Pages

Bentengi diri Anak Cerdas Anda


             


                                         

Oleh:Selo Wasono

Berdomisili di Jakarta

 

 

Para IbundaAnak Cerdas,

Begitu marak dan kompleksnya kasus “perkosaan terhadap anak-anak” mengisyaratkan kita untuk meningkatkan kewaspadaan dan perhatian yang lebih cermat dan cerdas, khususnya kepada anak-anak perempuan kita.

 

Tiga Cara“membentengi anak perempuan” berikut ini, semoga bisa menginspirasi Anda dalam mengawasi dan menjaga anak cerdas Anda. 

 

Cara berpakaian Anak Cerdas:

-Hindarkan pakaian harian yang ketat yang menonjolkan bagian tubuh privasi.

-Jangan kenakan blus dan rok sekolah yang cekak (di atas lutut).

-Lengkapi daleman singlet/miniset/ dan rangkapi celana dalam dengan celana pendek.

-Abaikan imej baju trendy/modis, tetapi lubang lengan dan leher terlalu menganga.

-Utamakanlah etika dan estetika berpakaian, harmonisasi, yang tidak mengundang syahwat.

Cara Bersikap Anak Cerdas:

 -Ajari sikap-sikap santun ketika duduk, jongkok, tiduran dan segala sikap yang mencerminkan  perempuan cerdas.


-Larang kebiasaan buruk meskipun di dalam rumah jika cuma memakai baju dalam saja, tidak menutup pintu kamar mandi, bertelanjang ke luar kamar mandi, salin baju di ruang terbuka.


-Tekankan bahwa “alat kelamin tidak boleh terlihat!” Oleh siapapun.

  Pastikan kalau itu sangat ditentang Allah dan diharamkan Agama.


-Bekali “sikap-sikap tegas” agar berani menolak, menghindar, menjauh, melarang, siapapun menyentuh bagian tubuhnya. Apalagi mencium, memeluk, mengendong dengan dalih apapun.


-Sarankan keberanian menyatakan: “tidak!” / “jangan!” Pada setiap perlakuan yang bertentangan dengan hati nuraninya. Gambarkan situasi-situasi darurat dan agar berani: “berteriak”.

 

Cara Bergaul Anak Cerdas:

-Pantau keberadaannya saat berlama-lama bermain di rumah tetangga walaupun terkesan baik.

-Kenali teman bermainnya dan orangtuanya. Pastikan mereka keluarga harmonis dan agamis.

-Amati terus menerus; jenis, perangkat, media dan sarana bermain bersama teman-temannya.

 Pantaskah untuk seusianya? Edukatif dan kreatifkah? Cegah, jika tidak!

-Cermati lingkungan bermainnya, sikap anak-anak dan orang-orang yang berada di sana. Amati setiap perilaku mereka terhadap anak Anda.

-Tapi jangan sepelekan! Gelagat orang di lingkup terdekat / bagian anggota keluarga Anda juga!

-Perbaiki cara Ayah dan Ibu bergaul di hadapan anak-anak. Hindarkan tutur kata, canda,

bahasa tubuh dan gerak-gerik yang mengandung unsur “romantisme” di depan anak-anak.

 

 

 

Bunda, mohon untuk diingat!

Tindakan perkosaan oleh (sebutlah) “monster” tidak selalu terjadi dengan “paksaan dalam waktu seketika.”  Tetapi bisa terjadi, didahului cara-cara sikap manis monster, dengan “memberi perhatian lebih, berlaku memanjakan, membelikan jajanan, mengajaknya jalan-jalan” dan sikap-sikap lain yang konteksnya mengambil simpati anak dan orangtuanya.

 

Padahal, di balik sikapnya tersimpan sejumlah “manipulasi.”

Tatkala anak berkesan tak ada lagi jarak karena terbiasa bercengkerama, bercandaan, bermanjaan dan ketika orangtuanya pun terlanjur  percaya penuh, mulailah monster mencandai, memanjai, tapi ke arah yang “tidak senonoh.”

 

Anak tidak akan protes! 

Anggapannya, itu perlakuan biasa-biasa saja. Sebagaimana kebiasaan pemanjaan monster kepadanya.

Juga sebab “terlanjur” menganggap, monster itu si “teman” paling dekat dan si “teman” paling baik.

 

Anak sama sekali tidak mengerti, bagaimana “berimajinasi” seperti yang dinikmati monster saat itu. Yang anak tau, ia sedang dicandai dan dimanjakan. Itu saja!

 

Tetapi bagi si monster, lama-lama merasa “di atas angin!”

Lalu akan berbuat terus, ke tingkat yang lebih memuaskan hasratnya: “perampasan kehormatan.”

 

Modus seperti ini, si anak tidak akan bercerita ke siapapun, apalagi mengadu kepada orangtuanya. 


DDasarnya; Pertama, anak tidak menjadikannya itu sebagai suatu beban. Karena yang dialaminya, dilakukan oleh si “teman” yang “terlanjur” mengikat emosionalnya cukup kuat. Kedua, walaupun anak sangat awam, tidak mengenal arti puncak imajinasi, baginya yang terpenting adalah agar hubungan yang dirasakan anak begitu nyaman, agar tetap berlanjut. Ke tiga, bisa juga oleh “doktrin” monster yang dirasukkan kepada anak, agar patuh tidak mengungkap.

 

Celakanya, baru terbongkar manakala terjadi hubungan mereka retak atau setelah anak hamil!

Tapi apa lacur?

Masa depan kemilau anak cerdas telah dirampas!

Naudzubillahimindhalik!

Majalahanakcerdas.com

Majalah Anak Cerdas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar