Oleh Afika Jasmine
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Masjid Raya, Banda Aceh
Pada suatu hari, Tino mengajak temannya untuk bermain sepeda. Kebetulan Tino tidak terlalu pandai mendayung sepeda. Lalu Rayyan mengajak para temannya, Tino, Iffat dan Furqan. Rayyan mengajak mereka untuk bermain di sekitar jalan raya. Padahal Tino tidak mau, karena dia takut tabrak, tapi dia malu. Mereka pun pergi ke jalan raya. Tak lama kemudian teman-teman Tino mengebut dan Tino pun ikut mengebut.
Tiba-tiba, Tino tak sengaja menabrak mobil Avanza yang diparkir. Lalu si pemilik mobil marah dan menyuruh Tino untuk mengganti kerugian. Tino tampak ketakutan. Lalu ia pun pulang ke rumah. Dia tidak menceritakan hal yang dia alami kepada orang tuanya, lalu Tino pun masuk ke dalam kamar dan ia mengambil tabungannya dan mengganti kerusakan mobil itu. Lumayan besar, Rp 500.000. Untunglah ada uang tabungan Tino sebanyak Rp 850.000. Tino merasa kehilangan banyak uang yang sudah ditabungnya sekian lama.
Tino sadar. Lalu Tino mengalami pengalaman itu. Tino tidak ingin mengebut sepeda lagi dan ia semakin berhati-hati mendayung sepeda di jalan raya. Pada mulanya, orang tua Tino tidak tahu. Namun orang tua Tino pun akhirnya mengetahui bahwa apa yang terjadi kepada Tino. Mengetahaui hal itu, orang tua Tino menanyakan apa yang terjadi kepada Tino. Tino pun menjawab dengan jujur. Orang tua Tino bangga mempunyai anak seperti Tino yang berkata jujur dan tidak menyusahkan orang tuanya. Jadi hati-hatilah mengendarai sepeda.
Namun begitu, orang tua Tino marah juga, karena Tino tidak menceritakan hal ini kepada orang tuanya. Lalu, Tino berkata “ibu, ayah aku berjanji tidak akan kata apapun yang sedang aku alami”. Oleh sebab itu, Tino sadar, kalau selama ini kedua orang tua Tino, selalu mengingatkan agar selalu jujur, patuh pada apa yang dikatakan orang tua, juga selalu taat pada aturan yang sudah disepakati. Pokoknya, Tino tidak mau negbut sepeda lagi. Tino insyaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar