dimana.  

Ibu juga pernah berkata ingin menyekolahkanku. Supaya aku bisa jadi anak pintar. Tapi sayang, Ibu tidak punya cukup uang untuk mendaftarkan aku masuk sekolah. Jadi aku membantu ibu mencari nafkah. Agar aku bisa sekolah. 

Hari ini, aku ngamen di tempat wisata Api Tak Kunjung Padam. Aku berdiri di depan pintu gerbang sambil memainkan bekas kaleng susu yang berisi kerikil. Beberapa pengunjung memberiku lembaran rupiah. Aku tersenyum dan mengangguk ke arah mereka. 

Tiba-tiba mataku melihat seorang anak sebayaku keluar dari dalam mobil. Anak itu berjalan menggunakan tongkat. Kuperhatikan kakinya yang hanya sebelah. Mungkin anak itu menyadari kalau aku memperhatikannya. Dia tersenyum ke arahku. Tiba-tiba buku yang didekapnya terjatuh. Beberapa kertas juga berhamburan. Serta merta aku berlari dan membantunya.

“Terimakasih, ya,” ujarnya lembut.

Aku mengangguk dan memukul kaleng musikku.

“Kamu sekolah?” tanyanya dan kujawab dengan gelengan kepala.

“Kenapa tidak sekolah?” 

“Tidak ada biaya.”

“Tapi kamu bisa membaca?”

“Tidak,” jawabku tersipu malu.

“Kenapa tidak belajar membaca meskipun tidak sekolah?”

“Tidak ada yang mengajariku.”

“Bagaimana kalau kita belajar bersama?” tawarnya.

Aku langsung menggangguk setuju. Kemudian anak itu berjalan menuju mobilnya dan sesaat kembali lagi. Kemudian kami duduk di bawah pohon keres.

“Namaku Diah. Kita bisa jadi teman. Aku bawa buku cara belajar mengenal huruf abjad. Oh iya, nama kamu siapa,” ujarnya kemudian.

“Memed,” jawabku tak lepas melihat buku di tangan Diah.

“Kamu tahu tulisan “Memed” itu bagaimana,” ucapnya. 

Aku hanya menggeleng. Diah membuka buku. Di situ aku lihat gambar meja dan ada tulisan besar.

“Nah, ini yang bergambar meja ditulis dengan awalan huruf “M”. Nama kamu juga diawali dengan huruf -M,” terang Diah. 

Aku memperhatikan apa yang dikatakan Diah. Kemudian Diah menuliskan susunan huruf di selembar kertas kosong.

“Med, coba kamu baca nama kamu ini,” ujar Diah seraya memberikan contoh.

“M-E-M-E-D,” ujarku pelan sesuai contoh Diah.

Diah tersenyum. “Bagus. Ini susunan huruf untuk nama kamu. Bila ada sekolah gratis, kamu mau sekolah dan belajar, tidak?” tawar Diah.

“Iya, aku mau!” jawabku antusias.

“Kakakku akan jadi tenaga pengajar sukarela di sini. Haji Sodiq mau membangun sekolah gratis di tempat ini. Nanti kamu bisa sekolah,” terangnya

“Benarkah?” tanyaku tak percaya.

“Iya. Sekarang kakakku sedang rapat di rumah Haji Sodiq,” jelasnya.

Mendengar penjelasan Diah, aku sangat gembira. Sebentar lagi aku akan sekolah. Aku akan belajar dengan tekun, batinku gembira. Tapi aku tetap harus tetap giat bantu Ibu agar kelak bisa sekolah lebih tinggi lagi. 

Aku segera pamit pada Diah untuk memberitahukan hal ini pada Ibu. *** 

 

 

BIODATA PENULIS

================

 

-       Menekuni dunia kepenulisan sejak usia 13 tahun secara otodidak. Kini beberapa tulisan remaja telah menghiasi majalah regional maupun nasional seperti, majalah Tera, Activa, Ukhuwah, Annida, Story. Adapun untuk tulisan cerita anaknya sudah banyak yang dimuat di berbagai medai seperti majalahKuncup,Mentari,IMUT,Lampung Post, SOCA, Radar Bojonegorodan lain-lain. Tulisannya juga pernah dibukukan seperti, antologi Puisi “Cinta Dini Cinta Senja” (2006),AntologiPuisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010 dan Antologi Cerpen Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010 Oleh Dewan Kesenian Mojokerto, Antologi Cerpen “Bunga-Bunga Layang” Halaman Moeka Publishing 2010, Antologi Lelaki beraroma Ayah, Hasfa Publisher 2011.

-       Adapun beberapa prestasi yang pernah diraih seperti Juara I Lomba “Smart Writing” se Kabupaten Pamekasan, Finalis Lomba “Menulis Surat Inspiratif Cinta” Esakura Cinta, Pemenang Audisi Antologi Naskah “Karena Ayah” Hasfa Publisher, Pemenang Audisi Cerpen Anak FTS, Pemenang Nominator Fiction Competition Dumalana, dll.

-      Selain itu penulis juga aktif di beberapa kegiatan kepenulisan seperti SSRI(Sanggar Sastra Remaja Indonesia), FLP Cabang Pamekasan, dan Pe-eR Club (PRC) sebuah kelompok belajar menulis yang didirikan bersama penulis cerita anak QS. Emmus di Pamekasan. Sekarang selain fokus menulis, penulis juga sering mengisi waktu dengan berbagi ilmu kepenulisan bersama teman-teman di Pamekasan seperti di FLP, PII dan juga di Pe-eR Club sendiri.  Bagi yang ingin kenal dan berbagi cerita, silahkan kirim surat ke email : albysyafie@gmail.comatau dhienrengmanise@gmail.com  

 

 

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar