Pages

Impian Ghina





Oleh Putroe Rajwa Kamila

Pagi yang cerah hari ini. Ibu sudah memasak sarapan. Setelah Ibu siap - siap untuk pergi bekerja, Ibu langsung berangkat bekerja. Ayah yang baru mau sarapan. Aku memanggil ayah untuk duduk di sampingku, menemaniku sarapan pagi. Sayangnya Ayah cuma pamit sambil berbicara di telepon gengamnya dengan seseorang. Aku ingin sekali superit anak - anak lain. Setiap sarapan ditemani oleh keluarganya. Namun sayangnya aku tak pernah merasakan itu. Orang tua aku sangat sibuk. Ibuku adalah aktris  ternama, dia cukup sibuk. Ayahku pengusaha. Dari pagi sampai larut malam dia masih di tempat kerjanya. Aku sangat ingin seperti anak- anak lain mengisi waktu luang dengan keluarga dan orang - orang yang dia cinta dan sayangi.

Bus sekolahku sudah datang. Aku segera berlari keluar rumah dan meminta izin berangkat sekolah dengan pengasuhku. Aku berlari ke halte bus dekat rumahku. “Ghina..!!!”. Salah satu temanku memanggilku. “ouh iya Naura, kenapa?”. Aku berlari mendekati teman dekatku bernama Naura. “gini Ghina.. sekolah kita akan membuat lomba nyanyi, namanya Doremi and Melody.” Temanku menarik aku masuk ke dalam bus. “ouh, jadi kenapa?”. Aku masih bingung apa maksudnya. “ Jadi kamu mau gak ikut?”Naura mulai mengeluarkan brosur lombanya. “ngak mau. Orang tuaku sibuk. Tidak bisa nonton penampilanku seperti tahun lalu.”aku menolak brosur yang diberi Naura. “kenapa tidak minta saja untuk libur sehari?” Naura mengasih brosur itu lagi kepada aku. “ Ibuku lagi merilis single baru. Ayahku baru membuka restoran baru”. Aku langsung berbalik arah dan kecewa.



Saat aku tiba di rumah, Aku memutuskan ingin memberitahu sesuatu ke orang tua aku. Ibuku malam ini pulang cepat. Ia tidur bersamaku. Aku terbangun di tengah malam, aku teringat dengan sesuatu yang aku ingin buat untuk dilihat oleh orang tuaku.

Keesokan harinya. Saat Ibu dan Ayah pulang mereka menonton televisi. Aku menyambungkan suatu kabel ke telivisi. Tiba tiba video yang aku buat itu terputar di televisi. Ibu dan Ayah terkejut melihatnya. Di dalam video itu aku menyampaikan terima kasih banyak sudah banting tulang untuk menafkahi aku. Setelah video itu selesai, aku berlari ke-arah Ibu dan Ayah memeluk mereka. Mereka tampak menangis setelah melihat video itu. “itu serius Ghina buat?” Ibu bertanya. Tampak tak percaya apa yang dia lihat. “ iya serius itu aku yang buat.” . Ibu tampak senang dan sedih sambil memelukku. “maaf-in kami ya Ghina.. kami tak bisa memperlakukan kamu kayak anak anak biasanya, pasti kamu itu kecewa” Ayah menyampaikan dengan hati sedih, kecewa. Aku sempat terbium sebentar, tapi setelah itu aku mulai merasa bersyukur.

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar